[BELOKAN 3]
“AWAS! GAS AIR MATA!!”
WAAA WAAA WAAAA
Gerombolan demi gerombolan membubarkan diri ketika gas air mata dilempar. Tak hanya di satu tempat, tapi juga di tempat-tempat lainnya yang terjadi kericuhan. Di mana para Mahasiswa dan anak-anak STM bergerombol dan menyerang aparat kepolisian. Terutama di gerbang depan yang menjadi pembatas langsung halaman gedung DPRD dengan tempat para pendemo. Bagaikan semut yang dihujani penyemprot serangga, para demonstran langsung berlarian menjauh tunggang-langgang, berusaha menghindari gas air mata yang memuntahkan asap putih pekat memedihkan mata.
Namun bagi yang tak sempat menghindar, dampak yang ditimbulkan sungguh tak main-main. Gas yang menyembur membuat mata menjadi pedih dan terus-terusan memproduksi air mata. Kulit yang terkena akan terasa seperti meradang atau tertusuk duri-duri kecil. Napas berat dan sesak di dada, kemudian tenggorokan sakit bagai tercekik.
Lalu mereka tumbang.
Para Mahasiswa yang melihatnya tampak mulai gentar. Begitu pula Mahasiswa berjaket kuning yang berlari kedepan demi melihat secara langsung tumbangnya teman-teman seperjuangannya. Matanya membulat, kemudian ia mengepalkan tangan kuat-kuat ketika polisi kembali melemparkan beberapa gas air mata dari balik tameng dan pagar-pagar pelindungan diri.
“Rangga, sekarang kita harus apa?! Kalau polisi melempar gas air mata sebanyak ini, kita nggak mungkin bisa memadamkannya seperti yang sebelumnya dikomandokan oleh Ketua BEM!” ujar Jhon Keling panik.
“Gue sendiri juga lagi buntu! Ada baiknya kita mencari orang itu dan mendiskusikan apa yang sebaiknya kita lakukan!”
Rangga dan kawannya, Jhon berbalik dari tempat itu demi mencari anggota BEM yang telah terpencar di beberapa tempat. Akan tetapi langkah Rangga terhenti ketika melihat sesuatu. Polisi di sisi lain yang tengah menahan amukan masa berisi sebagian besar bocah-bocah STM tiba-tiba melempari mereka dengan gas air mata. Salah satu dari anak STM bisa langsung memadamkannya dengan air mineral. Akan tetapi polisi ternyata tak hanya melempar satu gas saja, melainkan tiga sekaligus. Sudah terlambat untuk memadamkan dua lainnya, hingga akhirnya beberapa orang dari mereka pun terkena imbas dari gas air mata.
Hal itu tak disia-siakan oleh polisi untuk membekuk bocah-bocah itu, kemudian menyeret mereka untuk ditangkap. Tak ada perlawanan berarti yang dapat membuat polisi kesulitan ketika korban gas air mata yang semula anarkis telah melemah.
“Sial! Apa yang mereka lakukan?!”
Tanpa babibu Rangga langsung berlari ke tempat itu sembari memakai masker yang sebelumnya ia dapat dari Ketua BEM. Ia berteriak,
“DEK! JANGAN BIARIN SALAH SATU DARI KITA KETANGKEP! REBUT BALIK!!”
Seruan itu menyadarkan beberapa orang dan mereka dapat merespons dengan tanggap. Dengan segala keberanian dan kekuatan yang dimiliki, Mahasiswa dan anak-anak STM yang bersatu berusaha keras merebut kembali teman mereka yang hendak ditangkap. Baku hantam kembali terjadi. Polisi melancarkan pukulan-pukulan dan menendang teman-teman si korban gas air mata yang berniat melepaskannya. Mereka berjatuhan, terengah lelah kehabisan napas. Namun hal itu tak menyurutkan semangat dan rasa dendam yang lainnya. Mereka tetap berusaha menolong si bocah yang tertangkap. Rangga juga turut berusaha menarik si bocah, namun dirinya justru kena tinju dan terdorong.
Ketika itu tiba-tiba ia teringat salah satu adegan di film yang pernah ia tonton. Ia melihat kembali dengan cermat ke arah polisi yang berusaha melawan dan menarik korban gas air mata.
Hanya ada satu orang yang memegangi korban.
Kemudian ia menunduk, melihat ke arah pinggang yang terlilit jaket abu-abu. Jaket milik bocah yang seenaknya menitipkan benda itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEMO BERUJUNG 'BELOK'
FanfictionEpik combek fanfik demo berujung belok? 👀 Rencana bakal up untuk S3 Dengan tema : DEMO AFTER PEMILU dengan sorotan Character : Pak Rio x Mas Hide 👀❤ Please Comment dan like yaa kalau kalian beneran menantikan S3 nya 🥺🙏❤