TSG 17 |•| Aku, Kamu, dan Skate

15 2 0
                                    

Guyss tolong apresiasi cerita ini, hikss...

Apapun yang ada di cerita ini ambil baiknya lalu kubur buruknya, okeh?!

Semoga suka selalu, Aamiin.

Tandai kalo ada typo!

<>

HAPPY READING!

"Tentang aku dan kamu yang ingin menjadi 'kita' semoga Tuhan kabulkan ketidak-mungkinan itu."

💐

ANGELA KIRANA POV :

Minggu di akhir bulan adalah hari yang selalu dirinya tunggu, hari ini adalah hari dimana dirinya akan melakukan hal favorit.

Arena permainannya sudah cukup ramai, sudah banyak teman-teman sebayanya yang sudah berlatih bermain itu.

Skeatboard adalah permainan atau olahraga yang dirinya cukup segani sedari kecil, bahkan hingga sekarang saat sudah beranjak dewasa.

Sudah hampir lebih dari 2 jam dirinya melakukan berbagai trik. "Angela!" panggil seseorang di barisan penonton.

Tempat ini sangat ramai jika hari weekend tiba, bahkan ada juga yang hanya menonton tapi tidak ingin berlatih, dan itu memang sering terjadi.

Sang empu yang di panggil pun menoleh, hanya melihat sebentar dan akhirnya mengistirahatkan badannya.

Tujuannya memang sejak tadi ingin istirahat tapi belum ada waktu yang pas. "Ngapain kesini, Dra?" tanya Angela setelah mengistirahatkan badannya di dekat kaca besar tempat Drazil berdiri.

Pemuda itu bernama Drazil.

Drazil duduk di samping gadis itu sambil memberikan sebotol minum, "Nih minum," sodornya yang di terima baik oleh Angela.

"Makasih." Drazil menganggukkan kepalanya.

Hari ini cuaca sangat tidak bisa di kondusifkan, "Lo di tanya sama gue, ngapain disini?" ulang Angela.

"Mau ketemu cewe gue dong," Angela mengangguk. "Cewe lo ngapain disini? Maen skate juga? Kalo iya kenalin kali ke gue," ucap Angela dengan beruntun.

Hanya kekehan yang terdengar dari pemuda itu, Angela seakan terhipnotis dengannya. Bagaimana tidak, penampilannya cukup menawan dengan style cowo.

Ayo bilang bahwa Angela itu bodoh! Jelas jelas Drazil cowo, emang dasar ya.

Mungkin maksudnya itu penampilan dia terlalu tampan dan ganteng, apalagi dengan rambut klimisnya itu, wow, cakep parah sumpah!

Drazil menepuk bahunya pelan, "Gue tau bahwa gue ganteng, nggak usah liat kaya gitu juga kali, La," Angela terbatuk mendengar ucapan itu.

Menelan ludahnya sendiri dan tersedak, "Apaan?! Lo ganteng? Mana ada!" sewotnya yang tengah menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat. Sangat cepat!

Kekehan terdengar keluar dari pemuda itu, dirinya sangat gemas dengan gadis di hadapannya ini, "Santai, La. Nggak usah sewot gitu dong jawabnya," pipi Angela merah mendengar itu.

"Kapan pake blush on?" Angela mendengus kesal, "Drazil sialan!" umpatnya.

💐

Langit sudah menurunkan rintiknya dengan deras banyak ribuan air yang turun sejak setengah jam lalu. Membasahi bumi dengan begitu cepat.

Matanya terus menembus ke arah langit, dengan senyum pedih dan luka goresan di hatinya.

Perlakuan seseorang belum bisa di maafkan, apalagi jika itu sudah menyangkut hal yang tidak mengenakan.

Pikirannya tertuju pada beberapa waktu lalu, saat dirinya di arena skeatboard, "Cewe lo siapa, Dra! Jangan buat penasaran dong anjir!"

Drazil duduk menghadapnya, mengelus surainya dengan kelembutan, "Cewenya itu lo, La. Angela Kirana, cewe yang udah gue kagumi beberapa bulan ini, mungkin hampir satu tahun."

Deg!

Ucapan itu menembus indera pendengarannya, membuat otot-otot tubuh Angela melemas.

Tidak. Dirinya menerima perspektif ini, tapi apa mungkin cewe itu dirinya? Apa mungkin Drazil menyukainya sudah selama itu? Dan, apa mungkin tadi sebuah ungkapan perasaannya?

Yang pasti dirinya tidak ingin mengambil banyak perspektif itu, "Hahaha... Lo nggak usah bercanda, Dra." balas Angela dengan mendorong pelan bahu pemuda itu.

Mata Angela bertubrukan dengan mata legam Drazil, "Gue nggak pernah bercanda tentang perasaan gue, gue yakin bahwa gue suka sama lo, Angela." bantahnya saat mendapatkan kalimat seperti penolakan.

Tapi setelah bantahan itu, ada seorang gadis yang dengan kurang ajarnya bergelendotan manja kepada Drazil. Dan dia hanya terdiam mendapatkan sentuhan itu.

"Dra, ayo balik, gue mau ketemu Bunda," gadis itu menarik paksa Drazil dari hadapannya.

Angela mengerutkan keningnya, terlihat jelas kerutannya, "Loh? Nggak bisa gitu dong! Dia lagi ngobrol sama gue." bentak Angela pada gadis itu.

Amarahnya sudah menggebu melihat itu dan perlakuan sang gadis. Sangat tidak tau malu sekali, di depan umum.

Langkah gadis itu terhenti dan cekelannya pada Drazil pun terlepas. "Apa ada masalah, Kak?" tanya gadis itu pada Angela.

Angela maju beberapa langkah, mengikis jarak antara dirinya dan Drazil. "Ya lo nggak bisa gitu dong! Dia lagi ngobrol sama gue dan seenaknya lo narik dia gitu aja!"

Drazil menarik tangan Angela, "La, lo nggak bisa gitu dong sama dia. Nggak usah naikin juga nada suaranya gitu," sorot mata Angela sangat tajam.

"Loh? Benerkan, dia," tunjuknya, "Seharusnya nggak narik lo di hadapan gue itu nggak sopan, Dra!" lanjutnya.

Drazil menarik tangan gadis yang menariknya tadi, membiarkan omongan Angela yang menurutnya tidak penting.

Tapi kalimat ini terdengar dan membuatnya mengepal erat. "Lo tadi nyatain suka sama gue, Dra. Tapi, sekarang lo malah mentingin dia? Dimana otak lo, Drazil?!"

Gadis yang bersama Drazil tersenyum, menarik tangan pemuda itu untuk menjauh dari Arena ini, "Lo berengsek, bangsat!" umpatnya dengan nada pelan.

Angela terus memutar otaknya, memikirkan yang tidak pasti dan membuat kesehatan mentalnya terganggu.

💐

Rintiya tengah menunggu seseorang yang katanya ingin dirinya menjadi pendengar. "Maaf ya, tadi ada kendala dulu."

Rintiya mengangguk, "Nggak papa, btw mau ngomong apa nih? Sampe mata sembab tuh," tuturnya.

Angela, gadis itu tersenyum, "Eh? Keliatan emang?" Rintiya mengangguk, "Nggak sih, gue pengen ngajak lo kulineran sambil temenin gue buat nenangin pikiran."

"Boleh tuh, kita ke kafe Dhyra aja," usul Rintiya.

Angela setuju, akhirnya keduanya menuju kafe Nadhyra, biasanya kalo malam akan ada live musik dengan musik yang cukup mengguncang hebat.

Biasa, request anak muda yang ingin menggalau.

Sampai di sana matanya tertuju pada pojok, pemuda dan gadis yang tadi pagi.

Tentang Drazil yang tidak tau asal muasalnya, "Balik aja, nggak mood gue." ucapnya sambil menarik tangan Rintiya.

Rintiya memandang cengo temannya ini. Kalo gini mending gausah aja dari tadi, buang buang waktu nge-gamenya.

Dan tanpa di sadari, Drazil menatap itu dengan tatapan sendu, terjadi kesalahpahaman.

Drazil. Akan menjadi semesta Angela, tidak sekarang, tapi semoga secepatnya.

Dan, Drazil akan berjanji untuk menjelaskan semuanya. Sampai tuntas.

💐

Ayoo vote and komen, help!

Sampai jumpa di part berikutnya terimakasih atas perhatiannya.

TWENTY-TWO STRONG GIRLS  (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang