"Hari ini kita libur dulu ya" ucap feli ketika ia menemuiku di depan kelasku.
"Kenapa?"
"Sore ini aku ada ekskul dance"
"Ah iya, kamu ekskul dance ya" balasku dengan senyum tipis. Aku tahu bahwa ekskul dance ketuanya adalah Vania. Si manusia perfectionis, satu-satunya orang yang tak kusukai.
"Gak apa kan Ra?"
"Iya, have fun kamu" ucapku sembari berbalik kembali ke kelas. Aku kesal karena faktanya feli memilih menunda belajar denganku dan memilih ikut kegiatan dance nya. Sedangkan aku memilih belajar dengannya dari pada ikut rapat organisasiku. Tapi aku gak fair jika membandingkan hal ini, feli suka dance, sedangkan aku tak suka menjadi bagian dari osis. Tentu saja feli memilih kegiatan yang ia sukai.
Sore ini para siswi banyak yang berkegiatan, mulai dari dance, pramuka, drumband, kerajinan tangan dan...
"Ayo temeni aku silat" Meita sudah rapi dengan seragam silatnya yang berwarna merah dengan sabuk biru di pinggangnya. Aku dengan malas semakin merebahkan kepalaku di senderan balkon teras asrama di lantai dua ini, memandangi dengan tenang dari sini orang-orang berkegiatan yang aku sebut tadi.
"Gak bosan disini sendiri?" Tanyanya, aku tetap tak bergeming.
"Hari ini ada coach loh, sabuk hitam. Ada banyak makanan juga"
Aku sontak berdiri, merangkul lengan meita dan menariknya menuruni tangga.
"Ayo buru ntar kamu telat!" Kataku mempercepat langkahku, tawa kecil meita tak menggangguku, ya aku tertarik ketika ia bilang banyak makanan disana.
Kami sampai di perkumpulan siswi yang memakai seragam merah seperti meita, banyak sabuk kuning disini, hanya beberapa yang mengenakan sabuk biru, dan satu orang pria tinggi berperawakan seram dengan sabuk hitam.
"Aku latihan dulu ya, kamu disini!" Bisik meita sebelum bergabung dengan teman lainnya. Aku memilih duduk di pinggiran setelah mengambil beberapa cemilan. Aku duduk bersender memperhatikan beberapa klub di satu area ini. Ekor mataku menangkap vania, artinya feli juga pasti ada disana. Aku menggeser dudukku hingga berada di antara pesilat dan penari.
Feli tampak melatih koreonya, ia berlatih dengan banyak pemula sepertinya. Sesekali senior mengajari dan membenarkan posisi mereka. Vania juga ikut andil, berkali-kali ia menghampiri feli dan menyentuhnya, wajahku memanas melihat itu. Aku merasa tersaingi melihat vania semakin dekat atau lebih dekat ke feli. Apalagi melihat senyum feli, ia tak semudah itu tersenyum padaku.
Semakin lama disini artinya aku akan semakin menahan kesal. Aku memilih pergi setelah merasa kenyang, lebih baik aku melakukan hal lain.
"Halo kak"
Aku berbalik badan, seorang wanita berdiri di depanku dengan senyum malu. Ia mengalihkan matanya ketika aku menatapnya.
"Aku Ica, kelas Xa2" ucapnya, ah ia sekelas dengan feli.
"Halo ica, aku Rara. Ada apa ya?, kamu perlu sesuatu?"
"Gak kak, aku mau kasih ini" ia menyodorkan satu bingkisan padaku.
"Untukku?, apa ini?"
"Cemilan, papaku terlalu banyak beli buat aku"
"Lalu kenapa kasih ke aku?"
"Karena aku mau kasih ke kakak"
"Oh Ok, terima kasih ya ica. Kamu gak ikut ekskul?" Tanyaku
"Ikut kak, dance"
"Oh wow, lalu kenapa gak ikut mereka?" Tanyaku menunjuk sekumpulan anak dance.
"Ini mau gabung kak!, kebetulan aku lihat kakak duduk di sana tadi, jadi aku izin balik ke asrama sebentar untuk ambil ini" jelasnya, aku sedikit tersanjung, ia memberiku ini dan sengaja kembali ke asramanya untum ambil barang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CaNdY LoVe
RomanceApa yang terjadi jika cinta sejenis ini pertama kalinya dirasakan oleh kita?, kamu dengan pengalaman barumu, aku juga begitu. Kita tak sengaja bertemu, nyaman bersama dan jatuh cinta. Cinta tumbuh semakin besar, seiring besarnya rasa sakit yang akan...