[[S2]] [[BELOKAN 5]] : Tak Tergapai

43 9 0
                                    


~Kau takkan bisa mengubah apapun tanpa berusaha mencapainya~

CHAPTER 5 : Tak Tergapai


Ren meringsek. Memaksakan tubuhnya yang tinggi untuk terus maju. Mendorong aparat bertameng yang masih keras kepala mempertahankan gerbang yang telah berhasil di bobol. Ia tak peduli. Bahkan walaupun itu Polisi, Demonstran, atau bahkan Mahasiswa sekalipun yang menghalangi jalannya, ia akan menyingkirkan semua itu.

Karena yang ia pikirkan saat ini hanyalah satu hal.

Rangga.

"Minggir sialan!"

Dua polisi di barisan terbelakang jatuh oleh dorongan kuat di pundak mereka dari cengkeraman  tangan Ren. Merasakan kekuatan luar biasa meruntuhkan pertahanan mereka dan membuat mereka nyaris terjatuh. Membiarkan Ren meringsek masuk ke halaman gedung DPRD yang luas dan megah.

Namun selanjutnya ia dibuat tercekat.

Di depan matanya, barisan polisi bertameng khusus dalam jumlah besar berjajar memenuhi halaman gedung dengan seragam dan senjata lengkap. Mobil-mobil water cannon berjumlah lebih dari sepuluh buah tampak bagaikan hakim yang memberikan hukuman langsung kepada para penerobos dengan menembakkan air bertekanan tinggi. Tak tanggung, semuanya menyemprotkan air bersamaan dan menghujani halaman dengan air menyakitkan itu. Beberapa demonstran terpental, terjatuh, tersuruk di tanah. Beberapa lainnya bahkan di buat pingsan dan berguling-guling kesakitan karena terpapar gas air mata dalam jumlah yang banyak. Sedangkan yang mencoba kabur langsung di tangkap dan di pukul hingga lemas.

Ren tak dapat berkata-kata.

Sejak kapan Aparat diperbolehkan menyerang warga sipil dengan brutal seperti ini? Bukankah ada batas penggunaan untuk senjata semacam water cannon dan gas air mata? Dan apa-apaan dengan pakaian dan tameng macam ikut perang itu? Apa mereka benar-benar serius ingin menggempur para demonstran yang hanya bermodalkan jiwa yang gigih dan tubuh ringkih yang di paksakan aktif bergerak dengan perlengkapan lengkap serba canggih begitu?

Ini bukan lagi demonstrasi. Bukan juga tawuran atau baku hantam dengan gaya.

Tapi ini pembantaian!

Dan Mas Mahasiswa itu telah lebih dulu menerobos ke sini sebelumnya...

"MAS RANGGA!"

Ren yakin suaranya cukup keras untuk dapat di dengar semua orang yang ada di halaman. Akan tetapi tak ada respons balik yang didapat. Rasa panik memenuhi dirinya.

Dimana Rangga berada?!

Saat itulah, di sela-sela semprotan Water Cannon yang membabi buta. Di sela-sela kepulan gas air mata yang memedihkan mata. Ia melihat sosok Mahasiswa dalam balutan almamater kuning gading lusuh di bopong oleh seorang polisi dengan kepala menjuntai tak berdaya.

DEG!

Sosok itu di sana...

Dengan nekat Ren berlari, menerobos kepulan gas air mata yang masih berputar-putar di depannya. Mengabaikan kulit yang terasa perih dan mata yang mulai berair.

Ia hanya ingin melakukan satu hal.

"MAS RANGGA!"

Ia hanya ingin menyelamatkan Belahan Jiwanya.

"GUHK--"

Namun tanpa daya, tubuh yang sudah dilatih dalam berbagai medan tawuran itu tak dapat menerobos pertahanan mutlak aparat kepolisian dan akhirnya terdorong oleh semprotan mobil water cannon. Beberapa polisi bergerak maju, menangkap orang-orang yang di buat linglung oleh serangan beruntun. Bersiap menarik Ren yang baru saja dijatuhkan.

DEMO BERUJUNG 'BELOK'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang