8

124 22 26
                                        


Malam terasa sunyi hanya suara jangkrik memecah keheningan. Derik ranting terdengar pelan. Obito mulai waspada hingga suara geraman terdengar membuatnya terkesiap.

Dia segera menggendong tubuh Hinata. Dan benar saja monster waktu itu, berlari kencang mengejarnya. Begitu cepat bahkan terlalu cepat sampai mereka harus terhenti dengan waspada.

Dia menggeram keras, sampai membuatnya mundur beberapa langkah. Obito menurunkan tubuh Hinata. Dia melesat cepat bersamaan merubah bentuk mengarahkan cakar dengan spritualnya.

Perkelahian begitu sengit. Hinata terus mengawasi dengan serius bingung setiap pergerakan begitu hebat dan seimbang. Mereka berdua merubah menjadi manusia.

Dengan tubuh manusia keduanya mengeluarkan spiritual di telapak tangannya. Menyalurkan tepat di bagian jantung. Hingga monster itu menggeram keras sangat keras karena kesatikan.

Aaaarghhh

"Apa yang bisa kubantu untuk kalian?!" Serunya pada keduanya. Karena segel itu membentuk sebuah bunga putih rumit. Hinata bingung, bunga dia juga bunga haruskah dia menggunakan kekuatan darahnya?

Hinata mengambil pedang menggores kulitnya dengan cepat dia berlaril menuju keduanya, aura spiritual itu sangat kuat dia bahkan harus menembusnya.

"Uhuk!" Segumpal darah keluar dari mulutnya.

"Hinata!!" Teriak keduanya terkejut karena Hinata nekat masuk dalam penyegelan.

Mata itu menatapnya tajam. Hinata sangat kesakitan karena ini hal baru untuknya. " Kau membunuh seluruh kaum ku, kau mengambil semuanya! Tapi aku juga ingin tahu siapa kau sebenarnya? Siapa orang di balik semua ini!" Serunya frustasi.

Hinata menempelkan telapak tangan yang berdarah itu tepat di jantungnya. Debuman kuat angin berwana kuning dan ungu bercampur lavender menyatu di tubuhnya mengibarkan surainya juga sekitarnya. Hinata terpaku saat melihat mata monster itu yang mengeluarkan bulir air mata.

Aaarrghhh

Hinata terdiam saat ingatan-ingatan seperti kaset terlihat di kepalanya. Anak kecil yang yang sendirian disana menangis di tengah perang. Dia menangis keras hingga seseorang menyeretnya Dengan paksa, seseorang membuka segelnya.

Dia tidak terkendali. Seseorang itu berbicara dengannya untuk menghancurkan desanya. Hingga kenangan di desanya pembantaian itu terlihat. Saat kejadian itu dia seperti ini, tetap seperti ini tidak terkendali bahkan tidak dapat berubah menjadi manusia karena pikirannya kacau.

Hinata menangis, dia menangis kuat berteriak keras hingga cahaya itu membalut tubuhnya juga monster itu sampai tidak terlihat. Suara deburan kuat angin menghempaskan Deidara dan Obito jauh. Cahaya itu melesat seperti lampu meluncur ke atas sampai langit.

Obito dan Deidara sangat terkejut. Mulut keduanya sudah kotor oleh darah karena menggunakan tenaga dalam.

Suara teriakan Hinata mengacaukan pikiran keduanya. Mereka saat ingin menembus segel itu tidak dapat masuk terlempar jauh.

Kelopak bunga lavender menerpa memutari cahaya itu, suara tangisannya begitu menyakitkan. Apakah perasaan itu terlalu lama di pendam.

Hinata menangis merasa sakit bukan hanya karena desanya di bantai. Namun rasa sakit yang di rasakan orang ini. Segumpal darah keluar dari mulut monster itu yang perlahan berubah menjadi manusia.

Debuman keras menghantam tubuh keduanya yang kini terpisah. Dengan perlahan cahaya itu meredup tangan itu saling terulur hingga cahaya redup menghampiri.

Bulir cahaya air mata menetes di kedua kelopak matanya saat menutup pelan.








....





My Husband Is A Monster 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang