2

239 28 11
                                        


"Hentikan!!"

Seruan itu terdengar keras. Ada sepuluh monwolf berlari menuju mereka. Segera Deidara dan Obito melindungi Hinata di belakang tubuhnya. Tatapan mereka awas dan tajam.

"Jangan lukai dia? " Melirik monwolf yang sudah terkapar. "Kita sesama monsuta harap tidak saling menyerang." Tukasnya lagi. Monwolf itu merubah bentuk menjadi manusia, pria tua dengan surai coklat, tubuh ramping namun terlihat ketegasan disana.

"Mereka yang menyerang kami lebih dulu." Ujar Obito tenang. Namun masih terdengar geraman dalam.

"Kami monwolf tentu saja insting kami lebih besar untuk melindungi," Ujarnya. Obito dan Deidara merubah bentuk menjadi manusia secara perlahan.

" Monwolf ternyata kaum kalian masih hidup?" Tanya Deidara penasaran. Pria tua itu tersenyum kecil lantas mengangguk.

"Tentu saja kami masih ada, kalian lupa tentang sejarahnya. Jika kami membentuk kehidupan sendiri, ah! Bukan hanya monwolf tapi semuanya masih hidup namun entah dimana." Ujarnya lagi.

Dua monwolf tadi berubah menjadi manusia, dengan luka yang cukup dalam. "Kami akan kembali ke desa, kalian ingin mampir?"

"Kami ingin menuju desa rabenda." Ujar Obito. Pria tua itu sedikit terkejut dia melirik yang lain. Namun segera dia mengangguk.

"Kalian, ikutlah kami, sebagai permintaan maaf." Ujarnya tenang. Mereka terdiam mencoba berpikir takut salah mengambil keputusan.

Membalik tubuh membuat mereka berdua menghadap Hinata. Yang mana tubuh jangkung mereka menutupi Hinata, membuat monwolf disana penasaran. "Bagaimana ini Hinata?" Tanya Obito.

"Sepertinya mereka baik. Tidak ada salahnya kita menyetujui, lagipun, desaku cukup jauh kita bisa istarahat disana." Suara lembut itu terdengar membuat kedua prianya terdiam dan saling lirik. Dari lirikan itu mereka segera mengangguk.

Mereka kemabali menghadap pria monwolf. "Baik, kami akan ikut."

Mereka membuka jalan untuk Hinata, membuat para monwolf terpaku dengan Hinata. Namun harum tubuh mereka sama dengan Hinata membuatnya tidak berani mendekat. "Apa mereka berdua suamimu?!" Ucap pria tua itu terkejut.

Hinata tersenyum kecil mengangguk pelan. Pria tua itu terkekeh kecil. Dia mengangguk paham. "Mari ikut kami?" Ujarnya tenang.

Mereka berjalan melalui pohon-pohon dan tanaman liar. Hingga mereka sampai pada tempat yang indah. "Ah, bukankah?! Ini tempat aku menemukan apel!" Serunya.

Pria tua itu mengangguk. Dengan pelan dia mengangkat tangan. Dengan sentuhan lembut seperti kaca dengan siluet hijau. Hingga menghasilkan suara hyung!

Secara ajaib semuanya berubah menjadi desa yang sangat indah. Dengan banyaknya tumbuhan dan rumah-rumah kecil dengan dari dahan. Mereka memasuki area itu. Hingga belakang mereka seperti tertutup sendiri. Semakin memasuki mereka bertiga takjub. "Ini adalah desa monwolf yang aku lindungi dengan seluruh kekuatanku." Suara pria tua itu terdengar.

"Apa anda adalah tetua disini?" Obito bertanya dengan tenang. Pria tua itu tersenyum kecil.

"Benar." Jawabnya tenang.

"Maafkan kami jika tidak sopan." Ujar Obito sopan.

Pria tua itu tertawa kecil. "Tidak perlu, ini memang kesalahan kaumku yang ingin melukai kalian."

"Tidak, kami juga minta maaf, jika sudah menyakiti kaum Anda." Pria itu mengangguk paham.

"Kami mendengar jika kaum monsuta sudah melakukan perjanjian damai dengam manusia, itu cukup bagus." Obito mengangguk.

My Husband Is A Monster 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang