TSG 16 |•| Dunia Ini Sepi, Ya?

16 3 0
                                    

Yuyyy kembali lagii seng.

Marii bacaa, di mohon untuk menyiapkan tisuu, ingat this is FIKSI and sorry untuknya!

Semoga kalian semua suka, aamiin.

Tandai kalo ada typo!

<>

HAPPY READING

"Percaya atau tidaknya. Dunia ini hanyalah 'Sepi' bagi aku si gadis bermata sipit."

💐

EVARA SALMA POV :

Sudah hampir belasan tahun dirinya berdiri di kaki sendiri. Tanpa bantuan seorang Ayah maupun Ibu.

Jika di tanya dirinya iri, sungguh, sangat iri.

Tapi dirinya cukup senang bisa bersama seorang nenek hebat, yang menjaganya hingga sampai saat ini.

"Nek, terus lah berumur panjang, terus lah di samping Eva, membimbing dan menjadi orang pertama yang menikmati hasil jerih payah cucumu ini, Nek." doanya dengan penuh harap yang tinggi.

Doa itu semoga terkabul, Tuhan, tolong berikan kebahagiaan untuknya saat ini, hanya dia, yang Eva punya.

Evara, gadis keturunan Negeri Tirai Bambu itu sangat menyayangi sang Nenek, melebihi dirinya.

💐

Hampir kurang lebih satu jam dirinya menunggu sang kekasih, yang sangat boros waktu.

Jam 7 malam janjinya, tapi baru di tepati saat jam 8 malam, "Kamu teh meni lama, boros waktu ini mah," kesalnya.

Sang kekasih tersenyum tipis, "Maaf ya, tadi Kakak nyuruh buat nganterin orderannya, biasa lagi banyak-banyaknya."

Evara hanya mengangguk singkat, "Nanti mah jangan lupa kabarin ya, jangan buat khawatir sama telat kaya gini, ya!"

Raden mengganggukan kepalanya, "Iya, maaf, ya."

Keduanya akhirnya mengobrolkan banyak hal, banyak pembahasan yang di bahas, "Kamu jangan ngerasa sendiri, ada aku di samping kamu yang akan mendukung kamu." ucapnya sambil menggenggam erat kedua tangan Evara.

Evara menganggukkan kepalanya. "Iya," jawabnya dengan senyum tipis.

Raden adalah kakak tingkatnya di sekolah, tapi sekarang sudah lulus dan mangambil banyak peran di kehidupannya.

Raden bisa di deskripsi-kan sebagai rumah tempat sandaran baginya yang ternyaman. Dan keluarga Raden sudah menganggap dirinya sebagai putrinya.

"Tadi Kakak nanyain kamu, katanya suruh maen ke rumah, bakalan ada hadiah katanya," ucap Raden pada Evara.

Evara menatapnya dengan serius, "Yaudah besok aja pulang sekolah."

💐

Sudah pukul setengah 8 pagi, tapi siswi di kelas anak pemasaran hanya setengahnya yang masuk sekolah, termasuk Evara.

Evara menyengitkan dahinya, terlihat jelas kerutan, "Mayang, ini pada kemana? Kok pada sepi sih." Mayang menoleh, "Beberapa sakit, terus sisanya izin."

Waduh. Tumbenan sekali mereka bersamaan seperti ini, sepertinya ada yang aneh.

"Katanya besok ada tugas yang di kumpulin, yang nggak sekolah hari ini lagi nyiapin buat besok, ketua kelompoknya." imbuh Hanina saat memasuki kelas.

Hanina masuk dengan dua minuman dingin di tangannya, "Nah makanya dari itu kita habis pulang kita langsung ke rumah Sekala." Zynadra menimbrung.

Evara hanya mengangguk, pasalnya sejak semalam dirinya tidak mengetahui apapun yang ada di grup.

"Yaudah okeh!" jawab Evara.

Waktu terus berjalan dengan cepat. Membuat gadis itu tercengang dengan apa yang terjadi pada hari ini.

Sebuah perasaan sedih hinggap di dirinya tak kala netranya menatap sebuah keluarga yang cukup harmonis.

Pandangannya mengabur, air matanya menumpuk di matanya, "Kangen," hanya kata itu yang keluar dari mulutnya.

Kata yang sejak dulu ia katakan kepada orang sekitar. Matanya menatap langit mendung, sepertinya hari ini tengah berjalan seiras dengannya.

"Ayo ke rumah, udah di tunggu kakak," ucap Raden pada Evara.

Tangannya di tarik pelan oleh Raden, "Ingat, ada aku yang akan di samping kamu, Va."

Raden mengelus lembut punggungnya, "Eva-nya Raden kuat, jangan pernah sedih ya, jangan pernah menyerah untuk menyerah ya."

Demi apapun Evara sangat ingin merasakan kasih sayang orang tua, ingin merasakan dekapan hangat seorang ibu, dan ingin merasakan kecupan lembut dari sang Ayah.

Dunianya sangat sepi kalo kalian ingin tahu, dunianya hancur lebur jika dirinya harus bertopang pada kakinya sendiri.

Tuhan, apa harus dirinya sepi seperti ini? Apa harus dirinya menjadi sedih tanpa adanya belas kasihan?

Bagaimana caranya bahagia seperti mereka? Bagaimana caranya menghadapi masalah hidup yang berat.

Dan Evara akan pernah selalu bersyukur atas apa nikmat tuhan yang telah mengaturnya, dan terimakasih sudah menerima kenyataan menyakitkan ini.

Raden, makasih untuk semuanya. Atas kebahagiaan sederhana yang kamu ciptakan oleh dirimu dan keluarga. Aku menyukai itu dan sangat bahagia. Terimakasih sekali lagi.

"Eva harus kuat, aku selalu ada untuk kamu, kamu harus bahagia, dunia kami tidak sepi, ada aku di samping kamu untuk kedepannya." tukas Raden sambil memeluk tubuh ringkih gadis itu.

"Makasih, Den, makasih untuk semuanya, aku ucapkan itu." balasnya dengan nada bergetar.

Evara akan selalu bahagia dengan cara apapun, percayalah itu. Tuhan maha tau semuanya.

💐

Menurut aku ini sedih, gatau menurut kalian.

Jangan lupa vote and komen.

Makasih untuk semuanya, sampai ketemu di bab selanjutnya!

TWENTY-TWO STRONG GIRLS  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang