Fase 7. A Young Girl Who Will Soon Die

51 32 0
                                    


Akibat masalah yang muncul di kelasnya, Haru jadi menerima hukuman dari wali kelasnya yaitu mengajar seorang siswi perempuan yang belum pernah menghadiri kelas semenjak awal semester 1.

Siswi perempuan itu adalah Keila Nadear Oktaviani, seorang siswi penyakitan yang terpaksa dirawat di rumah sakit harapan keluarga karena memiliki kelainan pada hatinya.

Pak Goro wali kelas Haru memberikan alamat rumah sakit berserta nomor kamar rawat inap milik Keila, mulai hari ini hukuman Haru pun di mulai.

Di teras rumahnya Haru mengelap motornya lalu membuka kembali pesan di ponselnya.

"Lantai tujuh kamar kelas mawar nomor tiga, posisinya paling ujung koridor setelah keluar lift," Haru membaca kembali pesan dari Pak Goro, "Detail sekali, apa pak goro sering datang berkunjung!"

Pagi ini Haru akan pergi ke rumah sakit sesuai perintah pak Goro, untuk mengelabuhi ibu dan adik perempuannya, Haru akan jalan pukul 6 lewat seperti biasanya saat sedang bersekolah.

Motor sedang Haru panaskan karena perjalanan yang ditempuhnya berbeda dari biasanya.

Seorang gadis keluar dari dalam rumah Haru, "Tumben kakak panasin motor biasanya juga langsung cabut!" Ujar Azura adiknya Haru.

Gadis bertubuh kecil dengan rambut yang masih agak basah muncul dibelakang haru. Azuraniel Dewi Nitami siswi kelas 7 sekolah menengah pertama ini adalah adik dari Haru yang selalu penasaran dengan kakaknya.

Azura berdiri di depan pintu memperhatikan kakaknya yang jarang bersihin sekaligus manasin motornya sebelum berangkat ke sekolah.

"Berisik kamu, sudah mandinya!"

Haru tegas memotong pertanyaan adiknya, mulut adiknya yang polos bisa membuatnya keceplosan oleh sebab itu harus segera ganti topik pembicaraan.

"Sudahlah ini sudah pakai seragam," Azura menunjukan seragam putih birunya lengkap dengan dasinya, "ibu suruh aku manggil kakak untuk sarapan."

"Iya bentar lagi...."

Membalikan badannya Azura masuk kembali ke dalam rumah, "Oke," Azura lalu berpesan, "Kak kalo marin sudah datang suruh tunggu aja!"

"Jangan kebiasaan bikin orang nunggu...."

Tidak membalas perkataan kakaknya, Azura masuk ke dalam rumah begitu saja meninggalkan Haru sendirian dengan motornya yang masih menyala.

Azura ini cukup berbahaya karena gampang mengadu ke Ibunya Haru, jika sampai Azura sampai tahu Haru sedang dihukum pasti mulutnya bocor dan melaporkannya.

Adik kecil yang satu ini kadang harus diwaspadai mata, telinga dan mulutnya.


*****


Berangkat normal seperti kesehariannya ke sekolah, Haru menuju tempat yang berbeda yaitu rumah sakit harapan keluarga.

Sambil menunggu jam masuk rumah sakit yang baru buka pukul setengah 9, Haru beristirahat di tempat pedagang kaki lima berjualan di belakang rumah sakit dengan memesan kopi dan kue pancong.

Setelah itu mulai membuka materi belajar yang diberikan pak Goro.

Sesuai ucapannya pak Goro akan memberikan materi pelajaran dari seluruh guru kelas 12 kepada Haru selama 2 minggu, melalui email yang bisa Haru buka melalui Smartphone nya.

Bukan hanya materi pelajaran tapi juga lembaran tugas harian yang ada pun diberikan, Pak Goro ini memang luar biasa bisa dapat semua ini dari para guru walau katanya pak Goro tidak disukai guru senior terutama yang ibu - ibu.

Hati untuk KeilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang