Keesokan harinya, hari ke dua Verra menginjak kembali sekolah barunya. Gadis itu meminta untuk memasuki sekolah sendirian saja, Sari hanya di minta untuk mengantar sampai depan gerbang sekolah.
"Aku masuk sendiri aja," ujar Verra seraya menatap sang ibu.
"Yakin? Gapapa sendiri?" tanya Sari, ia tampak khawatir dengan kejadian kemarin siang. Takut-takut jika itu terulang kembali.
"Gapapa. Verra bisa sendiri, Bu." Akhirnya Sari mengiyakan keinginan anaknya. Saat Verra sudah memasuki sekolah itu, Sari memanggil Kai.
"Kai ... Kai." Sari terus memanggil nama Pria itu. Hingga akhirnya, Kai datang dengan senyuman manisnya di hadapan Sari.
"Ada apa, Sari?" tanya Kai. Pria itu tampaknya masih sama, memakai pakaian jawa yang lengkap. Dan wibawa yang sangat kental.
"Aku minta tolong jaga anakku di sekolah ini," ujar Sari sambil menatap Kai. Kai hanya terdiam, lalu ia melihat ke arah sekolah yang baru saja Verra masuki.
"Bukankah sudah ada yang menjaga anakmu?" jawab Kai sambil menatap Sari kembali. Sari hanya terdiam, lalu ia meninggalkan sekolah itu.
"Aku tidak percaya dengan wanita itu." Sari tampak kesal.
"Kemarin, saat Verra kerasukan, wanita itu malah meminta maaf karna tidak menjaga Verra dengan baik. Aku sungguh kesal dengannya," lanjutnya. Akhirnya Sari berjalan menjauh dari sekolah itu, Kai mengikuti Sari.
"Hm.. sepertinya aku tau, wanita itu di mana kemarin," jawab Kai sambil menyeimbangkan langkahnya dengan Sari.
"Ke mana? Kemarin dia tidak bersama Verra, 'kan?" tanya Sari dengan penasaran.
"Iya, wanita itu sedang melihat beberapa area sekolah yang sedang anakmu tempati. Saat ia sedang sibuk dan meninggalkan Verra sendirian, ia malah melihat Verra yang sudah di rasuki oleh sala satu sosok di sana," ujar Kai. Sari hanya terdiam sambil terus berjalan ke arah rumahnya. Lio sedang bekerja, ia mendapatkan pekerjaan di kota ini.
👻👻👻
Sesampainya di kelas, Verra langsung di datangi oleh ketiga temannya, Nela, Zizah dan Ai. Mereka meminta maaf kepada gadis itu.
"Verra, maafin aku ya? Udah ninggalin kamu kemarin," ungkap Nela seraya menghampiri Verra.
Zizah dan Ai mengikuti Nela. Lalu Verra di kerumuni oleh teman-temannya itu.
"Verra, maafin gue juga. Gue tau di sini banyak demit. Tapi gue ga kasih tau lo," ucap Ai. Verra hanya tersenyum saja sambil mengangguk.
"Verra, maafin aku ye, aku ga sengaja ninggalin kamu," ujar Zizah. Lagi-lagi Verra hanya merespon mereka dengan senyuman dan anggukan saja. Verra meresa mereka benar-benar meminta maaf kepada dirinya, ia membuka hatinya untuk memaafkan mereka semua.
Selain Nela, Zizah dan Ai. Ada beberapa murid yang menatap Verra dengan tatapan tajam, mereka tampak enggan berkenalan dengan gadis itu, mereka berpikir bahwa Verra akan merepotkan kedepannya.
Waktu istirahat pun berlangsung. Nela, Zizah dan Ai mengajak Verra untuk berjalan-jalan di sekolah ini. Awalnya Verra menolak, namun ketiga temannya memaksa untuk ikut ke luar, agar ia tidak sendirian di dalam kelas.
Akhirnya, Verra menyetujui ajakan teman-temannya. Selama perjalanan, gadis itu selalu di gandeng oleh Ai.
Ai tau, bahwa Verra juga bisa melihat 'mereka'. Seketika, saat sedang menatap jalanan di depan, ia melihat sesosok Pocong berdiri di sisi kirinya. Sedangkan Ai sedang menggandeng tangan Verra di sisi kirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Story of Indigo [ TERBIT ]
HorrorBeberapa Bab sudah di hapus, demi kenyamanan Penulis. "Kok aku rasain hal yang beda dari biasanya ya?" -Verannisa Zitta. "Apa mata batinku terbuka lagi?" Verrannisa Zitta, akrab di sapa Verra. Gadis itu mempunyai kelebihan, dapat melihat yang seri...