R-Ra&fel

940 111 16
                                    

Aku terbangun saat mencium bau wewangian. Aku segera bangkit setelah sadar tak ada feli di sampingku. Sudah jam 10, aku buru-buru mencuci muka dan bergegas keluar kamar. Tak ada siapapun yang terlihat, semua jendela dan pintu rumah sudah terbuka, aku mencari asal wewangian ke dapur namun tak ada seorangpun. Kemana feli?, aku ditinggal sendiri?

"Ra"

Aku tersentak dengan suara feli yang tiba-tiba muncul. Lebih kaget lagi melihatnya pakai baju kebaya outih dengan jarik batik melingkar di pinggangnya, rambutnya di atur tak tergerai seperti bisanya, ia sangat ayu sekali. Ia seperti gadis-gadis bali yang pernah aku lihat.

"Laper?" Tanyanya karena aku yang keluar dari dapur.

"Aku cari kamu"

"Aku ikut sembahyang tadi, ini baru beres" ujarnya meletak barang bawaannya, dibelakangnya Nini juga muncul dengan memakai pakaian senada.

"Mbak rara laper?" Tanyanya buru-buru ke dapur. Feli memgikuti Nini, membantunya menghidangkan makanan di meja. Nini pergi setelah makanan terhidang. Feli duduk lebih dulu, memgambil piring dan mengisi makanan untukku.

"Ayo sarapan!" Ujarnya membuatku duduk di sebelahnya. Harum wewangian semakin tercium.

"Sayang, kamu wangi sekali" bisikku, feli tersenyum.

"Kamu juga cantik sekali"

"Terima kasih" balasnya dengan masih tersenyum

"Aku bisa gila sih"

"Kenapa?"

"Tiap hari bareng cewek cantik"

"Mmm berarti harus jauh ya biar ga gila"

"Ga dong, aku mau gila saja" sahutku diiringi tawa kecil kami. Terlalu manis untuk mengawali pagi kami.

Hari-hariku di bali diisi dengan mendatangi tempat-tempat wisata yang tak jauh dari kota. Bli si supir keluarga feli sangat ramah padaku, mau ku repotin kesana kemari dan dengan sabar menjawab pertanyaanku yang banyak padanya. Kenapa tak bertanya pada feli?, ia lebih banyak tidur saat di perjalanan.

Hari ini feli akan membawaku ke sebuah beach club. Ia memesan tempat berupa bed untuk kami berdua di depan kolam. Aku sangat suka tempat ini, walau terlihat ramai dengan pengunjung, dan di tambah riuh karena musik, aku tidak terganggu. Matahari belum turun, feli memilih berbaring di bed dan menutupi wajahnya dengan topi. Aku sendiri asik menikmati suasana di club ini, memperhatikan orang-orang dengan segala macam rupa dan kegiatan.

Setelah hari semakin sore, matahari juga sudah tak terik, feli bangkit. Aku terbelalak melihatnya melepas oyter yang menutupi tubuhnya sejak tadi. Keinginanku untuk melihatnya berpakaian layaknya orang-orang di pantai terkabul. Pakaian renangnya tak terlalu terbuka walau memperlihatkan lekukan tubuhnya.

"Mau berenang?" Tanyanya, aku menggeleng cepat. Sejujurnya aku tidak bisa berenang, jadi aku hanya akan duduk di sini menikmati makanan dan pemandangan. Feli meninggalkanku dan pergi ke kolam renang, aku memperhatikannya dari dudukku, jarak kami tak jauh.

Matahari terus turun, langit mulai menunjukkan senja, orang-orang banyak mengambil momen ini, sunset memang terlihat indah. Langit semakin gelap, Feli pun keluar dari kolam setelah beres berenang, walau hanya di terangi lampu yang temeram, aku masih jelas melihat feli yang berjalan ke arahku dengan pakaian basahnya, aku gerah memihat lekukan tubuhnya yang semakin jelas terlihat, ku raih handuk dengan cepat berlari lebih dulu mendekatinya.

Bruk.... Seorang anak laki-laki berlari bertubrukan denganku. Aku terhuyung sejenak sebelum mendekati anak yang tersungkur, ia menangis dengan kencang, aku sendiri jadi panik mendengar tangisnya.

CaNdY LoVeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang