Q-Ra&fel

881 101 20
                                    

Hari-hariku berlalu terasa semakin cepat.

Semester demi semester terlewati. Aku akan naik ke kelas XII. Begitu juga dengan feli, kini ia juga sudah Masuk ke kelas XI.

Satu tahun berlalu, akan ku ceritakan bagaimana status aku dan adik gemesku ini.

"Ra, kamu belum bersihin kamar?" Feli yang baru tiba menyentakku yang masih malas-malasan di kasur. Aku tersenyum lebar padanya dan merentangkan kedua tanganku.

"Sudah pulang, sini peluk!" Pintaku, feli mendengus terlihat kesal padaku.

"Iya sayang, lima menit lagi aku berishin ya" ujarku. Feli melirikku sinis.

"Dari tadi bilang begitu mulu. Aku udah selesai kelas dance pun kamu masih males-malesan" keluh feli memunguti barang yang berserakan di lantai. Aku segera bangkit tak ingin feli semakin marah, ku rebut barang-barang dari tangannya dan membereskan sekitarannya.

"Kamu duduk dulu, minum dulu, capek kan?" Ujarku mendudukkannya di kursi lalu mengambilkan segelas air untuknya.

"Bagaimana latihannya?, banyak adik-adik yang masuk ekskul kamu ga?, Vania ada di sama ga?" Tanyaku sembari menopang dagu dengan kedua tanganku.

"Lebih banyak peminatnya dibanding tahun lalu, kak vania masih mimpin latihan sih tadi"

"Kenapa masih dia?, harusnya dia beri kalian kesempatan buat mimpin club, dia udah saatnya turun tahta. Ga di club dance, ga di osis masih aja sok dibutuhin"

"Menurutku ga masalah Ra, karena ka vania bertanggung jawab dan jago sih di organisasi, jiwa pemimpinnya oke"

"Kamu selalu belain vania, sana jadi pacarnya aja" ujarku bertindak seolah sedang mengambek, sejujurnya aku hanya ingin menggoda feli.

"Kamu selalu deh begitu. Masa selalu cemburu sama ka vania"

"Habisnya kamu selalu muji dia depan aku, dia ga pernah ada jeleknya di mata kamu"

"Ka vania orang baik selama aku kenal dia Ra"

"Lalu aku?, aku gimana?"

"Hmmm, kamu spesial?"

"Ah sayang, masa sih?"

"Ga jadi deh" feli berlalu pergi dariku, membuatku berteriak kesal dan berlari menyusulnya.

Hari ke hari aku dan feli semakin dekat. Hubungan kami mengalir begitu saja. Aku menyatakan perasaanku saat itu, sejak itu kami berdua semakin lengket dan tak terpisahkan. Hari-hari kami selalu bertemu, berbicara, belajar, bahkan termenung bersama tiap kali merasa lelah dengan keseharian.

Lalu apa hubungan kami saat ini?.

Aku pun tak bisa mengatakannya dengan jelas. Kami tak seperti orang lain yang berpasangan. Tak pernah ada tanggal jadian seperti pasangan lain, kami tak pernah merayakan hari spesial seperti itu.

Kami dekat, sangat dekat, melebihi teman, seperti pasangan. Namun kami berbeda.

Feli, ia tak mengatakan apa-apa setelah aku mengutarakan isi hatiku. Ia tak pernah membahas tentang itu, dan aku juga tak pernah menyanyakannya. Kami bertingkah layaknya seperti pasangan ketika berdua, saling memberikan perhatian, menghabiskan waktu berdua, bahkan ciuman. Ya kami melakukannya.

Apa aku nyaman?

Ya, aku masih merasa nyaman dan aman dengan apa yang kami lakukan. Tak ada deklarasi sebagai pasangan, kami berlaku menjaga perasaan masing-masing ketika sedang tak berdua, saling percaya bahwa kita memiliki perasaan yang sama.

Satu tahun berlalu, kami tak memiliki masalah yang berarti sampai saat ini. Rasa cemburu dan kesal masih sewajarnya. Tak ada yang perlu dikhawatirkan dari hubungan yang kami bangun ini. Begitulah yang aku pikirkan sampai detik ini, aku percaya rasa feli sama dengan rasaku ini.

CaNdY LoVeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang