Pernyataan Mark tentu saja menimbulkan tanda tanya besar dalam benak Donghyuck dan Jeno. Mereka terus mempertanyakan motif apa yang dimiliki oleh ibu Donghyuck sebab sampai merencanakan kejahatan seniat itu.
Setelah mendapat beberapa pukulan lagi dari Donghyuck yang semakin menyesakkan dadanya, Mark akhirnya mengakui rencana busuk si wanita gila yang membawanya jatuh ke lubang kesengsaraan. Ia mengaku diperintah untuk mendekati Jeno dan menghancurkan hidupnya. Dengan imbalan yang sangat besar serta jaminan bahwa hidupnya akan aman sama seperti sang adik membuatnya langsung setuju. Itulah mengapa ia tidak menyerah meski Jeno sudah menolaknya berkali-kali.
Fakta yang lebih mengejutkannya lagi, yang membuat Donghyuck dan Jeno berkali-kali lipat lebih tercengang adalah Mark dan Jaemin memiliki hubungan darah. Dan mereka memang sengaja disuruh untuk merusak kehidupan Jeno.
Mark benar-benar membongkar semua kebusukkan ibu Donghyuck. Dari mulai rencana pelecehan yang dilakukan Jaemin, penyebaran video pornografi, skenario penjebakkan Donghyuck dengan Nancy-mantan kekasihnya-insiden kecelakaan Nono di akuarium sampai percobaan pemerkosaan yang dilakukan oleh Mark. Semua rencana itu dilakukan demi menjauhkan Jeno dari Donghyuck.
Andai saja Mark tidak bertindak gegabah dengan mencelakai Nono, maka ia tidak akan berakhir ditangkap oleh Donghyuck. Ibu Donghyuck tidak mau melindunginya gara-gara ia melakukan kesalahan itu. Hingga akhirnya ia memilih untuk mengungkap semuanya di hadapan Donghyuck dan Jeno.
"Untuk alasannya, kau tanyakan sendiri pada ibumu, karena yang aku tahu dia hanya sangat membenci Jeno. Sekarang, dia bukan hanya menghancurkan kehidupan kalian, tapi juga kehidupanku. Tidak adil bukan jika dia tidak mendapatkan balasan yang setimpal atas perbuatannya?"
Tangan Donghyuck mengepal dengan sangat kuat. Ia sangat ingin menghajar Mark lagi dan lagi. Tapi ia sadar, hal itu sama sekali tidak akan mengurangi kebenciannya pada sang ibu. Ia semakin tidak mengerti, mengapa ibunya sampai berbuat sejauh itu. Apa dengan mengusirnya dan mencaci maki Jeno selama ini tidak cukup untuknya?
"Brengsek!!!"
Bugh!
Berakhir dengan Donghyuck melampiaskan amarahnya pada tembok rumah sakit hingga tangannya terluka.
"Mari kita lihat, apa kau sanggup untuk menghukum orang tuamu sendiri atau tidak," tantang Mark dengan nada yang sangat meremehkan.
"Banyak bacot lu anjing!"
Bugh!!
Jisung datang tanpa ada satu pun yang menyadari, sampai-sampai Jeno melongo terkejut karena Jisung tiba-tiba menonjok Mark dengan sangat keras hingga ia pingsan. "Hama ini harus segera dibasmi!" ucapnya sembari menyeret tubuh Mark yang babak belur keluar dari kamar rawat Nono.
Tak peduli dirinya menjadi pusat perhatian banyak orang, Jisung terus membawa Mark menuju basement dan menghempaskannya ke bagasi mobil dengan sangat kasar.
Donghyuck tak ambil pusing ke mana Jisung akan membawa Mark pergi. Biarkan saja anak itu melakukan apa pun sesuai keinginannya, yang terpenting kemarahannya sudah tersalurkan. Toh anak itu tidak takut untuk berurusan dengan kepolisian, sebab dia memiliki koneksi orang yang sangat berpengaruh dan berkuasa di sana.
Ia lantas jatuh terduduk dengan kepala yang menunduk amat dalam. Bahunya sedikit bergetar, sementara tangannya masih setia mengepal, bertumpu pada lantai. Bibirnya yang menahan tangis bergumam sedikit tidak jelas.
Jeno mungkin bisa mengerti jika ibu Donghyuck menaruh benci dan dendam kepadanya, mengingat semua kejahatan yang selama ini ia lakukan kepadanya. Tapi Donghyuck? Kenapa ia begitu tega menghancurkan kehidupan anaknya sendiri?
KAMU SEDANG MEMBACA
Be a Good Father - Hyuckno
FanfictionAlohaaa Sebelum baca book ini alangkah baiknya baca cerita Cigarette or Kiss dulu di book Hyuckno Story yaaa, supaya gak terlalu bertanya-tanya kenapa ceritanya tiba-tiba begini hehehe