Fase 18. Mother

32 10 0
                                    

Sepanjang perjalanan di kereta Haru mendiamkan Keila tak sepatah katapun keluar dari mulut Haru, wajahnya begitu muram nampak sangat kosong, terlihat jelas oleh Keila yang duduk disebelah Haru bahwa Haru sedang memikirkan sesuatu.

Namun apa itu Keila tidak berani menebak.

Tiba di halte tujuan, pak Tirto telah menanti dan Haru pun mendadak berbicara saat disapa pak Tirto, wajah muramnya kembali seperti sediakala seperti tidak ada apa - apa. Keila yang dari tadi takut menyapa Haru melihat hal tersebut langsung geleng - geleng kepala.

Apa yang sebenarnya terjadi dengan Haru tadi? Gadis pelayan toko roti barusan siapa? Kenapa bisa mendadak bisa membalas sapaan paman?

Begitu banyak pertanyaan dalam pikiran Keila namun malam hampir tiba sehingga Keila dan Haru kemudian berpisah. Di dalam mobil wajah Keila tidak seriang tadi pagi membuat pak Tirto bertanya - tanya.

"Ada apa nona, nona merasa lelah?"

"Iya..."

"Apakah fisik nona kembali menurun."

Tak mau banyak dicecar pertanyaan, Keila langsung menjawab dan merubah topik pembicaraan.

"Tenang paman tadi obat yang biasa keila minum keila bawa dan minum jadi tidak masalah," Keila mengambil roti yang tadi dibelinya, "Paman....., keila bawakan oleh - oleh."

"Terima kasih nona." pak Tirto mengintip dari kaca spion tengah, "Wah rotinya tampak enak, terima kasih nona."

"Paman terima kasih melulu, "Keila menyerahkan roti tersebut ke kursi depan yang kosong," Makan yaa paman."

"Terima kasih nona."

"Keila mau memejamkan mata sejenak."

Pak Tirto hanya membalas dengan menganggukan kepalanya.

Menutup matanya, Keila mencoba merilekskan badan dan pikirannya, pertanyaan tentang siapa pelayan toko roti itu masih jadi pikiran Keila namun Keila tidak boleh terlalu penasaran apalagi sampai bertanya macam - macam ke Haru.

Keila sadar jika Haru tidak suka diusik masa lalunya, seperti tadi saat membahas sekolahnya dulu Haru mengganti topik soal film yang akan ditonton di bioskop.

Satu hal yang Keila ketahui dari kata - kata gadis pelayan toko roti itu adalah kejadian yang berhubungan dengan Emperor Strike di masa lalu Haru, mungkin Keila akan bertanya kepada seseorang jika masih penasaran.

Semoga bukan hal buruk yang Keila dengar tentang Emperor Strike.


*****


Pukul setengah 7 malam Keila tiba di rumah, Neina ibunya sudah berdiri di ruang tamu menantinya. Tetapi Keila tak langsung masuk malahan menemani pak Tirto memarkirkan mobil di garasi.

Pak Tirto melihat Keila dari jendela mobil, Pak Tirto tahu bahwa Keila malas menjumpai ibunya yang sudah menantinya namun tak bisa membantu apa - apa.

Keila menarik nafas panjang lalu mengeluarkannya dan mulai melangkah masuk ke dalam rumahnya.

"Selamat malam, Keila pulang."

"Kamu sehat - sehat saja nak? Sudah makan?"

Tanpa membalas salam Keila, Neina langsung bertanya macam - macam pada Keila.

"Sudah mama tadi...,"

"Makan malam yuk, kamu tidak lupa minum obatkan? Apa ada yang terasa tidak mengenakan dibadan kamu?"

Keila tersenyum, "Keila sehat kok ma, makannya nanti saja keila mau mandi dan tiduran sebentar."

"Jangan begitu kamu jangan mandi malam - malam."

Hati untuk KeilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang