Bab 11: Mensan

848 122 8
                                    

Red Light

Night Has Come Fanfiction

Bab 11: Mensan


Alunan nada bel menandai hari baru, menyambut semua orang dari lelap mereka. Untuk pertama kalinya Youngeun terbangun dengan perasaan kosong yang serasa melubangi dadanya. Dan bahkan, semalam ia tak bermimpi. Itu sebuah pencapaian baru.

Youngeun membuka matanya—terasa sedikit perih karena semalam ia menangis dan efeknya terasa pagi ini. Ia melihat Hyunho yang berdiri menghadap pintu.

"Kamu baik-baik saja, kan?" tanya Youngeun dengan suara serak—yang mengagetkan Hyunho tentunya.

Hyunho berbalik dan mengangguk pelan, "Eo, aku masih hidup."

Pemuda itu lalu membuka pintu yang masih terkunci, mengindikasikan jika tak ada Mafia yang mencoba masuk secara paksa semalam. Mereka berdua selamat, bukan mereka target para Mafia.

Semalam, Youngeun bersembunyi bersama Hyunho di dalam kantor staf yang ada di lantai dua. Sementara yang lain berlarian di lorong, Hyunho langsung menariknya setelah identitas Mafia pertama terkuak. Beruntung mereka sempat menemukan ruangan kosong yang cocok sebagai tempat bersembunyi.

"Sebelum pemungutan suara terakhir ditutup,

Polisi menggunakan Keahlian mereka."

Dokter menominasikan siapa yang harus Disembuhkan.

Ia menominasikan Lee Yoonseo."

Benar, semalam Youngeun memilih Yoonseo.

Jeongwon mengemukakan analisisnya. Pada hari pertama, Youngeun menggunakan Keahlian-nya untuk Junhee dan kemudian di hari selanjutnya ia gunakan untuk dirinya. Mafia pasti juga mengetahui itu.

Mereka mungkin akan memilih seseorang yang punya hubungan dengan dua orang yang disembuhkan, mengira dia adalah Dokter. Meskipun opsinya masih terlalu luas, Youngeun akhirnya memutuskan untuk memilih Yoonseo, berharap bukan dirinya yang dibunuh.

Untungnya, memang bukan.

"Pada malam hari,

Park Jisoo dieksekusi oleh Mafia."

"Park Jisoo adalah Warga."

"Jisoo?" Mata Youngeun membelalak. Ia tergagap tak percaya. Kenapa Jisoo? Apa para Mafia tak menangkap petunjuk dari hari sebelumnya?

"Semua peserta, identifikasi Mafia dan mulai memilih."

Hyunho mendekat perlahan, menatap Youngeun dengan sedih. "Kamu pasti syok," katanya lembut seraya berlutut.

Dia mengusap pipi Youngeun yang terkena noda darah Wooram, menghapusnya dengan lembut. Hangat jari Hyunho bisa menenangkan hati Youngeun—meskipun sesaat, tapi itu sangat membantunya.

"Terima kasih, Hyunho... Aku sudah baik-baik saja sekarang." Youngeun bangkit dari lantai dan Hyunho segera membantunya berdiri. "Kenapa tiba-tiba Mafia membunuh Jisoo?"

"Kenapa?" Hyunho malam balik bertanya. Tampaknya dia juga tak punya petunjuk sama sekali soal ini. Dia menggaruk kepalanya kebingungan, "Aku juga tidak yakin."

𝗥𝗲𝗱 𝗟𝗶𝗴𝗵𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang