Sebagai anak kesayangan wali kelasku, bu Lingga. Aku menjadi salah satu siswi yang sering bolak balik ke kantor guru. Letak kantor guru sebenarnya ada di ujung gedung kelas XII, namun aku sengaja berputar arah menuju kantor melewati kelas X.
Walau buku yang ku bawa berat, tak mengurungkan niatku untuk jalan lebih jauh ke kantor. Aku mengangkat kepalaku lebih tinggi dan berjalan dengan berjinjit agar dapat melihat isi dibalik kelas Xa2 ini dari jendela kelas. Tak sia-sia, aku dapat melihat feli yang duduk di barisan paling akhir bersender di dinding. Sosoknya yang mencolok tak menyusahkanku mencarinya. Aku tersenyum memperhatikannya sambil terus berjalan dengan bejinjit.
Gubrakk....
Buku ditanganku berserakan. Aku mendongak melihat siapa yang sudah menubrukku, rasanya hendak marah karena akan menambah pekerjaanku mengumpulkan dan merapikan buku-buku ini.
"Eh Pak Jo" sapaku pada Pak Jo yang sudah bertolak pinggang. Pak jo adalah guru BP. Ia menggaruk punggungnya dengan tongkat ditangannya sembari menatap tajam padaku.
"Kenapa kamu berkeliaran di sini?, kamu bukannya kelas XI?"
"Iya pak, saya diminta bu Lingga ke kantor"
"Kenapa kamu lewat sini?, kamu mau main-main ya?"
"B..b..bukan pak"
"Sudah sana cepat!, segera kembali ke kelas setelah dari kantor, jangan berkeliaran!" Ujar pak jo lalu melangkah melewatiku. Aku bernapas lega selepas pak Jo pergi. Aku kembali melihat ke samping, kaget tak ada feli di kursinya.
"Kenapa kamu disini?"
"Huaaa..." pekikku, lagi. Aku hampir menjatuhkan buku-buku ini lagi, dengan cepat aku menyeimbangkan tubuhku yang terhuyung karena kaget melihat feli yang muncul dari belakang.
"Kamu mau ke kantor?" Tanyanya, aku mengangguk ragu.
"Ayo bareng!" Ujarnya berjalan melewatiku. Aku bergegas mensejajarkan langkahku dengannya.
"Kamu ada perlu apa ke kantor?"
"Bertemu bu Lingga"
"Bu Lingga?, wali kelasku?" Tanyaku, feli mengangkat kedua bahunya tanda ia tak tahu. Aku tak lanjut bertanya walau heran, kenapa ia bertemu dengan wali kelasku.
Sesampainya di kantor aku meletakkan buku di atas meja bu Lingga.
"Fel, kamu udah disini?"
Bu Lingga baru saja masuk dengan buku di pelukan lengannya.
"Ra, kamu kenapa disini?"
"Antar buku bu" kataku menepuk buku di tumpukan teratas.
"Oh iya, saya lupa. Saya ada perlu dengan feli, kamu bisa balik ke kelas"
"Baik bu"
Aku sempat melirik feli sebelum berlalu dari hadapan bu Lingga. Belum sempat aku keluar ruangan, bu lingga memanggilku.
"Kenapa bu?"
"Kamu disini saja, saya butuh bantuan kamu" jawab ibu. "Fel, ini rara. Rara ini siswa dengan akademik terbaik di sekolah, ibu rasa kamu bisa berteman dengannya, kamu bisa belajar bareng dia" lanjut bu lingga. Aku dan feli saling menoleh, mengerutkan kening heran dengan ucapan guru kami.
"Ra, ibu titip feli ya. Kamu bantu dia belajar?"
"Saya bu?" Tanyaku menunjuk diri sendiri.
"Ya, ibu percaya kamu bisa membimbing feli agar nilai akademiknya bagus"
"Harus saya bu?"
"Iya, kamu keberatan?"
"B...Bukan bu, tapi..." aku melirik feli yang diam sedari tadi." Feli sendiri mau?" Lanjutku. Feli melirikku dengan ragu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CaNdY LoVe
RomanceApa yang terjadi jika cinta sejenis ini pertama kalinya dirasakan oleh kita?, kamu dengan pengalaman barumu, aku juga begitu. Kita tak sengaja bertemu, nyaman bersama dan jatuh cinta. Cinta tumbuh semakin besar, seiring besarnya rasa sakit yang akan...