Bab 7: Lampu Merah

833 120 4
                                    

Red Light

Night Has Come Fanfiction

Bab 7: Lampu Merah


"Apakah kamu menyimpan perasaan untuk Donghyun?"

Hyunho benar. Youngeun seharusnya tak memintanya menanyakan pertanyaan ini. Bukan waktu yang tepat. Namun mau bagaimana lagi, nasi sudah menjadi bubur.

"Aku peduli padanya. Tapi tidak lebih dari sekedar teman." Entah apa gunanya berbohong saat ini. Pada akhirnya Youngeun memilih jawaban teraman untuk diucapkan. Dia tak mau hal ini makin mengganggunya, tidak di tengah kekacauan yang sedang terjadi.

Hyunho menghela napas, "Cara Donghyun memandangmu, tersenyum untukmu. Kamu menyadari itu, kan?"

Sekali lagi pertanyaan Hyunho membuat Youngeun terkejut sekaligus kebingungan. Apa maksud sebenarnya dia membicarakan ini?

"Hyunho...aku tidak mengerti—"

Sebelum Youngeun dapat menyelesaikan kalimatnya, pintu terbuka lebar, membuat kedua orang yang ada di lapangan indoor itu sontak menoleh ke arah pintu. Rasanya Youngeun sangat bersyukur karena mungkin jika percakapan ini terus berlanjut, mereka hanya akan berakhir dengan kecanggungan tak terelakan.

Wooram—pelaku yang membuka pintu—bergegas masuk, kamera yang digantung di lehernya bergoyang saat dia tampak terburu-buru menghampiri Youngeun. "Youngeun, di sini kamu rupanya. Apa kamu melihat Junhee?"

Youngeun menggelengkan kepala, "Aku belum melihatnya sejak dari lobi. Apa ada yang terjadi?"

"Semua orang membicarakan tentang pemungutan suara. Mereka akan mulai menggunakan suara mereka."

"Apa?"


...


Sampai di lantai tiga, Wooram segera melesat melewati lorong pertama—lorong tempat insiden pertama terjadi. Tepat waktu, mereka bertiga akhirnya menemukan Junhee yang kini bersama Yoonseo dan Jeongwon.

"Hei. Aku mencarimu," ucap Wooram tergesa-gesa. "Ayo. Semua orang bilang mereka akan mulai memilih."

Alis Junhee bertaut mendengar informasi dari Wooram. "Yul meninggal setelah kita memilih, dan mereka ingin memilih lagi?"

"Kita tidak bisa pergi sampai permainan berakhir. Kita tidak punya pilihan," jelas Wooram terdengar putus asa.

Tentu saja. Semua orang pasti berpikir demikian. Mereka tak bisa keluar dari batasan terkutuk di luar, mereka tak bisa meminta bantuan, mereka tahu bantuan tak akan datang. Satu-satunya yang rasanya benar untuk dilakukan adalah menyelesaikan permainan dan keluar. Tapi itu artinya, harus ada yang menjadi korban.

"Tetap saja, bagaimana kita bisa melakukannya lagi? Kita harus menghentikan mereka." Yoonseo menggeleng pelan, "Kita tidak boleh memilih."

"Apa yang harus kita lakukan untuk meyakinkan mereka? Tak mungkin semua orang akan langsung setuju dengan ide ini, kan?" Youngeun menanyakan skenario yang mungkin terjadi. "Apalagi... sudah hampir tengah malam."

Tak lama pemungutan suara akan ditutup, namun belum ada satu pun dari mereka yang memilih. Itu bagus, jika mereka bisa melewati satu malam tanpa ada korban. Namun tetap saja, mereka tidak tahu apakah ada peraturan akan hal seperti ini.

𝗥𝗲𝗱 𝗟𝗶𝗴𝗵𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang