09. Bisu tapi Rese

1.1K 67 9
                                    

"Bagi skin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagi skin."

Dinda menengadah dan seketika ekspresinya berubah masam mengetahui siapa yang baru saja bicara padanya.

"Yeuh, dilirik doang. Gue ngomong ama lo."

"Udah nggak main."

"Oh, kenapa?" Alvi menarik kursi lalu mendudukinya. Sekarang pukul dua belas lebih, waktunya makan siang. Alvi menaruh ponselnya di atas meja. "Dilarang suami kah?"

"Nggak usah nanya, please."

"Jangan anggap gue wartawan, anggap gue Adik ipar lo yang pengen akrab."

"Tapi guenya nggak pengen akrab."

"Jawab aja kenapa, sih?"

Dinda mendengus, sementara tangannya kini mengaduk-aduk makan siangnya. "Nggak sempet, gue sibuk."

"Gue juga sibuk tapi masih bisa ngegim."

"Lebih ke nggak ada waktu aja. Abis ngejob kan gue pulang dan setelah sampai rumah pun langsung ngurus suami."

"Ngurus suami?"

Dinda mengangguk.

Alvi memajukan wajahnya sedikit, ingin berbisik-bisik. "Dia nyusahin?"

"Nggak kok."

"Lah, terus? Soalnya selama masih di rumah pun dia tuh ngerjain apa-apa udah sendiri, Mbak."

"Heh, enak aja lo manggil gue Mbak!" sentaknya. Dinda yang melihat ekspresi tanpa dosa pria di depannya segera mencebik sebelum memasukkan irisan tomat ke dalam mulut. "Lo tuh belum nikah, nggak bakal ngerti!"

Yansha bukanlah tipe pria manja yang keperluannya harus selalu disiapkan pasangan. Seperti pakaian dan memasak, dia bisa menyiapkannya sendiri. Ini lebih ke komunikasi. Karena Yansha tidak bisa bicara, Dinda harus cepat tanggap dan harus ekstra peka.

Pernah beberapa bulan lalu saat Yansha mandi di siang bolong. Dinda yang lupa menata handuk di kamar mandi akhirnya malah menyusahkan Yansha. Karena Yansha tidak ingin ke luar dengan keadaan basah dan telanjang bulat, dia pun memanggil Dinda dengan cara missed call.

Niat sekali bukan pria itu membawa ponsel ke dalam kamar mandi. Namun Yansha malah dibuat lama menunggu karena rupanya sang istri sedang asyik karaokean di ruang tamu.

Jadi, sepertinya kalimat memantau suami lebih tepat bagi Dinda daripada mengurus suami.

"Lo nikah deh biar tahu rasanya. Kalo udah nikah, pasti pengen juga diurusin istri."

"Gue di datangin Mas Dev, katanya lo setuju tentang pergimikan," sahut Alvi, langsung mengalihkan topik. Alvi malas sekali membahas rumah tangga Kakaknya.

Dinda mengedikkan bahu.
"Nggak ada pilihan."

"Tapi suami tahu?"

"Nggak."

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang