Hai, Yeorobun ...
Kita ketemu lagi, gimana weekendnya? Pasti seru, ya ...
Hari Senin yang cerah ini baiknya di temani sama Diandra si pengkhayal ulung dan Aleandro si anak baik
Happy reading ^^
Semoga suka sama bab ini, yaaa─semua hari bahagia yang terjadi padaku
pemicunya adalah kamu─≈Ti amo≈
"Baik, anak-anak, sekarang buka buku paket kimia kalian. Halaman 125. Yang kemarin pernah Bapak bahas, ingat 'kan?"
"Ingat, Pak ...,"seru anak-anak satu kelas sambil membuka lembar halaman yang Pak Danu ─guru kimia paling asyik menurutku─ beritahu.
Pak Danu mulai menjelaskan dan mencatat apa-apa aja materi yang ada di buku ke papan tulis.
Aku berusaha untuk menyimak apapun yang sedang Pak Danu jelaskan, gak kubiarkan isi kepala ini melenceng dari pembahasan pelajaran kimia. Otakku suka banget tiba-tiba kepikiran pengen makan apa pas pulang sekolah nanti, atau kepikiran pengen jalan-jalan ke mana setelah ujian sekolah nanti, atau kadang aku yang kepikiran nikah pakai adat apa sama Aleandro nanti setelah lulus sekolah.
Setelah jadi pacar Aleandro, pikiranku semakin bertambah cabangnya. Random banget. Kadang aku yang bercita-cita nyiapin bekal untuk anak laki-laki itu atau ngajak dia pergi ke planet mars biar gak ada yang ganggu waktu pacaran kami. Huh, sibuk banget deh isi kepala ku ini, gak mau berenti.
"Bapak akan menjelaskan sedkit, jadi reaksi eksotermik adalah reaksi kimia yang disertai dengan pelepasan kalor dari sistem ke lingkungan. Pada reaksi ini, sistem akan mengalami penurunan energi karena sistem melepaskan kalor, hal ini bisa kita tandai dengan suhu lingkungan yang naik."
"Akibatnya ..." Pak Danu kembali menulis ke papan tulis di depannya. "... energi sesudah reaksi (E₂) lebih kecil dari energi sebelum reaksi (E₁) sehingga perubahan energi (∆E) akan bernilai negatif, E₂-E₁ < 0 (berharga negatif)."
"Contoh reaksi pembakarannya begini, C₃H₈(g) + 50₂(g)→3CO₂(g) + 4H₂O(ʅ) + panas
Sampai sini sudah paham?" tanya Pak Danu yang juga udah selesai menulis di papan tulis.
Kami semua diam, saling pandang dengan teman yang duduk di sebelah bangku masing-masing. Bahkan anak pintar kayak Retno aja juga diam. Mungkin otak di kelas ini udah buntu karena pelajaran kimia yang di letakkan pada jam terakhir. Siapa juga yang mengatur jadwal ini, gak bisa diganti apa.
Seharusnya yang jadi pelajaran terakhir itu bukan yang menguras otak kayak gini, apa kek, bahasa indonesia atau pelajaran kesenian yang nyanyi-nyanyi gitu juga bisa. Atau kalo mau gampangnya, jam kosong sabi juga, hehehe ...
"Kalian benar tidak paham dengan apa yang Bapak sampaikan?"
Kami serempak menggeleng, sementara Pak Danu menepuk jidatnya, merasa pusing menghadapi kelas ini di jam jam terakhir.
"Tapi, materi di buku kalian ini masih banya─"
Kata-kata Pak Danu seketika berhenti saat ketukan dari luar pintu kelas terdengar. Setelah dipersilahkan masuk, seorang anak laki-laki dengan seragam sekolah yang tergolong masih rapi melangkahkan kakinya mendekati meja guru di mana Pak Danu berdiri.
Teriakan dan sorakan memenuhi isi kelas saat sadar siapa sosok yang baru aja masuk, tak terkecuali aku yang langsung terhipnotis pesonanya.
"Oh, kamu, Al. Maaf merepotkan, seharusnya nanti saja kamu antar saat pulang sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ti amo [SELESAI]
Teen FictionDiandra si anak perempuan yang menyukai seorang anak laki-laki bernama Aleandro, seorang siswa kelas unggulan yang selalu mendapatkan berbagai prestasi di sekolahnya. Sementara Diandra hanyalah siswi yang biasa-biasa saja malah tidak pintar sama sek...