03. Rumah Mertua

2.1K 101 5
                                    

"Mas Yansha pernah kok ngajak tinggal di rumahnya tapi akunya belum siap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mas Yansha pernah kok ngajak tinggal di rumahnya tapi akunya belum siap."

"Siap gak siap harusnya terima ketika mertua ingin anak dan menantunya tinggal di rumah."

"Ngomong doang mah gampang."

"Aku ngasih tahu loh ini. Bundanya Yansha beberapa kali cerita kalau dia sering kesepian."

"Bukannya ada Alvi?"

"Alvi lagi ada proyek. Dia lebih sering tidur di lokasi syuting."

"Kalo gitu Mbak aja yang tidur di sana. Katanya udah di anggap anak sendiri."

Resmi menikah, Yansha dan Dinda memilih apartemen sebagai tempat bernaung mereka. Bunda bilang, Yansha dan Dinda bisa tinggal di rumahnya. Namun Dinda yang banyak kekurangan ini jelas tidak mau. Dinda takut semua kekurangannya akan terbongkar.

Dinda menghela napas. Ia pun menoleh ke kursi kemudi yang ada Yansha di sana. Ia takut ucapannya tadi malah menyinggung pria itu―meskipun ucapannya dimaksudkan untuk Andira.

"Bukannya gak mau tinggal di rumah Bunda, Mas, tapi aku gak enak aja kalo nantinya rumah Bunda didatangin wartawan. Seleb Indo tuh kalo punya rumah gedong pasti diliput. Bisa-bisa didatangin tim Sobat Queesmin nanti."

"Alasan."

Yansha mendengarkan tapi tidak bersuara. Ia tetap mengarahkan matanya melihat jalanan di depan.

"Jadilah optimistis, mulailah berpikir bahwa kamu akan segera mendapatkan kembali kesehatanmu. Jangan biarkan pikiran buruk menguasaimu."

Kalimat dokter dan bayangan naas itu selalu mengganggu pikirannya saat ia berada di perjalanan. Baik saat mengemudi atau pun saat menjadi penumpang. Ia tidak menyesalinya karena kejadian tersebut jelas kecelakaan. Ia trauma. Kecelakaannya sangat fatal sampai menyebabkan istrinya patah tulang.

Dan yang lebih fatal dari itu adalah ia harus kehilangan suara.

Andira yang duduk di kursi belakang berdecak. "Yansha aja diem, itu berarti dia gak setuju sama ucapan kamu."

"Ya iyalah diem orang dia..." Dinda menggantung kalimatnya. Ia hampir mengatakan bahwa Yansha diam karena Yasha itu bisu. Untuk mengalihkan topik, ia pun buru-buru berujar. "Mbak ini punya niat apa sih kok maksa banget tadi pengen se-mobil sama kita?"

Andira tersenyum simpul.

"Maksa? Jelas-jelas Yansha yang nyuruh aku nebeng mobil ini."

"Mbak itu maksa banget tadi pas aku suruh naik taksi. Ngakunya gak punya cash. Terus tadi perginya bayar pake apa kalo bukan cash? Pake daun?"

"Kenapa kamu repot gangguin aku yang dari tadi diem?"

"Diem katanya." Dinda menyindir. "Padahal situ duluan yang nanya-nanya tentang rumah tangga aku."

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang