Meita menarikku dengan paksa keluar dari ruangan osis. Hari ini adalah pengenalan pengurus asrama pada siswi baru. Mereka sudah berkumpul di aula, dan sang ketua juga sudah berdiri di depan mereka mulai berbicara.
Aku memasuki aula dengan rangkulan tangan meita. Beberapa pasang mata beralih melihat kami yang baru masuk. Kami pun duduk bergabung dengan anggota osis lainnya.
Mataku menelusuri pasa siswi baru di depanku. Mataku berhenti dan terpaku pada tatapan dingin yang juga memandangku. Aku mengerjap menegakkan bahuku, aku tersenyum tipis padanya, namun ia mengalihkan wajahnya tanpa membalas senyumku.
Usai pengarahan dari ketua, para anggota di bagi beberapa kelompok untuk membawa siswi baru tour area asrama dan tentu saja area sekolah. Aku dan meita memilih satu tim secara acak dengan mengambil kertas yang diundi. Meita membaca satu nama grup, seorang siswi mengangkat tangannya, kami pun mendekatinya.
"Udah lengkap kan?" Tanya meita pada siswi tersebut, meita memastikan dengan menghitung ulang. Lagi dan lagi mataku terkunci pada dia, si pemilik candy.
Meita memimpin jalan dan mulai menjelaskan apa saja yang mereka lewati. Ia juga menjelaskan aturan-aturan asrama terutama tentang kebersihan, waktu makan dan jam malam. Aku tak ada berbicara sedikitpun, aku hanya mengekori meita dan sesekali mengangguk meyakinkan penjelasan meita. Lambat laun langkah kakiku melambat hingga aku sampai di barisan belakang.
"Membosankan!" Celetuk seseorang. Aku mengangkat kepalaku menoleh ke asal suara.
"Untuk apa melakukan kegiatan seperti ini di hari pertama?, tak berguna" gerutunya lagi.
"Agar kamu tak tersesat?" Balasku. Wanita ini menoleh menatapku dingin.
"Kamu juga merasa bosan kan?" Selidiknya, aku tergagap.
"Tidak"
"Kamu bahkan datang telat 20 menit dari acara mulai, sekarang kamu juga tak menjelaskan apapun, dan terkahir jalanmu melambat membiarkan temanmu mengurus semuanya" ujarnya. Aku mulai merasa tak terima dengan ucapannya, ya memang aku tak berminat melakukan acara yang membosankan ini.
"Kamu sedang menegurku?" Tanyaku, ia mengangkat kedua bahunya dengan acuh.
"Hanya berbicara yang sebenarnya" jawabnya berjalan mendahuluiku, aku mematung mendengarnya, ku tatap kepergiannya dengan sinis. Apa dia tak sadar sedang berbicara dengn seniornya?, kenapa dia kasar sekali, dia tak semanis saat memberiku sebotol candy.
Aku mempercepat langkahku mensejajarkan dengan meita. Area terakhir yang kami datangi adalah kantin. Meita mengakhiri perkenalan area asrama di kantin ini. Aku dan meita memilih tinggal di kantin, membeli minuman dan cemilan. Beberapa anak juga mengikuti kami, sebagiannya keluar kantin.
Adik kelas yang cantik dan dingin itu juga memilih tinggal di kantin, ia membeli beberapa hal dan duduk di pojokan kantin dengan jendela terbuka. Ia menoleh keluar jendela dengan menopang dagunya.
"Kamu lihatin adik itu terus, kenal?" Meita menyenggol bahuku membuatku gagap.
"Tidak"
"Dia seperinya blasteran"
"Mungkin" jawabku, wajahnya memang tampak campuran, kulit putih dan hidung mancungnya serta postur tubuhnya memperlihatkan ia memang anak blasteran.
"Hari pertama asrama sulit beradaptasi..." sahut meita, aku mengangguk masih memperhatikannya. Ia tinggal di kamar vip, tentu wajar ia tak memiliki teman di hari pertama.
"Astaga!!" Pekik meita tiba-tiba.
"Ada apa?"
"Aku ada janji sama pacar" ujarnya segera mengemasi cemilannya dan pergi. Aku menggelengkan kepala melihat perilaku meita. Saat aku beralih kembali melihat gadis yang duduk sendirian itu, matanya juga melihat ke arahku. Aku menjadi kikuk karena mata kami bertemu. Kami berpandangan agak lama, ntah dengan dorongan apa aku beranjak membawa cemilanku, aku melangkah menghampirinya dan duduk di hadapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
CaNdY LoVe
RomanceApa yang terjadi jika cinta sejenis ini pertama kalinya dirasakan oleh kita?, kamu dengan pengalaman barumu, aku juga begitu. Kita tak sengaja bertemu, nyaman bersama dan jatuh cinta. Cinta tumbuh semakin besar, seiring besarnya rasa sakit yang akan...