12

96 15 0
                                        


Perjalanan kali ini lebih mudah dan mereka ber empat aman tanpa hambatan. Sangat menyenangkan karena mereka juga cukup lelah jika harus bertarung karena tenaga mereka juga belum pulih sepenuhnya.

"Hah, disini lumayan tenang, hutan yang sangat sepi bahkan tidak ada apapun hewan yang berkeliaran." Celetuk Deidara.

"Sebenarnya ini hutan sunyi, jadi mungkin kita akan minim melihat binatang lain." Yuuji menjawab tenang.

"Cukup bagus!" Seru Obito dengan tenang.

Hinata yang mendengar pembicaraan tiga laki-laki itu sedikit tersenyum simpul mereka cukup akur. "Lalu setelah ini kita akan menemukan tempat apa?"

"Aku tidak tahu." Balas Yuuji dengan pelan, senyum kecil ia layangkan pada Hinata.

Hinata sedikit kikuk, dia hanya mengangguk canggung.

Hutan sangat tenang, dan sejuk tidak ada hewan apapun yang melintasi. Akhirnya perjalanan mereka sampai, tak terasa malam datang mengikuti perjalanan yang cukup melelahkan.

"Ini sudah malam, kita istirahat dulu," Obito berujar tenang. "Aku takut kau lelah Hinata." Ucapnya tulus.

Hinata mengangguk paham. Dia duduk di samping Obito yang sedang bersandar di pohon. Deidara ikut duduk di samping Hinata, Yuuji duduk di depan mereka. "Aku merasa sedikit aneh, kenapa harum tubuh kalian berdua sama dengan Hinata?" Yuuji bertanya ingin tahu.

"Karena Hinata istri kami." Deidara menjawab dengan tenang.

Yuji sedikit bingung, namun dia ingin tahu lebih, namun suara aneh dari jauh membuat mereka terkesiap.

"Apa itu?" Hinata bertanya heran.

"Mungkin hanya singa yang lewat." Obito berkata cuek, Hinata yang mendengar memukul pundaknya pelan. "Aku hanya mengada saja Hinata, mengapa kau memukulku?"

Hinata hanya mendengus saja.

Dia mengalihkan pandangan ke depan yang lantas pandanganya jatuh pada Yuuji, pemuda itu juga fokus padanya, dia sedikit memiringkan kepala. Yuuji tersadar dia tersenyum malu- malu.

Suara aneh datang kembali mereka langsung waspada, mereka beranjak berdiri dari duduk. Secara tiba-tiba serangan panah yang melesat dari arah gelap, menusuk tanah di bawah kaki.

Segerombolan orang-orang aneh berlari ke arah mereka. Bukan! Bukan orang tapi monster liar dengan tubuh runcing tinggi, tangan kurus, kulit mereka putih dengan mata hitam.

Berlari cepat menerjang, namun dengan sigap ketiganya melindungi Hinata.

Obito dan Deidara merubah bentuknya menjadi monster, menghalau para monster yang mencoba ingin menyakiti, tapi tidak untuk Yuuji yang menggunakan tubuh manusia, namun masih sangat kuat.

Pertarungan mereka begitu sengit, ribuan monster datang melingkari mereka.

"Siapa mereka?!" Dengan nafas terengah Hinata bertanya.

Yuuji menengok pada Hinata, dia sedikit berfikir, "monster putih liar!" Serunya.

Dia menghunuskan cakarnya pada monster itu hingga terbelah dua.

Suara teriakan elang di atas yang terbang di udara membuat mereka terkesiap. "Ah, elang! Bukankah itu monster elang?!" Seru Hinata.

Elang itu melesat kebawah dengan sekali sentakan dia membawa Hinats ke udara. "Aaaa! Hei monster! Turunkan aku?" Serunya. Dia cukup takut dengan ketinggian, terbang entah kemana.

Lantas tubuhnya terhempas di udara, dia jatuh kebawah udara dengan kalut dia berteriak memanggil kedua suaminya.

Elang itu dengan sigap melesat kebawah menangkap tubuh Hinata yang akan menghantam tanah. Dia secara perlahan merubah bentuk sebagian tubuh manusianya, dengan sayap burungnya.

My Husband Is A Monster 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang