🔞[[RIO X HIDE]]🔞

207 15 5
                                    

Rio x hide

Sosok dalam balutan kaus hitam dan celana doreng tentara berjalan menerobos kerumunan masa. Mengabaikan setiap tatapan keheranan dari orang-orang yang kebetulan melihat sosoknya. Melangkah dengan tergesa sembari membopong seseorang yang meringkuk di depan tubuhnya. Mereka mungkin berpikir siapakah gerangan yang tengah dibopong dengan begitu romantis dalam gendongan ala pengantin oleh pria gagah dan rupawan itu. Namun kata romantis sama sekali tak cocok digunakan dalam situasi kali ini jika saja mereka tahu kalau Rio tengah menggendong sosok Hide yang tertembak sebelumnya.

Hidayat atau Hide, yang sengaja ditutupi oleh Rio menggunakan seragam tentaranya tampak jauh lebih tenang. Tak meronta atau bahkan menyerapah seperti sebelumnya. Mungkin terlalu lelah untuk menolak dan memilih menerima begitu saja bantuan Rio untuknya. Sembari menahan rasa nyeri di bagian pinggang yang tertembak karena kecerobohannya. Membiarkan Pria dari Tentara Satuan Khusus itu menggendongnya untuk segera mendapat perawatan. Melindungi sosoknya dengan seragam agar tak dikenali orang-orang.

Rio mengalihkan tatapannya sejenak tatkala merasakan sepasang lengan yang melingkar di leher tebalnya mengerat dan sedikit mencakar fabrik di bagian bahunya. Mendengar samar desah napas yang menyakitkan dari sosok yang terluka cukup parah. Merasakan kepala yang menyandar di dadanya semakin berat dan menggelitiknya. Membuat wajah tampan itu menekuk dengan tak senang karena rasa khawatir dan iba di saat bersamaan.

“Bersabarlah, kita hampir sampai.” Bisiknya, sembari mengecup lembut puncak kepala yang masih tertutup seragam tentara. Rio berbelok ke arah tempat parkir yang tergolong sepi dan terpisah dari kerumunan. Mengeluarkan sesuatu dari kantungnya.

Biipp—

Bunyi kuncian pintu mobil yang terbuka terdengar cukup keras. Rio mendekati sebuah mobil "Jeep Rubicon" dan segera membuka pintu mobilnya. Secara perlahan meletakkan sosok dalam bopongannya ke kursi penumpang. Mencoba sebisa mungkin meminimalisir benturan agar tak menyakiti sosok itu lebih jauh. Namun rasa sakit dari luka di pinggang yang dicengkeram tak dapat sepenuhnya di tolelir. Lenguhan kecil terlepas tatkala seragam di tarik dari kepalanya. Memperlihatkan wajah pucat kesakitan yang berpeluh dan seperti ingin mengeluarkan tangis keluh. Sejenak Rio menyentuh wajahnya, merasakan tekstur halus dari wajah kecil itu dalam temperatur hangat nyaris panas. Menyadari bahwa pria yang terluka di depannya mulai mengalami demam sebagai efek dari luka tembakan sebelumnya. Pintu geser di tutup kembali. Rio berbalik masuk lewat pintu samping. Menutup pintu geser kursi penumpang dan menguncinya. Kini ia berfokus sepenuhnya pada sosok yang duduk di sampingnya—menatapnya dengan lemah lewat sudut matanya yang tajam dalam kesan kesakitan.

“Kamu—Kemana kamu ingin membawaku?” Tanya Hide, mulai membuka suara dengan nada serak.

“Ini mobilku. Akan lebih baik mengobatimu disini.”

“Bukan begitu kesepakatan kita sebelumnya!”

Rio agaknya paham dengan reaksi penolakan yang ditunjukkan Hide. Pria itu lantas meminta maaf, “Baiklah, salahku. Aku bertindak seperti ini atas keputusan pribadiku.”

Alis panjang membentuk garis dalam kesan terganggu. Menunjukkan tatapan penuh curiga dan waspada, “Apa yang sebenarnya kamu rencanakan? Apa kamu akan membawaku ke tempat Atasanmu? Atau kamu ingin mengorek informasi dariku? Yang manapun itu percuma saja karena usahamu akan sia-sia. Aku pasti akan berhasil melarikan diri.”

Ada raut tak menyenangkan yang terpantul di wajah Rio. Sosok Hide di depannya—dengan wajah pucat dan mendesis menahan sakit masih tetap bersikap waspada dan mulai mengatakan sesuatu yang sangat tidak perlu. Luka tembak di pinggangnya dicengkeram dengan kuat. Rio yakin luka itu bahkan masih terus mengeluarkan darah jika melihat dari jemari tangannya yang semakin berwarna merah.

DEMO BERUJUNG 'BELOK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang