"Gue mohon sama kalian, kalo nanti Jeno mau ketemu kalian, jangan pernah bahas tentang hari itu. Cukup ngobrol biasa tentang hal-hal kesukaan dia," pesan Donghyuck pada tiga orang yang terus memaksa untuk bisa bertemu dengan Jeno.
"Tapi dia udah tau kalo Jaemin pelakunya?" tanya Jisung.
Donghyuck menggeleng lemah. Meskipun ia mengatakan kebenarannya, Jeno pasti tetap tidak akan terima. Karena bagaimana pun semua masalah bermula dari Donghyuck, dan dialah yang harus disalahkan atas semuanya.
Donghyuck mengajak Jisung, Karina dan Giselle ke kontrakannya yang kecil. Meskipun begitu, ruang tengah yang tak seberapa itu tidak terasa pengap sama sekali, karena memang tidak banyak barang yang memenuhinya. Tidak terlalu buruk lah yaa. Mungkin kekurangannya hanya satu, yaitu tempatnya sangat panas. Bahkan, belum sampai lima menit mereka sampai di sana, Karina sudah mengipasi wajahnya yang kegerahan.
"Gak ada ac gitu di sini?" Komentarnya.
"Iya ih, minimal kipas angin lah ya. Panas banget gilaa," sahut Giselle.
"Banyak protes deh kalian." Sebenarnya Donghyuck sangat ingin membalas ucapan mereka. Tapi yang ada nanti ia yang semakin disudutkan oleh mereka.
"Seriusan lo tinggal di sini? Kasian kak Jeno, mending dia tinggal di rumah gue aja."
"Bacot." Donghyuck mempersilahkan ketiga teman Jeno untuk duduk di lantai beralaskan tikar tanpa ada makanan dan minuman yang bisa ia sajikan. Syukur-syukur mereka berinisiatif membeli camilan sendiri, lebih tepatnya camilan untuk Jeno.
Tok tok tok
Donghyuck mengetuk pintu kamar Jeno dengan pelan. "Jen, ini ada Jisung, Karina sama Giselle. Katanya mereka kangen sama kamu, pengen ketemu. Bisa keluar dulu gak? Sebentar aja kok. Mereka pengen liat keadaan kamu."
Hening. Tak ada sahutan dari si pemilik kamar membuat Donghyuck menghela napas pasrah. Ketiga temannya itu hanya bisa saling pandang, mengkode siapa yang akan mencoba untuk membujuk Jeno lebih dulu.
"Biar gue coba Hyuck," Giselle sudah mengajukan diri tapi Donghyuck segera menahannya.
"Bentar." Lalu Donghyuck kembali menghadap kamar Jeno. "Kamu gak bakal ketemu aku kok Jen. Aku mau pergi kerja. Tolong temui mereka ya, katanya mereka gak mau pulang kalau belum ketemu kamu."
Donghyuck kemudian mengangguk tanda ia pamit kepada tiga tamunya itu. Ia mempersilakan mereka untuk membujuk Jeno agar mau keluar dengan cara mereka. "Ingat kata-kata gue tadi ya." Peringat Donghyuck sebelum ia pergi yang langsung diangguki oleh mereka.
"Siapa yang mau ngetuk pintu?" Bisik Karina.
"Gu—
Cklek
—e"
Jisung menggantungkan kalimatnya kala pintu kamar itu dibuka. Sosok Jeno yang sudah tak mereka lihat sejak tiga bulan yang lalu itu akhirnya menampakkan diri. Penampilannya tidak banyak berubah, masih sama seperti yang terakhir kali mereka lihat. Bahkan dari sudut pandang mereka, Jeno terlihat lebih gemuk sekarang. Mungkin efek dirinya yang tengah mengandung.
"Jeno!"
Karina yang pertama kali memeluk sangat sahabat begitu daun pintu berwarna coklat tua itu terbuka semakin lebar. "Aku kangen banget sama kamu Jen!"
Ia bersungguh-sungguh merindukan pemuda Taurus itu. Biasanya hampir setiap hari mereka pergi ke kantin bersama, mengerjakan tugas bersama, dan masih banyak lagi kegiatan yang sering mereka lakukan bersama. Jelas Karina begitu merasa kehilangan sosok yang sudah seperti saudara kembarnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Good Father - Hyuckno
FanficAlohaaa Sebelum baca book ini alangkah baiknya baca cerita Cigarette or Kiss dulu di book Hyuckno Story yaaa, supaya gak terlalu bertanya-tanya kenapa ceritanya tiba-tiba begini hehehe