20. Kintsugi

260 43 78
                                    

Setelah bersih-bersih dan memerintahkan Gong Yo untuk membereskan taman lainnya, Taehyung akhirnya pergi menggunakan mobilnya menuju pondok tukang kebun.

Sebenarnya hari sudah sore dan tidak lama lagi Gongyo akan pulang, tapi Taehyung tidak mungkin pergi ke pondok saat pria paruh baya itu sebentar lagi akan kembali kesana. Dia memerintahkan untuk menata ulang taman yang dekat dengan paviliun. Taman yang sebenarnya indah, namun akan jauh lebih indah jika taman itu berhasil membuat Gongyo sibuk sementara Taehyung mengunjungi putri malang Gongyo.

Taehyung berdiri di bawah pohon. Selang tidak lama sebelum Tzuyu mengadah menatap wajah tampannya.

Taehyung menemukannya sedang duduk sambil memandangi sungai dan langit senja dengan mata bengkak. Dia tidak tampak terkejut, juga tidak mencoba untuk melarikan diri. Dia juga tidak menunjukkan tanda-tanda ketakutan atau kekhawatiran.

'Kenapa?'
Taehyung segera menemukan alasannya—Tzuyu  tidak benar-benar memandangnya. Mata redupnya tampak mengembara ke suatu tempat yang jauh, mungkin ketempat dimana putra pengacara itu pergi.

Pada saat Taehyung memiringkan bibirnya, mata Tzuyu sudah kembali fokus. Mata coklat gelapnya segera dipenuhi dengan rasa malu. Bahunya merosot, dan wajahnya menjadi kaku. Dia kembali menjadi Chou Tzuyu yang Taehyung kenal.

Taehyung dengan santai menatap matanya yang berkaca-kaca dengan tangan terlipat, menikmati malam yang santai dan tidak terikat oleh jadwal apa pun, jadi Taehyung punya banyak waktu untuk menunggunya berhenti menangis. Lagi pula pamannya akan pulang 2 atau 3 jam lagi.

Pria itu melihat mata Tzuyu berkilat jijik ketika Taehyung tidak berniat pergi, tetapi kesombongannya hanya membuat Taehyung terkikik.

"Kau tahu, Tzuyu. Anak laki-laki itu tidak akan datang." Taehyung melangkah lebih dekat ke pohon tempat gadis itu duduk dan bersandar.

"Mark Lee. Anak laki-laki yang kau tunggu-tunggu. Ah!Haruskah aku sekarang memanggilnya lelaki yang meninggalkan mantan calon tunangannya?” Bibirnya tersenyum pada Tzuyu. Nada suaranya lembut dan tenang, meskipun sengatan dalam kata-katanya tidak mereda.

Tzuyu menangis mendengar kata-kata itu. Langit senja diatasnya menampakkan dirinya. Penglihatan kaburnya karena air mata yang tertahan berangsur-angsur berubah menjadi air mata dan mengalir di pipinya.

Tzuyu menggigit bibir bawahnya, dia tetap diam sampai kegelapan perlahan mengisi sekelilingnya, dengan sabar menunggu kepergian Taehyung, tetapi tuannya yang jahat itu masih berdiri di sisinya. Jadi Tzuyu memutuskan untuk menggeser duduknya ke  bagian belakang pohon yang tidak dapat dijangkau dari pandangan sang tuan. Kepalanya sedikit pusing karena semua tangisannya. 

Bersandar di pohon, Tzuyu menyeka wajahnya yang berlinang air mata dengan gaun tuanya yang pudar. Dia merapikan rambutnya yang kusut dan meluruskan postur tubuhnya. Baru setelah itu, dia menoleh ke belakang dan tuannya masih menghalangi jalan menuju pondok.

Setelah membangun keberanian, Tzuyu mendekatinya selangkah demi selangkah. Dia tidak peduli tentang wajahnya yang berantakan karena air matanya masih menempel di sana. Dia tidak bisa menyembunyikan air matanya yang selalu membuat Taehyung bahagia.

Kali ini dia bertekad untuk tidak akan menjadi mainannya lagi.
"Saya minta maaf atas ketidaksopanan saya. Selamat malam, Tuan.” Tzuyu membungkukkan punggungnya dengan sangat sopan dari jarak dua langkah jauhnya.

Pada jarak ini, memberi majikannya kesopanan yang ia inginkan.

"Tzuyu."

Taehyung memanggil namanya saat dia akan melewatinya. Tzuyu tersentak, tetapi langkahnya tidak terganggu.

[TAETZU]; Sign of The Times Where stories live. Discover now