Bab 14: Berlumuran Darah

686 97 14
                                    

Red Light

Night Has Come Fanfiction

Bab 14: Berlumuran Darah


Ini pertama kalinya mereka berkumpul di ruang makan saat matahari masih bersinar terang, cahayanya masuk dan menerangi setiap sudut ruangan penuh meja dan kursi itu. Baru kali ini rasanya suasana di gedung retret tak terasa begitu suram.

Youngeun duduk di kursi di samping kiri Hyunho, tepat di depannya ada Kyungjun yang menyandar di meja. Soal tulisan di tembok sebelumnya, Youngeun belum sempat berbicara dengan si pemilik tulisan. Belum ada waktu, karena Junhee meminta mereka berkumpul lagi untuk diskusi.

Lagipula, bisa saja orang yang menulis itu hanya sedang membual.

"Aku tidak punya pilihan selain berbohong kemarin." Junhee akhirnya memecah keheningan. Dia memang mengumpulkan mereka kemari untuk mengklarifikasi beberapa hal. "Aku adalah Warga. Aku tidak tahu siapa Dokter-nya, tapi terima kasih."

Youngeun berusaha menahan senyumnya saat mendengar ucapan terima kasih Junhee. Rasanya senang saat mengetahui seseorang diuntungkan karena apa yang ia lakukan. Akhirnya ia bisa orang yang tepat—yah, semoga begitu.

"Kamu hidup kembali adalah masalah yang berbeda," balas Kyungjun. "Kami belum yakin apakah kamu Warga atau bukan."

"Itu benar. Kenapa identitasnya tidak terungkap kemarin?" tanya Mina yang wajahnya kini serius. "Identitas seseorang biasanya terungkap saat mereka mati."

"Jika identitasnya terungkap, permainannya jadi terlalu mudah." Semua orang menoleh ke arah Youngeun yang baru saja bicara. "Bukankah begitu?"

"Aku setuju. Junhee tidak keluar dari permainan, itulah kenapa perannya masih dirahasiakan dari kita semua." Jeongwon menambahi.

"Bagaimana denganmu, Yoojoon. Bukan kamu yang menulis pesan di dinding?" tanya Eunchan yang tampaknya masih curiga karena nama Yoojoon-lah yang tertulis di dinding. Youngeun paham, Eunchan pasti berpikir Yoojoon mungkin menulis itu untuk menutupi perannya, tapi Youngeun tahu betul siapa pelaku sebenarnya.

Tentunya Youngeun tak akan mengatakan itu pada siapapun saat ini juga karena Polisi adalah peran penting. Jika Mafia tahu tentang ini, Polisi itu akan segera dibunuh oleh mereka. Kerugian untuk tim Warga.

"Sudah kubilang bukan aku. Aku tidak akan sempat menulis itu di sana," kata Yoojoon membela diri.

"Benarkah? Kamu tidak terlihat di mana pun setelah kita menemukan mayat Seungbin di arcade." Somi mengamati Yoojoon lekat. "Benar, kan, Mina?"

Mina menatap Somi sebelum kembali melihat ke arah orang-orang yang kini menunggu pernyataannya, "Ya, benar. Yoojoon tidak bersama kami setelah dari arcade."

"Bukan begitu. Aku naik ke lantai tiga, aku pergi ke kamarku," ucap Yoojoon sedikit tak terima dengan Somi yang berkata seolah dia berbohong tentang perannya, padahal dia tak pernah mengaku sebagai Polisi.

"Apakah ada yang bisa membuktikan itu?" Somi kembali membalas dengan tajam, membuat yang lain terdiam selama beberapa saat.

"Daripada itu, bukankah mencari tahu pembunuh Seungbin lebih penting sekarang? Pembunuhan kali ini tampaknya memiliki motif yang kuat." Hyunho membuka suara. Semua orang paham apa yang dia maksud, karena kini semua tatapan beralih ke Jinha.

𝗥𝗲𝗱 𝗟𝗶𝗴𝗵𝘁Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang