TSG 01 |•| Kala Itu Di Tahun 2021

106 15 14
                                    

Ayo baca tentang cerita mereka lebih dalam. Cerita ini hanya Fiksi ya, tidak perlu kalian bawa kedunia nyata!

Tandai kalo ada typo!

Semoga suka, aamiin.

<>

HAPPY READING!

"Tahun ini awal mereka memasuki ruang lingkup kekeluargaan, masih awal dan tidak mengenali mereka satu persatu."

💐

Tahun 2021 sangat berat. Tahun kedua virus Covid-19 menyerang negara ini. Semuanya di perintahkan untuk hidup sehat.

Tahun ini awal mereka memasuki era baru, masuk dengan tekad ingin menjadi lulusan terbaik dengan nilai memuaskan.

"Kenalin nama gue Sekala Bintang, biasa di panggil Sekala." ujar gadis dengan rambut berkepang.

Uluran tangan di sambut hangat sebagian murid, perkenalan terjadi sebelum guru menyuruh mereka.

Netranya menelisik setiap intens semua murid yang berada di dalam ruangan itu. Tatapannya bertubrukan dengan beberapa murid di sana, sambil menampilkan senyum tipis.

"Daneshra!" panggil gadis dengan kacamata bertengger apik di matanya, sang empu yang di panggil menoleh, "Kenapa?"

"Kok lo ninggalin gue sih?! Kan udah gue bilang berangkat bareng," melangkah menuju tempat Daneshra berdiri.

Daneshra menatap malas, "Lama." mendengar ucapan itu membuat gadis berkacamata mendengus kesal.

Mereka berkumpul bersama dalam satu ruangan, berbincang dengan orang yang mereka anggap bisa di jadikan tempat bercerita.

Peraturan dari pemerintah menganggu mereka, yang dimana harus menggunakan masker setiap pertemuan.

Di sana terdapat murid dengan jumlah sedikit, 26 orang.

"Seriusan kelas kita muridnya cuma 26 orang?!" pekik Zynadra dengan muka yang di buat syok.

Pekikkan itu melengking hebat, membuat dirinya di tatapan dengan tatapan maut oleh yang lain. "Kecilin suara lo!" tegur Hanina.

Mendapat teguran itu Zynadra tersenyum malu, "Sorry,"

26 orang itu terdiri dari 3 laki-laki dan 23 perempuan, sangat sedikit bukan?

"Ini yang dari tadi diem aja gamau kenalan gitu?" tanya Neora yang pandangannya terfokus pada novel kesayangannya.

Neora di tatap banyak pasang mata, mereka bertanya siapa murid yang di maksudnya itu.

Neora berdecak sebal. "Itu anjir! Ngapain lo semua natap gue gitu?!" ucapnya sambil menunjuk ke arah siswi yang sedari awal masuk hanya jadi pendengar.

Mengikuti arah telunjuk gadis itu, dan benar, dia hanya diam tanpa merespons apapun. "Angela, ajakin ngobrol teman depan lo tuh," suara itu mengintruksi.

Sang empu yang beri intruksi itu hanya mengangkat bahu acuh, "Lo aja, kenapa harus gue."

"Yeuh. Lo kan deket," ujar Nizkara.

TWENTY-TWO STRONG GIRLS  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang