3. Menyukaimu Itu Menyenangkan

140 21 122
                                    

─seperti ombak yang menghantam bibir pantai

seperti itu juga hatiku yang beriak tak tentu arah untukmu

kamu harus tahu, kalau aku sebegitu mau kamu─

≈Ti amo≈

ǁTadi, kenapa?

ǁDi pelajaran Bu Linda

Mataku hampir aja keluar dari sarangnya saat menerima pesan dari Aleandro. Nama kontaknya tiba-tiba muncul saat aku lagi fokus bermain di salah satu aplikasi sosial media yang ada di hape. Nasi yang sempat mau kusendokkan ke dalam mulut dengan ikhlas ku letakkan lagi di atas piring dan langsung membalas pesan dari Aleandro ini.

Aku dari tadi emang lagi mikirin dia, dan tentang bermain sosial media, sebenarnya aku lagi cari nama akun sosial medianya. Sempat aku tanya sama Gea dan Mitha, tapi mereka juga gak tahu. Ah, aku gak percaya.

Ini, udah pasti sinyal dari Tuhan kalau aku dan Aleandro sebenarnya ditakdirkan untuk bersama.

Setelah diantar pulang Bang Riko tadi, aku segera berlari menuju meja makan setelah mengganti seragam sekolah dengan baju rumahan. Perutku sangat lapar, minta diisi. Oh iya, mengenai Bang Riko yang sempat mendengar ceritaku tentang Aleandro, sampai di rumah doi cuma diam dan gak ngasih reaksi apapun. Aku juga gak berani banyak tanya, karena jujur, Bang Riko yang diam kayak gitu buat aku takut.

Suara jantungku yang berdetak cepat menjadi musik pendamping kata per kata yang aku tulis. Perutku sampe mules karena saking bahagianya.

Duh, mau poop tapi lagi makan.

Buku tugas punya gue ketinggalanǁ

Jadinya di hukum Bu Lindaǁ

Ku gigit bibir bawahku kuat-kuat. Bohong banget kalau buku tugasku tinggal, kenyataannya aku yang gak ngerjain tugas matematika karena terlalu seru bergosip tentang anak laki-laki itu dengan Mitha dan Gea. Gak mungkin juga aku jujur ke anak pintar ini, bisa-bisa nilai plus ku berubah jadi minus kalau dia tahu ternyata jodoh masa depannya suka bergosip kayak emak-emak yang pagi-pagi udah nongkrong depan rumah.

Hm, enggak, enggak. Aleandro hanya harus tahu kalau aku ini Diandra yang cantik, manis, imut, dan jadi jodoh masa depannya.

ǁTadi saya tidak melihat kamu di halte

ǁApa kamu pulang bersama teman-teman kamu?

Boleh gak sih teriak?! Aku mau teriak yang kenceng. Biar satu dunia tahu kalau Aleandro baru aja cari aku, mencari Diandra si gadis manis nan centil ini. Kayak, anjir-lah aku salting banget, woi.

Oh, itu. Gue pulang dengan abang gueǁ

Lo, nyariin gue?ǁ

ǁSaya hanya tidak melihat kamu saja

Senyumku yang dari tadi terkembang harus terpaksa surut setelah membaca satu pesan yang baru aja Aleandro kirim. Anjir-lah, udah geer banget aku. Apaan banget anak ini, buat mood-ku gak karuan aja. Kata-kata Mitha saat di kantin tadi mulai teringat lagi, tentang anak laki-laki ini yang melihat ke arahku terus-menerus, apa bener?

Aku yang ragu, semakin ragu jadinya.

Dengan perasaan kesal, ku lanjutkan suapan nasi yang tadi aku tunda ke dalam mulut. Aku juga masih membalas pesan dari anak laki-laki ini, gak mau cuma berenti gitu aja.

Ti amo [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang