💔 - 16

1.4K 143 108
                                    

Rumah Renjun, atau bisa dibilang apartemennya itu amat sangat membuat Nono betah untuk tinggal. Selain memang tempatnya yang nyaman, luas, futuristik sekaligus estetik, di rumah Renjun juga banyak mainan anak-anak. Mungkin karena dia seorang guru tk, ia biasa menyimpan dan membuat permainan seru untuk dimainkan di kelasnya nanti.

"Nono, cepat beresin barang-barang kamu, kita harus pulang sekarang."

Nono lantas mencebik dan memasang wajah memelasnya. "Nono masih mau di sini, ayah." Jika bukan karena Nono yang terus merengek dan menangis, mereka tidak akan menginap di sana sampai tiga hari lamanya.

Renjun sebenarnya tidak masalah meski Nono ingin menginap sampai satu minggu, tapi Donghyuck lah yang merasa bersalah. Ia tidak ingin merepotkan Renjun lagi. Sudah sangat cukup tiga hari ini Renjun menjaga Nono kala ia sibuk pergi bekerja dan menengok perbaikan rumahnya.

Meski Renjun tak pernah mengeluh merasa direpotkan, ia masih tahu diri. Renjun terlalu baik padanya dan juga Nono. Apalagi saat hari pertama mereka menginap, Nono sudah sangat merepotkan Renjun. Anak itu kembali rewel dan tak ingin jauh-jauh dari Renjun, sampai-sampai Nono harus tidur di kamarnya. Belum lagi Renjun membantu memandikan dan menyiapkan sarapan untuk Nono.

"Gak boleh gitu, sayang. Kita kan punya rumah sendiri. Gak baik loh nginep di rumah orang terus, nantinya malah ngerepotin tuan rumah."

Nono merasa sangat enggan untuk pergi dari sana. Bisakah ia dan sang ayah tinggal di sana untuk seterusnya? Ia tidak mau kembali ke rumah yang sangat menyesakkan itu. Walau ia sangat rindu pada ibu dan Ryo, Nono tetap memilih untuk menetap di sana, menikmati pemandian air panas yang tak perlu menunggu sang ayah memasak air. Tinggal ia putar keran air hangatnya, maka ia bisa berendam air hangat di bak yang besar.

Nono begitu terkesima melihat fasilitas menakjubkan di rumah Renjun, segalanya terlihat begitu modern dan luar biasa. Jika biasanya ia hanya mandi di dalam bak mandi bayi yang terbuat dari plastik, di sini ia bisa berendam di bak mandi besar yang sudah seperti kolam renang.

"Sayang, ayo nurut sama ayah. Nanti kamu bisa main lagi ke rumah kakak Injun kapan pun itu. Nono udah tahu rumahnya kan? Gak terlalu jauh dari rumah kita, jadi kamu tinggal dateng ke sini lagi. Sekarang kita pulang dulu ya?"

Maka pada pagi yang cerah di hari weekend itu, Nono segera mengemasi barangnya yang tak banyak. Setelahnya ia bergegas mandi di bak penuh busa aroma terapi yang menenangkan bersama sang ayah.

Sementara itu, di luar kamar Donghyuck, Renjun sedang sibuk menyiapkan sarapan nasi goreng untuk mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sementara itu, di luar kamar Donghyuck, Renjun sedang sibuk menyiapkan sarapan nasi goreng untuk mereka. Sambil bersenandung, sesekali pikirannya itu melayang hingga jauh. Membayangkan bahwa suatu hari nanti ia akan melakukan hal itu—membuat sarapan—untuk keluarganya juga. Anggap saja ini sebagai bentuk latihan atau simulasi ia berumah tangga dan mengurus keluarga di masa depan.

Saking asyiknya melamun, ia sampai tidak menyadari kalau masakannya hampir saja gosong jika Donghyuck tidak datang dan langsung mematikan kompornya.

"Kenapa kau melamun Renjun?"

Be a Good Father - HyucknoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang