I-Ra&Fel

962 107 12
                                    

Aku kembali ke kamarku dengan riang, bersenandung sepanjang jalan dari asrama feli menuju kamarku.

"Kyaaa.... Meita!!!!"

Aku terperanjat melihat meita yang duduk di sisi ranjang menatap tajam ke arahku dengan tangan menyilang depan dada.

"Hai" sapaku kikuk, berjalan jinjit melewati meita menuju ranjangku.

"Kamu ngilang seharian, kemana aja?"

"Mmmm, Main"

"Sama siapa?, kenapa ga ajak aku?, kamu punya teman baru?, ga kenalin aku?, atau kamu punya pacar ya?" Desa meita dengan serentetan pertanyaan. Aku terdiam sejenak, aku tak akan membohongi sahabatku ini.

"Aku pergi dengan Feli"

"Feli??" Tanyanya kaget, aku mengangguk. Aku menarik napas mempersiapkan diri untuk meladeni ledekan meita.

"Asik, ada kemajuan nih. Pantas saja sampai pecahin celengan"

"Kok kamu tahu?"

"Ya taulah, kamu buang celengannya ga bersih"

"Ups.. sorry"

"Jadi gimana cerita kencan kamu?"

Aku pun menceritakan apa yang aku lakukan dengan feli seharian ini. Aku menceritakan semuanya tanpa terlewat. Respon meita sesuai perkiraanku, ia tertawa terbahak meledekku.

"Kamu suka sama feli?" Tanya meita berbaring telungkup dan menopang dagunya sembari menatapku.

"Ga ada yang ga menyukainya, ia menarik"

"Kamu mulai dekat dengannya. Hubungan kalian seperti kita?, teman?, atau adik?, atau..."

"Harus menjelaskan hubungannya apa?"

"Ya iya lah Ra, aku baru kali ini lihat kamu sebegitunya mendekati orang. Kita dekat dan sahabatan juga ga semanis kamu dan feli"

"Entahlah mei,  aku suka berbicara dengannya, suka berdekatan dan berlama-lama sama dia"

"Mmmm, kamu belum pernah pacaran kan?"

"Belum, kenapa?"

"Ra, kamu tahu kita di lingkungan asrama putri. Kita bukan sekali dua kali lihat orang-orang yang dekat dengan hubungan kakak adik, dalam artian romantis"

"Maksudnya?..." Aku dan meita diam saling tatap, aku memikirkan ucapan meita barusan.

"Kamu pasti paham maksudku Rara, kamu murid tercerdas di sekolah"

"Maksud kamu aku suka, mmm cinta?" Tanyaku ragu. Aku belum pernah menyukai seseorang sebegininya. Apalagi cinta?, apa itu?, bagaimana rasanya. Melihat feli, aku selalu ingin bersamanya.

"Hal itu cuma kamu yang bisa jawab, tanya hati kamu"

"Tapi kami sama-sama perempuan"

"Lalu?"

"Bukannya itu hal aneh"

"Tentu saja" sahut meita. Aku semakin bingung, meita mendukungku atau tidak. Aku memilih pergi mandi dari pada melanjutkan obrolan yang semakin membuatku berpikir keras.

Usai mandi, meita sudah tertidur. Tak lama bersiap, aku mematikan lampu dan berbaring. Aku menatap langit kamar yang masih terlihat karena cahaya dari luar, wajah feli melintas di benakku. Wajah terakhir yang ku pandangi sebelum kami benar-benar berpisah di depan asrama vip.

"Terima kasih Rara untuk hari ini"

"Aku juga berterima kasih Fel"

"Aku senang hari ini"

CaNdY LoVeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang