S-Ra&fel

865 112 30
                                    

Sepanjang perjalanan aku lemas, aku seperti kehabisan energi, rasanya jiwaku pun tertinggal di bandara bali. Air mataku tak tertahan ketika pesawat lepas landas, aku pergi berdua ke kota ini, tapi aku kembali sendiri.

Kamar ini juga sangat sepi. Aku tak menyangka akan benar-benar sendiri sekarang. Aku tak bisa berpikir jernih, yang terngiang dibenakku hanyalah saat feli bertemu dengan wanita muda itu dan saat feli nangis di club. Ingatanku berhenti di saat itu, membuatku sakit dan bingung dengan sikap feli.

******

Feli tak menghubungiku, aku mencoba menghubunginya lebih dulu, namun aku tak mendapat jawaban apapun, feli menonaktifkan hp nya hingga pagi ini aku sudah kembali bersekolah.

"Halo sahabatku" sapa meita yang baru tiba. " aku bawa banyak makanan untuk kamu, karena aku yakin pasti kamu ga beli apapun untukku setelah liburan" meita mengeluarkan banyak makanan dari tasnya.

"Kenapa tuh muka, jelek amat ditekuk begitu" meita mengusap wajahku dengan cepat.

"Dih apaan sih"

"Ya kami ngelamun, kesambet jin loh ntar"

"Dari mana kamu?, banyak banget ini jajajnan"

"Jalan-jalan dong sama pacarku, dia beliin banyak jajanan, jadi aku kasih kamu sebagian. Aku kam selalu ingat dan baik sama sahabatku" ujarnya yang terasa menyindirku. Aku pun mengeluarkan oleh-oleh untuknya dari ranselku.

"Ini doang?" Tanyanya menenteng gantungan kunci berisi boneka yang aku beri, aku mengangguk lemah. Aku hanya melirik meita yang manyun dan menyimpan oleh-oleh dariku.

"Berantem sama feli?" Tanyanya kembali fokus melihatku. Aku kembali mengangguk lemah.

"Kenapa?, harusnya happy sepulang liburan berdua"

"Ntahlah, aku sedang tak ingin membahasnya" ujarku. Aku memilih pergi ke UKS dan berbaring disana. Aku sungguh tak berminat mengikuti serangkaian pelajaran di sekolah hari ini, kepalaku pun rasanya pusing terlalu memikirkan feli. Mataku pun tak lepas memandangi layar hp ku, berharap muncul notif dari feli.

Hari pertama sekolah pasca liburan berlalu begitu saja. Bel pulang berbunyi, aku masih betah baringan di uks.

"Rara, saya mau pulang" ujar ibu perawat penjaga uks. Aku pun beranjak dengan malas kembali ke kelas, mengambil ranselku dan pergi ke perpustakaan sekolah. Aku akan belajar mandiri di sini sampai lelah.

Aku kembali tepat jam 22.00, perutku dengan nyaring berbunyi, aku tersadar belum makan apapun, untunglah meita membekaliku banyak jajanan, aku pun memakannya sembari jalan kembali ke asrama.

Langkahku terhenti di depan kamar. Aku mematung lama di sana, memandangi sepatu feli yang ia pakai saat di bali, feli sudah kembali, ia pasti ada di dalam kamar. Jantungku berdegup cepat saat membuka pintu, melihat feli yang berbaring di kasur. Perlahan aku masuk dan membersihkan diri. Feli berbaring memunggungiku, aku dengan sepelan mungkin berbaring agar tak membangunkannya.

Kapan ia kembali?, kenapa ia tak juga menghubungiku?,. Pertanyaan kembali muncul di benakku. Aku tak bisa tidur memeluknya, yang ku lakukan hanya berbalik membelakanginya. Aku tak suka suasana ini, untuk apa kami tidur bersama jika rasanya menjadi asing.

*****
Dering telponku yang nyaring membangunkanku, aku tersentak dan sadar penuh saat mendengar omelan meita.

Aku melihat sekitarku, feli sudah tak ada. Ia pergi tanpa membangunkanku. Helaan napas panjang menandakan lelahku dengan keadaan ini. Aku memilih kembali berbaring, membiarkan dua jam di kelas pertama lewat, toh aku juga tetap akan telat.

"Woi, dicari bu Lingga, diminta ke kantor besok pagi" seru meita sesampainya aku di kelas

"Ok"

"Lesu amat dari kemarin, kenapa sih?, belum mau cerita?" Tanya meita, aku menggeleng pelan. Walau ia sahabat baikku, menceritakan hubunganku dengan feli rasanya aku masih ragu.

CaNdY LoVeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang