24. Playing Victim

946 64 11
                                    

Meringis karena tangannya ditarik secara paksa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Meringis karena tangannya ditarik secara paksa. Yansha yang tadi berada di atas untuk bantu Rafael mencarikan tokek, tiba-tiba turun dan menyeret Dinda untuk dibawa ke kamar mereka. Orang-orang yang duduk bersama Dinda yang ada hanya terkaget-kaget tanpa berani untuk memisahkan.

Tubuh Dinda terhuyung saat Yansha menghempaskan cengkeramannya karena harus menutup pintu.

"Mas kenapa, sih?" Dinda meremas lengan kirinya yang barusan di cengkeram Yansha. Daripada merasakan sakit, Dinda lebih merasa malu pada orang-orang yang berada di lantai bawah. Tidak tahu apa yang membuat Yansha bisa bersikap kasar. Tapi bisakah pria itu menunggu sampai acara pengajian selesai?

"Nggak malu apa di tonton orang-orang? Kan bisa nunggu sampai mereka pulang."

Yansha mendekati Dinda kemudian mengeluarkan sebuah bungkusan dari saku kemeja kokonya.

Beberapa menit lalu...

Tubuh Yansha bersandar pada kusen pintu. Ia tidak ada minat untuk mencarikan tokek yang Rafael maksud. Lagipula di sini tidak akan ada tokek mengingat setiap lubang di tembok rumah sudah dipasangi kawat jaring.

"Bantuin dong jangan diem aja. Kalo tokeknya nggak ketemu terus tiba-tiba ada pas Om mau tidur, gimana hayoh?" tanya Rafael, menakut-nakuti sang Om agar mau membantunya.

Rafael menyesal kenapa barusan tidak mengajak Andira untuk mencarikan tokeknya. Wanita itu pasti tahu ke mana ngabritnya si tokek. Rafael yang tak menemukan hewan tersebut di ranjang, beralih ke meja rias yang mana make up dan skincare Dinda menumpuk di sana.

"Tokek kan suka yang gelap. Siapa tahu sembunyi di sini," kata bocah itu setelah sampai di sana. Barang yang menumpuk dan tidak tertata dengan benar membuat Rafael terheran-heran.

"Kak Dinda nggak suka beres-beres, ya?"

Yansha mengerut bingung. Ia pun mendekat untuk melihat dengan jelas meja rias istrinya. Kali ini Yansha juga heran kenapa Dinda tidak seperti biasanya yang sangat apik terhadap barang-barang. Apalagi ini barang mudah pecah dengan cairan-cairan pembersih di dalamnya yang Yansha tahu tidak murah saat Dinda membelinya.

Rafael mengurungkan niat saat akan membuka pouch bag berwarna ungu. Sikapnya itu membuat Yansha bertanya-tanya.

"Kenapa?" tanya pria itu tanpa suara.

"Kata Mama nggak boleh buka tas orang sembarangan."

Yansha memberi anggukkan yang artinya tidak apa-apa. Maka Rafael menarik resletingnya dan membukanya. Namun yang pertama kali ia lihat adalah sebuah obat. Rafael pun mengeluarkannya.

"Kak Dinda obatnya sama kayak punya Mama." Rafael kegirangan sembari mengacungkan obat itu tinggi-tinggi.

***

Elzsa adalah pil kombinasi yang mengandung hormon cyproterone acetate dan ethinylestradiol. Efektif untuk mengatasi masalah kulit yang terjadi pada wanita, seperti jerawat dan hirsutisme. Namun Elzsa juga digunakan untuk menangani PCOS dan mencegah kehamilan.

Kasih Tak SampaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang