6. Young & Beautiful

332 55 84
                                    

Tzuyu terpojokkan ke salah satu rak buku. Taehyung mendudukkannya disana tanpa melepaskan ciuman mereka. Awalnya ciuman itu begitu lembut dan membujuk gadis itu, tapi lama-kelamaan Tzuyu tahu bahwa pria itu terbawa nafsu.

Dia meremas pinggang Tzuyu erat, menyelipkan lidahnya dan mengabsen giginya satu per satu. Tzuyu mulai menangis. Apa yang salah dengannya? Dengan Tzuyu, apakah ada yang salah? Gadis itu bertanya-tanya. Dia mendorong Taehyung, namun pria itu malah menyatukan tangan itu di depan dada kerasnya. Ciuman semakin parah dengan melelehkannya ludah mereka satu sama lain ke dagu.

Saat isakan tangis keluar dari bibir Tzuyu. Taehyung malah mengeluarkan erangan tidak sopan yang tertahan. Dia berusaha menahan hasratnya sekuat tenaga. Pria itu berjuang akan dirinya sendiri.

Taehyung melepaskan ciumannya, mereka bertatapan intens. Tzuyu masih menangis, sedangkan ada api dalam mata Taehyung yang siap membakar Tzuyu. Pria itu melepaskan tangan Tzuyu, lalu mulai meraih depan kemeja Tzuyu, membuka kancing itu satu per satu. Dan saat di kancing nomor tiga, Tzuyu menatapnya dengan air mata yang semakin nyata.

"Jangan, tuan. Saya mohon. A...apa salah saya? Mengapa tuan melecehkan saya seperti ini?" katanya sambil meratap. Matanya menyipit karena menangis. Saat Taehyung tersenyum lembut padanya, Tzuyu menunduk sedalam-dalamnya takut menghadapi hal lainnya yang tidak terduga dari pria ini.

"Bukankah kau datang kemari untuk itu? Melayani aku?" Taehyung berujar enteng, ia menarik dagu Tzuyu agar bisa menatap mata itu. Ia suka melihatnya. Suka menatap mata berbentuk almond yang besar dan polos itu. Apalagi ketika ia menangis.

"Saya... Saya tidak melakukan hal semacam itu. Jika tuan ingin memecat saya katakan saja tapi saya mohon jangan seperti ini. Saya bersumpah akan membayar seluruh hutang saya, saya bukan orang yang melarikan diri dari masalah. Saya akan menyelesaikannya. Saya akan bekerja di tempat lain dan memberikan seluruh gaji saya sampai bingkai foto tuan lunas. Tapi tolong jangan lakukan hal ini pada saya."

Taehyung terdiam, ia tidak suka jawaban itu dan membayangkan Tzuyu bekerja di tempat lain membuat moodnya rusak.

"Kemana kau akan bekerja?" tanyanya datar.

"Kemana..."

"Tidak ku izinkan. Aku akan memecat pamanmu juga bila perlu."

Pria ini begitu kejam. Tidak memberikan Tzuyu satu rasa kemanusiaan pun.

"Saya... Saya akan menuruti tuan apa saja. Tapi jangan lakukan hal seperti tadi lagi. Saya... Saya bukan wanita seperti itu." Tzuyu yang kemarin-kemarin adalah macan sudah berubah dalam satu minggu, lebih lembut dan penurut padanya. Itu karena gadis itu belajar bahwa menghadapi orang seperti Taehyung Kim adalah dengan memberinya kebaikan sebelum menjerat lehernya. Tzuyu bersumpah akan membalas semua ini padanya. Tzuyu akan membalas semua yang ia terima padanya. Entah kapan, tapi ia percaya suatu saat nanti pria ini akan menangis karena dirinya.

Taehyung menarik sudut bibirnya, senyuman tipis kejam yang mulai sering dilihat Tzuyu. Dia tidak berekspresi dihadapan semua orang, tapi dengan Tzuyu dia suka tersenyum aneh.

"Joy tunanganku tidak datang untuk melayaniku. Puteri perdana menteri tidak melakukan hal seperti itu sebelum menikah. Tapi kau... Kau tidak punya ayah dan ibu. Kau bukan puteri dari seorang yang terpandang, bukan? Mengapa sangat sukar menawar mu untuk bersedia menerima ranjangku? Kau akan dibayar, kau akan berpakaian bagus dan bisa meninggalkan pamanmu. Aku akan memberikan semua yang kau mau. Bukankah penawaran ini sangat menggiurkan? Ayolah Tzuyu, jangan berlagak polos seperti itu. Kau datang dari rumah ke rumah saudara yang tidak menginginkanmu dan berkahir disini. Ahh... Aku belum memberitahumu ya? Rumah pamanmu yang kau tempati adalah tanah dan perkebunannya milik kami. Jadi kau memang tidak memiliki apa pun lagi selain belas kasihan ku."

[TAETZU]; Sign of The Times Where stories live. Discover now