Empat Puluh Lima

621 58 2
                                    

Waktu terus berjalan, hari pun telah berganti
Ini hari terakhir Jennie melakukan Kemoterapi di siklus pertama nya.

Sekarang pukul 19.19
Jennie baru terbangun sekarang ia sedang menangis dan rewel, mengeluh mual, sakit kepala dan ia mengalami demam, mungkin efek dari kemoterapi yang ia jalani.

"Mommy sakiiit, hiks hiks baby ga kuat Mom sakit hiks"

Dengan tenang Hye Kyo mencoba menenangkan Jennie agar tak terus menangis, ia tak tega harus melihat Jennie setiap hari mengeluh kesakitan karena efek kemo nya.

"Baby, tenang ne uncle segara datang memeriksa baby, sabar ya sayang, baby kuat, baby sudah menyelesaikan Kemo siklus pertama nya, tenang ya sayang ssssttt"

Hye Kyo dengan sekuat hatinya mencoba tak ikut menangis sekarang sudah memangku Jennie sambil mengelus punggung Jennie menciumi kening Jennie dan mengelus lembut dada nya, agar mengurangi sedikit rasa sakit nya

Setelah diperiksa dokter dan disuntikan beberapa obat Jennie mulai tenang tapi masih sedikit rewel, mencari Daddy dan Unnie nya.
Karena kebetulan Kim Bum tak bisa melewatkan Meeting malam ini, sedang Jisoo memang belum selesai Koas hari ini.

"Mom, mau Daddy dan Chunie, kenapa semuanya tak ada disini mom?"

"Sabar ya sayang, Daddy akan pulang sekitar jam 21.00, Chunie sebentar lagi kok selesainya, baby sama Mommy dulu ne" Jennie hanya mengangguk saja dengan lesu

Pukul 20.30
Tak lama setelahnya Jisoo pun datang

"Baby, kenapa dengan wajah baby, kok cemberut?, eh kok panas Mom? Baby demam"

"Iya sayang baby sedang demam"

"Baby mana yang sakit sayang, bilang sama Chunie, kok diam saja sih, baby marah ya sama Chunie, kenapa mendiami Chunie?"

"Baby kesal, kenapa kalian tak ada disini hiks hiks, kalian sudah janji akan disini dihari terakhir baby kemo di siklus pertama ini, tapi kalian berbohong hiks hiks"

"Mianhe sayang, Chunie benar benar tak bisa ijin hari ini, karena mendadak harus ikut ke ruang operasi sayang, Chunie harus melakukan apa agar baby maafin?"

Jennie hanya menggeleng saja

"Mommy baby mual sakit hiks" Jennie kembali rewel terus gelisah karena demam nya.

Tak lama setelahnya ia pun memuntahkan isi perutnya padahal tadi dia hanya makan malam sekitar 4 sendok, setelahnya ia menjadi lemas dan lama kelamaan tertidur mungkin karena lelah terus menangis ditambah dengan tak enak badan karena demam.

"Apa baby rewel sedari tadi mom?"

"Iya sayang setelah bangun saat akan makan malam tadi, kamu sekarang bersih bersih lalu istirahat tidur, besok masih ada jadwal kan"

"Ne mom, mommy juga istirahat ya, Chu tak mau mommy sampai drop"

"Iya sayang Mommy juga mau istirahat ini"
.
.
.
.
.
.
.
.

Beberapa bulan kemudian,
Tak terasa akhirnya Jennie sudah akan menyelesaikan semua tahapan kemoterapi tinggal tahap akhirnya saja, ini ke enam kalinya ia mengikuti proses Kemo yang panjang memakan waktu sekitar Enam bulan, dan selama itu pula ia jarang masuk sekolah, bukan sama sekali tak masuk, hanya saja sering izin, karena sering tiba tiba ia drop karena kelelahan, dan akan izin jika proses kemonya dimulai.

Saat Joy olimpiade Jennie tak bisa datang bertepatan dengan jadwal Kemonya, begitu juga dengan lomba yang Rosie ikuti, lagi lagi Jennie tak bisa melihat langsung penampilan sahabatnya itu, hal itu cukup membuatnya sedih dan terus menyalahkan dirinya sendiri karena tak menepati janjinya, beruntung Joy dan Rosie memangkan kompetisi yang mereka ikuti, jadi Jennie juga senang mendengar kabar dari sahabatnya, sesekali mereka berdua pun datang menjenguk.

Perubahan fisik Jennie pun sangat banyak, badan nya menjadi lebih kurus, wajahnya yang sering terlihat pucat, sering hilang keseimbangan dan terjatuh, perubahan yang paling ia tak sukai ada dibagian kepalanya, setiap hari rambutnya mengalami kerontokan, beruntung Jennie memiliki keluarga yang kompak tiada henti menyemangati setiap hari saat Jennie terlihat murung, jadi sebisa mungkin ia mencoba semangat selama ini, tanpa mengeluh, bukan tak mengeluh hanya saja ia pandai menyembunyikan keluhnya.

2 hari lagi Jennie akan menyelesaikan Kemoterapi siklus terakhir nya, sehari sebelum Kemo itu dilakukan tepatnya besok merupakan salah satu hari yang sangat Jisoo nantikan, ya Jisoo akan mengambil sumpahnya sebagai dokter (anggap saja di Korea prosesnya secepat untuk menjadi dokter hehehe), Jennie tentu sangat ingin menghadiri acara tersebut, apalagi kakaknya itu akan resmi menjadi seorang dokter yang selama ini Jennie tunggu, seperti keinginannya yang selalu ia utarakan agar Jisoo dapat membantu menyembuhkan penyakitnya.

Pakaian untuk acara pengambilan sumpah Jisoo sudah keluarga Kim itu persiapkan jauh jauh hari, Jisoo tentu menjadi salah satu kebanggaan keluarga karena akan mencapai cita citanya menjadi dokter.

Jennie ?
Bahkan Jennie selalu menjadi kebanggaan mereka semua setiap hari, bagaimanapun kondisinya, Jennie selalu menjadi prioritas mereka, apapun akan keluarga nya lakukan agar membuatnya senang. Karena kehadiran Jennie selalu bisa membuat anggota keluarganya semangat saat mereka merasa letih hanya dengan melihat Jennie tersenyum rasa letih mereka pun harasanya hilang entah kemana.

lihatlah bagaimana selama ini Jennie sangat semangat, kuat dan hebat seperti yang selalu ia katakan itu salah satu hal yang membuat keluarganya bangga.

Jennie sangat pandai menyimpan semua sedihnya, walau keluarganya tau pasti Jennie juga memiliki cita cita yang akan ia raih dimasa depan. Tapi Jennie tak pernah mengeluh dan bahkan sangat jarang protes saat mereka membatasi kegiatan nya.

Sedari pagi Jennie sangat antusias dan terlihat tak sudah tak sabaran menunggu hari esok.

"Mom, baby sangat senang dan bangga akan segera melihat Chunie menjadi seorang dokter"

"Mommy juga sangat senang dan bangga sayang, bukan hanya pada Chunie, tapi juga Mommy bangga melihat baby kecil Mommy, kamu sangat hebat sayang bisa melewati ini semua, baby terus semangat ya, kamu penyemangat Mommy"

"ne, baby selalu semangat kan Mom, Mommy lihatkan baby tak menyerah"

"Iya sayang"

Hye Kyo langsung membawa Jennie kedalam pelukan nya.
Jennie langsung membalas pelukan hangat sang Mommy, tanpa Hye Kyo sadari hidung Jennie mengeluarkan darah, dengan cepat Jennie menyekanya dengan punggung tangannya, saat Hye Kyo akan melepas pelukannya Jennie malah semakin mempereratnya karena satu tangannya sibuk membersihkan bekas mimisan nya itu.
Hye Kyo yang sadar Jennie malah mempererat pelukan mereka juga tak mau membuat putrinya itu kecewa, ia membiarkan saja Jennie menikmati pelukan itu.

"Baby masih mau peluk ya, yaudah gpp baby nikmati saja pelukan ini, baby bisa lepas jika sudah puas, baby ga sesak nafaskan?"
Jennie hanya menggeleng saja, Hye Kyo pun hanya tersenyum, putri nya ini sedang ingin bermanjah pikirnya.

Setelah meresa darah yang keluar sudah bersih Jennie pun melepaskan pelukan nya dan tersenyum melihat wajah Mommy nya, dengan tangan kanan yang ia sembunyikan kebelakang tubuhnya.

"sudah?"

"Sudah, Gomawo Mommy cantik, baby mau ke kamar dulu ya, baby mau istirahat sebentar"

"Iya sayang Mommy antar ya"

"em, baby sendiri saja, baby sekalian mau ngobrol dengan Rosie dan Joy, baby mau telpon mereka, tak apa kan Mom?"

"yasudah tak apa sayang, tapi jangan kelamaan ngobrolnya, baby jangan sampai kelelahan arra"

"ne, arraso, bye Mommy baby naik dulu Muach"

"huh, baby harus istirahat hari ini, baby tak mau besok mengacaukan acara Chunie" gumamnya sambil berjalan menaiki anak tangga

Baby Nini Kesayangan KeluargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang