Tujuh hari setelah operasi pita suara dilakukan, Yansha diperbolehkan pulang untuk mulai mengikuti proses terapi. Terapi baru berjalan dua minggu. Hari ini tidak di rumah melainkan di lain tempat. Dokter terapis mengajak Yansha beserta istrinya untuk mendatangi rumah khas negara Jepang. Rumah yang bersih, tenang, dan nyaman.
Terapi suara melibatkan latihan atau aktivitas lain untuk memperkuat pita suara, meningkatkan kontrol napas saat berbicara, mencegah ketegangan abnormal pada otot di sekitar pita suara, dan melindungi saluran napas saat menelan.
Dinda yang menonton dari kejauhan mulai bosan. Ia lantas ke luar untuk mendapatkan angin segar.
Untuk menemani keheningannya, wanita berambut pirang itu mengeluarkan ponsel untuk menghubungi seseorang.
"Halo, Pi," sapanya. Ia duduk di anak tangga lalu menyandarkan kepalanya pada pilar rumah berbahan kayu.
"Hai, sayang. Tumben nelepon duluan," balas Ariksa. Candaannya membuat sang putri tertawa kecil.
"Tentang dokter Hans." Dinda menggigit bibir. "Dinda minta maaf udah bawa-bawa Papi. Papi jadi direpotin."
"Papi seneng bisa bantu Dinda. Papi gak merasa direpotin kok."
Dinda menghela napas lega.
Beberapa minggu lalu, alamat dokter Hans sudah Dinda bocorkan kepada polisi. Pria buta itu tidak perlu digertak untuk mengakui kesalahannya. Saat polisi datang untuk mengobrak-abrik rumahnya, Hans dengan cepat jujur tentang dirinya yang sengaja melumpuhkan pita suara Yansha.
Sampai saat ini, keluarga Yansha belum ada yang tahu dokter tersebut bersekongkol dengan Alvi. Dinda minta pada polisi agar informasi tersebut ditahan dulu sampai Yansha benar-benar pulih.
"Mau kapan kasih tahu Yansha?"
"Gak dalam waktu dekat. Sebenernya tanpa kita kasih tahu pun dia akan tahu dengan sendirinya nanti."
"Kenapa gak bilang dari awal kalo permasalahannya ada di Adiknya Yansha? Papi gak ikhlas kamu bales dendam cuma karena Yan―"
"Suami Dinda."
Dinda segera mengalihkan pembicaraan agar sang Papi tidak kesal. Tentang dokter Hans tak akan ia pedulikan lagi jika pria itu sudah benar-benar mendapatkan hukuman yang setimpal.
"Sebentar lagi umur kehamilan Dinda 7 bulan."
"Hm. Mau nujuh bulanan?"
Dinda menoleh sebentar ke belakang―ke arah Yansha yang sedang duduk bersila sambil menetralkan napas.
"Wajib gak, sih?"
"Gak wajib tapi kalo ada rezeki kenapa nggak?"
"Belum Dinda obrolin sih sama Yansha." Dinda memijit pelipis. Tiba-tiba mual datang hingga membuatnya pusing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kasih Tak Sampai
Chick-Lit[BELUM DI REVISI] Elzsa adalah pil kombinasi yang efektif untuk mengatasi masalah kulit yang terjadi pada wanita, seperti jerawat dan hirsutisme. Namun, Elzsa juga digunakan untuk menangani PCOS dan mencegah kehamilan. Bersama wajahnya yang kini puc...