30. Yansha Salah Lagi

991 78 9
                                    

Selama ini bukan tanpa resah Dinda jauh dari Yansha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selama ini bukan tanpa resah Dinda jauh dari Yansha. Justru Dinda resah apalagi setelah tahu bahwa di rahimnya tengah tumbuh janin yang tidak bersalah. Bawaannya ingin bermanja-manjaan namun tidak enak untuk meminta pada pria yang bukan suaminya.

Hukum seorang istri meninggalkan suami adalah haram jadi tidak ada batas waktu mengenai persoalan itu. Apalagi istri yang keluar dari rumah tanpa izin dari suami, ia akan mendapat laknat. Dan pisah ranjang jelas tak termasuk dalam talak. Talak hanya terjadi apabila diucapkan secara sah dengan lisan dan niat dalam hati.

Dinda yakin Yansha tak pernah mentalak-nya. Jadi Dinda masih mempunyai harapan bahwa kepulangannya nanti masih bisa diterima oleh Yansha maupun keluarga pria itu.

"Sudah sampai."

Dinda menegakkan punggung. Kepalanya lalu menoleh ke kiri dan ke kanan, berusaha mengenali jalan. "Benar di sini, Pak?"

"Saya cuma bisa sampai sini. Mbak tinggal lewat gang itu untuk sampai di titik lokasi."

"Oh iya iya." Dinda pun mengangguk-anggukkan kepala sembari memeriksa alamat dokter Hans di ponselnya. "Tapi boleh kalau saya minta Bapak untuk menunggu saya sampai selesai? Saya tidak akan lama."

Supir online itu sempat gamang. Berterima kasihlah Dinda pada perut besarnya karena hal itu menjadikannya tampak prihatin di mata sang supir.

"Siap, Mbak."

"Makasih ya, Pak." Lantas Dinda ke luar mobil dan melangkah cepat melewati gang. Di ujung gang ada satu unit rumah yang tidak terlalu besar. Dinda tidak ingat sama sekali untuk mencari tahu tentang dokter Hans. Tidak ingat dan tidak sempat karena terlalu sibuk oleh perasaan sedihnya yang disebabkan oleh rumah tangga. Belum lagi dengan kondisi kesehatannya yang naik turun semenjak dirinya di nyatakan berbadan dua.

Sekarang sudah waktunya. Agar Dinda juga tidak terlalu lama pisah ranjang dengan suaminya.

"Permisi!" seru Dinda sambil mengetuk-ngetuk pintu berbahan kayu.

Cklek

"Eh, Adinda Bastian kan?"

Seseorang membukakan pintu bersama ekspresinya yang kaget. Hal tersebut membuat Dinda kurang nyaman karena rupanya orang itu mengenalnya. Orang itu lalu celingukan, takut ada banyak kamera. Ini bukan syuting Televisi seperti uang kaget atau pun YouTubenya Pratiwi Noviyanthi yang sering mendatangi rumah warga untuk memberantas permasalahan rumah tangga.

Ini Adinda Bastian seorang diri.

"Saya sendiri," ujar Dinda dengan ramah.

"Ooh, silahkan masuk." Orang itu membukakan pintu lebih lebar. Dinda lalu masuk dan menemukan keadaan ruang tamunya berantakan dipenuhi mainan. Dokter Hans punya anak berapa?

"Silahkan duduk. Maaf ya berantakan, banyak anak-anak soalnya."

"Oh tidak apa-apa, Mbak."

"Kakaknya ingin minum apa?"

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang