TSG 10 |•| Moment Baik dan Rintangannya

29 5 0
                                    

Bab Sekala hadir nihh!

Semoga suka, aamiin.

Tandai kalo ada typo!

<>

HAPPY READING!

"Semua ilusi sudah menjadi angan-angan. Dan semua ketetapan akan momen sudah menjadi kenangan."

💐

SEKALA BINTANG POV :

Bagi Sekala hidup cuma sekali. Sekali pun belum tentu akan berjalan baik, tapi baginya hidup ini harus berjalan sesuai harapan, semoga.

Tanggal 29 Juni adalah tanggal yang dirinya selalu tunggu tiap tahun, pada tanggal itu dirinya mulai bertambah usia untuk menjadi dewasa.

Habsi, pemuda berperawakan tinggi tengah menunggu gadisnya di depan gerbang sekolah. "Kala, sini!" panggilnya setelah melihat gadis itu.

Sekala tersenyum hangat, "Udah lama bukan nunggu di sini?" tanya Sekala sambil memasang helm di kepalanya.

"Nggak kok, santai aja buat kamu mah," Sekala terkekeh mendengar itu.

💐

Aura dingin terus menusuk kulitnya, "Kalo hujan gini enaknya makan mie pake telor sih," gumamnya yang merasa lapar karena sedari tadi dirinya terus menonton acara mukbang di gadget-nya.

"Sekala, di panggil ibu," ujar seseorang di luar kamarnya.

Sekala membuka pintu, "Mau apa, teh?" tanyanya, Kenny- sang Teteh menggeleng tanda tidak tau.

"Yaudah Sekala ke bawah dulu,"

Setelah sampai di lantai bawah dirinya langsung menuju dapur, mendapati sang ibu yang tengah sibuk dengan peralatan dan bumbu dapur yang akan menjadi sebuah hidangan lezat.

"Kenapa ibu panggil Kala?" tanya Sekala. Sang ibu menoleh, "Bantu ibu buat makan malem, ya?" Sekala menganggukkan kepalanya.

Dengan cekatan Sekala mengaduk bumbu dan perasa yang sudah di intrusikan oleh sang ibu.

"Ibu ini udah mateng, selanjutnya apa?" tanya Sekala, sang ibu menoleh ke kanan dan ke kiri, "Kayanya sudah selesai,"

Sekala mengangguk senang, "Yaudah Kala ke kamar dulu ya," saat akan meninggalkan dapur suara ibu terdengar lagi.

"Kala siap-siap, ya? Dandan yang cantik, katanya teman bapak bakalan kesini makanya kita masaka sebanyak ini, nanti Teteh yang menyajikan ini mah," Sekala mengangguk singkat.

Setelah itu dirinya mulai masuk ke kamar, berdandan sebagaimana yang telah ibunya pinta, "Ribet, padahal kan gue mau leha-leha."

Sekala menancapkan beberapa skincare, tipis tidak berdempul.

Dengan cepat akhirnya selesai juga, dirinya mulai turun ke bawah lagi menunggu teman dari sang ayah.

Setelah cukup lama akhirnya mereka datang juga, dan Sekala terkejut dengan pemuda yang seumurannya.

"Anjir! Kok Ansa ada disini?" batinnya bertanya-tanya.

"Seperti yang sudah kita bicarakan beberapa tempo lalu, saya ke sini mempunyai niat baik terhadap putri bungsu kamu,"

Sekala menoleh ke arah ibu, "Kalo untuk itu saya serahkan kepada anak saya, karena yang akan menjalannya itu dirinya bukan saya." ucap Bapak.

Okeh. Sekarang Sekala paham kemana arah pembicaraan ini, "Mohon maaf, saya tidak bisa menerima ini, karena banyak hal yang ingin saya kejar, untuk masalah jodoh saya serahkan kepada yang di atas, sekali lagi saya mohon maaf."

TWENTY-TWO STRONG GIRLS  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang