Jika ada kata "kecarian" dalam suatu hubungan. Hal itu sedang aku alami. Aku yang sejak hari pertama saja sudah bertemu dengan Rara, kini mulai jarang bertemu dengannya. Tepatnya sudah seminggu ini rara tak seperti biasanya. Kami tak lagi bertemu tanpa sengaja dimanapun. Kami juga tak belajar bareng sejak dua hari sebelum lomba fashion. Ia tak mengirimiku pesan, dan salahku juga tak menghubunginya lebih dulu. Aku merasa ia sedang menjauhiku. Apakah karena hari itu?, hari terakhir kami bertemu.
"Fel kantin yuk!"
Aku mengikuti dera, walau sebenarnya aku tak lapar dan tak ingin memakan apapun. Sesampainya di kantin, hari ini terlihat penuh. Hiruk piruk kantin dan antrian di beberapa titik membuatku pusing.
"Der, aku tunggu disana ya!" Aku memilih pergi menjauhi kerumunan. Menuju meja yang biasa tempatku duduk, kebetulan sedang tak ada orang disana.
"Eh Fell"
Aku mencari asal suara yang meneriakiku. Aku tersentak melihat meita melambaikan tangannya padaku, ia memintaku mendekat dengan gerakan tangannya. Aku mendekat dengan ragu, mataku terfokus pada sosok yang duduk di sebelah meita. Ia mengalihkan wajahnya, menunduk dan tak melihatku sama sekali yang berjalan ke arahnya.
"Sendiri?" Tanya meita setibanya aku di depan mereka
"Sama temen, Dera"
"Oh, kamu gak beli apa-apa?"
"Belum"
"Duduk sini!" Meita menepuk meja di depannya yang kursinya kosong.
"Aku disana aja.." tolakku menunjuk meja yang aku mau.
"Sudah ada orang, disini saja sama kita"
Aku menghela napas ringan, aku pun duduk tepat di depan meita walau di depan rara kursinya juga kosong. Rara masih menunduk, yang aku yakini ia sedang membaca sesuatu sebelum aku tiba. Pasti ia tahu meita akan menyapaku, namun lihatlah tingkahnya, ia sama sekali tak melihatku apalagi menyapaku.
"Hai Ra" sapaku lebih dulu. Rara tergagap, ia berlaku seolah baru saja menyadari kehadiranku.
"Hai Fel" ucapnya melihatku sekilas. Meita menyenggol kuat bahu rara sehingga rara berhenti menunduk membaca sesuatu di tangannya. Rara menegapkan bahunya, menyimpan apa yang ia baca.
"Selamat ya fel, kamu waktu itu keren sekali" meita mengacungkan kedua jempolnya
"Terima kasih"
"Ga sia-sia teman aku habisin waktu sama kamu, balik ke kamar cuma untuk mandi dan tidur" jelas meita diselingi tawa.
"Hmmm, iya. Terima kasih banyak Ra, aku belum sempat berterima kasih ya" ujarku, aku menyadari sama sekali belum mengucapkan itu pada rara.
"Tidak perlu fel, aku melakukannya karena aku ingin" jawab rara, mata kami bertemu.
"Fel, kamu disini?, aku cariin kemana-mana" dera baru saja bergabung dan hendak duduk disampingku.
"Dera ya?, eh sini deh aku ada perlu sama kamu" meita segera beranjak, merangkul dera dan membawanya pergi.
Tinggalah kami berdua. Keheningan antara kami sangat terasa walau kantin ini sangat ramai. Aku menarik napas dalam sebelum mengangkat kepalaku menatap rara yang ternyata sedang menatapku. Aku yang hendak berbicara pun malah mematung karena tatapannya.
"Apa kabar?" Tanya rara, ia berdehem menghilangkan suara seraknya
"Baik, kamu?"
"Baik"
"Kamu sibuk?"
"Sedikit" jawabnya, ia kembali mengeluarkan barang yang ia simpan tadi. Ia meletakkannya di meja dan memberi tahuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
CaNdY LoVe
RomanceApa yang terjadi jika cinta sejenis ini pertama kalinya dirasakan oleh kita?, kamu dengan pengalaman barumu, aku juga begitu. Kita tak sengaja bertemu, nyaman bersama dan jatuh cinta. Cinta tumbuh semakin besar, seiring besarnya rasa sakit yang akan...