TSG 15 |•| Masa Terberat or Terindah?

20 4 0
                                    

Aku comeback cuyyy!

Ayoo berii apresiasi buat aku, dengan cara vote and komen. Ingat jangan jadi readers tak kasat mata!

Tandai kalo ada typo!

<>

HAPPY READING!

"Ingat pepatah 'Berakit-rakit kehulu, berenang-renang ketepian'. Dan artinya akan menjadi penantian kita di akhir perjuangan nanti."

💐

ANTARA DANESHRA POV :

Olahraga yang banyak di gemari kalangan remaja sekarang adalah bersepeda dan berlari. Dan tentu hal ini juga di gemari oleh anak adam yang tengah melakukannya.

Daneshra, gadis berkulit sawo dengan rambut terurai tengah melakukan olahraga itu, di temani oleh pemuda yang sangat tampan di sampingnya.

Mengayuh sepeda, yang sejak dari tadi belum menemukan tempat untuk beristirahat sejenak.

"Danes, di depan berhenti dulu, ya," teriaknya, karena jarak Angkasa dan Daneshra itu sedikit jauh.

Jika tidak seperti itu bagaimana dia akan mendengar? Karena pasti suaranya akan bersautan dengan beberapa kendaraan umum.

Daneshra mengangguk, meskipun kenyataannya Angkasa tidak melihat itu, "Dikira gue denger kali ya ucapannya, padahal kan nggak kedengaran sama sekali." gumam Daneshra.

Mendengar hanya sekilas maksudnya, tidak terlalu jelas, "Noh berhenti, kayanya tadi dia minta untuk istirahat dulu deh."

Rest Area dekat taman kota tujuan Angkasa untuk memberhentikan olahraga sepedanya, karena matahari sudah mulai sedikit demi sedikit memancarkan sinar terik.

"Bentar, aku beli minum dulu, kamu tunggu sini, ya." ucap Angkasa saat melihat Daneshra berada di dekatnya.

Daneshra hanya menghembuskan nafas pelan, dirinya sangat lelah sekali. Bisa saja tadi berhenti di beberapa tempat yang mereka lewati tadi. Tapi bagi Daneshra istirahat cukup sekali, jika keterusan itu bukan olahraga tapi kulineran.

Ini benar kan? Olahraga sama dengan kuliner, tidak semuanya begitu tapi ada beberapa yang seperti itu.

Angkasa sudah membawa 2 botol minuman dingin, "Nih minum dulu," ucapnya sambil menyodorkan botol minuman itu.

Daneshra menerima dengan senang hati, "Makasih," balasnya yang di angguki Angkasa.

💐

Setelah beristirahat di tempat tadi kini dirinya berada di Telaga. Tempat favoritnya sejak kecil dan bahkan sampai sekarang.

"Jangan lupa kabarin Ibu, nanti khawatir kalo kamu nggak bilang," Daneshra mengacungkan jempol.

"Udah dong, aman!" Angkasa mengangguk.

Keduanya tengah menikmati semilir angin yang menerpa kencang wajahnya. "Kamu tau dari mana tempat ini?" tanya Angkasa.

Daneshra menoleh ke arah Angkasa yang tengah memejamkan mata. "Dari Ibu, ini tempat favoritnya, dan jadi tempat favorit aku juga."

Angkasa mengangguk, "Kamu laper nggak? Mau pesen makan gitu?"

TWENTY-TWO STRONG GIRLS  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang