13

95 16 5
                                        

Perbatasan shiber.

Eid menurunkan tubuhnya ke tanah, lantas Hinata turun dari tubuh pemuda itu. Secara perlahan tubuh Eid merubah menjadi manusia.

"Terimakasih, Eid." Mendengar suara Hinata dia mengangguk.

"Aku akan menunggu ke tiga priamu." Hinata mengernyit bingung.

"Tiga?" Beonya dengan polos. Eid pun ikut bingung, dia mengangkat satu alisnya dengan pandangan heran.

"Ya, mereka bertiga bersamamu. Dan semua memiliki harum tubuhmu. Tapi paling samar yang barambut pink." Jelasnya.

"Aa ... " Hinata bingung menjawabnya, mungkinkah Yuuji sudah memiliki darahnya. Inernya dalam hati.

Derap langkah begitu keras terdengar, ketiga pria dengan warna rambut yang berbeda itu terlihat.

"Kalian! Disini!" Serunya dengan mengangkat tangan kanan dengan gerakan mengibas. Setelah mereka sampai sang empu segera menurunkan tangan tersenyum pada ketiganya. "Kalian baik- baik saja?" Bertanya dengan memandang satu- satu.

Nafas mereka terlihat sedikit tidak teratur. "Syukurlah! Kau baik- baik saja." Deidara berseru senang dia memeluk Hinata gemas.

Obito melayangkan pukulan di kepala pirang itu yang mendapatkan dengusan kesal.

"Baiklah, terimakasih untukmu, karena sudah membantu kami." Obito berujar tenang. Eid mengangguk paham.

"Baik, jika begitu aku pergi dulu." Putusnya.

Eid membentuk tubuhnya menjadi monsuta dia mengepak terbang menuju udara. "Terimakasih Eid!!" Seru Hinata keras.

Eid mendengar dia hanya mendengus geli.

.

.

.

Mereka berempat memandang hutan yang di tumbuhi pohon hijau, Obito maju kedepan dengan menjulurkan telapak kanannya dia mengeluarkan spiritual untuk membuka portal suara hyung terdengar pelan, mereka melangkah, saat kaki berpijak memasuki, suasana warna putih terlihat memenuhi desa itu namun semuanya terlihat sangat indah seperti salju dan kristal yang berdiri kokoh, ribuan kunang- kunang menghampiri mereka seakan menyambut kedatangan mereka.

Bola mata berbeda warna itu mengedar menjelajah begitu takjub.

"Siapa kalian?" Suara yang berasal dari kanan terdengar.

Mereka semua menoleh, melihat seorang pria berambut putih, jubah putihnya bersinar, bulu-bulu mengelilingi pundak kokohnya, berjalan ke arah mereka dengan langkah yang mantap namun tenang. Pria itu melihat satu persatu dari mereka senyum tenang ia layangkan.

"Maaf, kami hanya seorang pengembara." Obito berujar tenang.

Pria itu mengangguk paham. Namun dia tanpa aba-aba menjulurkan tangan spritual putih terlihat menghantam Yuuji dengan kuat, membuat tubuh itu mundur kebelakang. Yuji masih bisa menahan diri meski harus terhantam batu kristal yang pecah namun tidak melukai dirinya.

"Kau seorang iblis Sukuna, sangat kentara namun aku merasakan darah putih di dalamnya juga." Ujarnya tenang.

Yuuji memandang terkejut, dia mencoba bangun. Berjalan mendekat, " benar, aku memang keturunan iblis Sukuna, dan monster putih." Ucapnya tenang.

"Benarkah? Aku ingin melihatnya." Pria itu mengarahkan spritulnya, cahaya muncul melayang pada Yuuji. Hinata yang melihat segera melesat menghalangi dengan tubuhnya. Membuat dirinya yang terkena hantaman. Yuuji begitu terkejut karena ulah sang empu.

Deidara dan Obito begitu sama terkejut dia segera memasang badan sigap.

" J-Jangan sakiti siapapun!" Seru Hinata dengan menahan sakit di dadanya, "kami kemari hanya ingin meminta bantuan, tuan." Tukasnya lagi.

"Ceritakan tentangnya?"

Hinata mulai menceritakan, jika Yuuji menjadi monster karena ulah orang yang membuka segelnya waktu kecil, membuatnya tidak bisa mengetahui seperti apa dirinya sendiri karena terlalu lama menjadi mosnter, hingga pembatain desa miliknya.

"Jadi kau ingin aku menyegel dirinya? Dan juga membuatnya dapat mengatur dirinya sendiri begitu. Lalu meminta bantuan membuka segel di pikiran untuk tahu siapa dalangnya?" Ujarnya dengan senyum sinisnya.

Hinata mengangguk setuju." Bahkan, kau sudah menyegel dirinya nona, dengan darahmu, bukan? Jadi aku hanya akan membantu segel pikiran saja." Hinata terkesiap bagaimana dia tau. Namun dia tidak bisa menahan senyum mndengarnya. Dia sedikit membungkuk.

"B-bolehkah aku meminta bantuanmu untuk memutus ikatan darah padanya?" Yuuji sedikit terkesiap entah mengapa hatinya merasa sakit. Pandangannya menjadi sendu.

Deidara yang paham hanya terdiam, karena dia juga pun pernah mengalami. Obito hanya diam dia tidak ingin menghalangi karena nyatanya itu memang keinginan keduanya.

"Entahlah, aku tidak tahu lihat saja nanti. Dan apakah kau anak yang dibawa perempuan itu? Perempuan yang menikah dengan Sukuna, aku tidak menyangka kau akan hidup." Ujarnya culas.

Yuuji mengerjap pelan dia berdiri tegak. Dengan sigap dia menatap mata orang itu mantab.

"Ya, aku anak yang di bawa oleh wanita itu dan keturunan dari Sukuna."

My Husband Is A Monster 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang