Bab 9 : Deta

105 66 15
                                    

Lio dan Sari sibuk membereskan barang-barang yang sudah mereka bawa. Tak lupa, mereka juga menaruh barang-barang Verra di dalam kamar yang sama dengan orang tuanya.

"Kok aku tidur di sini sih, Bu?" tanya Verra saat melihat barang-barangnya di simpan rapih di kamar kedua orang tuanya.

"Kan di kamar sebelah bisa, Bu?" lanjutnya. Verra kembali memperhatikan kamar itu, tampak sudah rapih dan bersih di lihatnya.

"Biar kamu gak hilang lagi. Ingat! Jangan sendirian," tegas Sari. Seketika Verra langsung mengulas wajah yang memalas.

"Kenapa? Gak suka?" tanya Sari, seraya menatap Verra.
"Iya! Verra maunya tidur sendiri, gak mau di sini!" rengek gadis itu.

Akhirnya, mau tak mau Sari memindahkan kembali barang-barang anaknya. Tak lupa, ia juga menerawang kamar ini.

Hampir 1 jam Sari membereskan kamar untuk anaknya, Sari sudah terbiasa memanjakan anaknya, menuriti seluruh keinginan anaknya. Galang selalu berpesan, untuk tidak menghalangi permintaan anak semata wayangnya. Akhirnya semuanya selesai. Verra melihat kamar barunya, tampak lega dan nyaman. Gadis itu senang mendapat kamar sendirian lagi. Namun, Sari masih saja khawatir, takut-takut Verra memasuki alam mereka lagi.

Saat itu juga, Lio dan Sari menatap anaknya yang sedang sedikit merapihkan kamarnya.

"Ayah, Verra mau tidur sendiri katanya. Dia ga akan di ambil mereka lagi, 'kan?" tanya Sari kepada Lio.

"Gapapa, Verra gak akan kemana-mana. Kamu tenang aja ya, sayang." Sari hanya mengangguk sambil tersenyum kicut. Ia menatap anaknya yang terus merasa senang mempunyai kamar sendiri.

Akhirnya Lio meninggalkan Sari dan memasuki kamar mereka. Sari masih terdiam menatap anaknya.

Tiba-tiba Verra terdiam, sambil menatap pojok kamarnya. Sari menghampiri Verra, dan ikut melihat apa yang membuat anak itu terdiam.

Ternyata, seorang anak kecil perempuan tengah berdiri di dekat lemari milik Verra. Gadis itu sepertinya berdarah Belanda, rambutnya berwarna Blond, dan ukuran tubuhnya di bawah Verra. Matanya berwarna biru ke hijauan, hantu anak kecil itu terdiam menatap Verra dan Sari.

"Kamu siapa?" tanya Sari. Sambil terus memperhatikan anak kecil itu.
"Namaku Deta," jawab anak kecil itu. Suaranya sangat amat lucu dan kecil.

Verra terus menatap Deta dengan kagum, anak kecil itu sangat lucu dan cantik. Deta bisa kita sebut hantu Belanda yang tinggal di rumah ini.

"Halo, Deta. Aku Verra," sapa Verra sambil tersenyum. Akhirnya, Deta juga tersenyum. Sari melihat kedua anak ini tengah berkenalan. Ia keluar kamar Verra dan menghampiri suaminya.

"Ayah, Deta baik, 'kan?" tanya Sari kepada Lio. Lio hanya tertawa saja, ia menatap sang istri dengan tatapan gemas. Ternyata, Sari merasa khawatir dengan hantu yang mendekati anaknya.

"Dia baik. Kamu gak usah khawatir, sayang. Mereka gak akan apa-apain Verra. Verra udah ada yang jagain, aku kirim sosok wanita yang galak," ujar Lio.

"Siapa wanita yang kamu kirim buat jagain Verra?" tanya Sari.

Lio hanya tersenyum, ia menyuruh sang istri untuk duduk di sampingnya. Lalu ia akan memberi taunya.

👻👻👻

Verra masih berkenalan dengan Deta, Deta tampak duduk rapih di samping dirinya, Deta masih merasa canggung dengan teman barunya.

"Deta, kamu selalu sendirian di sini?" tanya Verra untuk memecahkan keheningan antara mereka.

"Em ... ya aku selalu sendirian di rumah ini, tapi ada seorang wanita seram di sana, aku tidak suka dengannya, kamu juga bisa melihat wanita seram," ujar Deta.

Story of Indigo [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang