14. Selalu Manis dan Hangat

64 14 83
                                    

Hawoo, Yeorobun ...

Kita ketemu lagi sama pasangan gemes ini ....

Terima kasih udah mau baca sampai bab ini, yaa

Jangan lupa vote dan komen biar aku tau siapa aja yang baca.
I love you, guuyyss 🫶🫶

Happy reading ^^

≈Ti amo≈

Beberapa minggu telah berlalu, sekarang sampailah aku di hari ketiga sekaligus menjadi hari terakhir ujian kenaikan kelas. Setelah selesai mengerjakan lembar ujian terakhir, aku segera keluar dari ruang ujian.

Mitha yang ruangannya berada jauh dari ku ternyata udah selesai lebih dulu dan kulihat kakinya melangkah mendekatiku yang sebelumnya duduk diam di depan ruang ujian miliknya.

"Diandraa ..." Mitha berlari sambil memanggil namaku dengan keras, aku refleks meletakkan telunjuk di depan bibir, menyuruh dia agar gak berisik karena orang-orang masih ujian.

"Gue seneng lo udah selesai, ke kantin, yuk?" kata Mitha dengan nada berbisik saat kakinya udah berdiri di sampingku. Dia merangkul lenganku lalu kami berjalan beriringan menuju kantin.

Saat kami di kantin ternyata Gea dan beberapa anak perempuan yang ada di kelas ku juga ada di sini. Aku dan Mitha segera mengambil duduk di dekat mereka.

"Ini anak-anak satu kelas kita belum pada selesai?" kata Mitha setelah selesai memesan batagor miliknya dan milikku. Mereka semua kompak menggeleng.

Aku melihat satu persatu muka teman sekelasku, merekam bagaimana cara mereka bicara dan tertawa, agar saat aku rindu mudah untuk mengingat mereka.

"Guys, kalo satu kelas kita udah ngumpul, ada yang mau gue sampein," kataku dengan raut muka sedih yang berusaha untuk gak aku nampakkan.

Mitha dan Gea yang terlihat paling penasaran. Memberondong aku dengan berbagai pertanyaan yang menurut mereka ingin aku bilang. Aku cuma menggeleng dan tersenyum tipis menanggapi pertanyaan mereka yang salah semua.

Aku cuma bisa bilang, kalo akan aku beritahu setelah anak-anak satu kelas udah kumpul.

Kami menunggu sekitar sepuluh menit di kantin ini sampai pada akhirnya anak-anak satu kelasku berhasil terkumpul semua, lebih tepatnya terkumpul berkat bantuan Tio si ketua kelas yang menghampiri Mitha, menghubungi semua orang untuk segera ke kantin.

Aku mulai membuka suara dan bilang kalo selesai ujian ini aku akan pindah sekolah. Aku juga bilang, kalo aku bakalan rindu mereka, rindu suasana kelas, dan rindu semua tingkah random mereka. Aku juga bilang, jangan lupain aku saat nanti mereka merayakan hari kelulusan di sekolah.

Retno tiba-tiba memelukku, dia bilang kalo dia gak bakalan lupain aku, dia juga bilang kalo dia bakalan rindu aku karena gak ada lagi orang yang bisa ngadepin badmood-nya dia kalo lagi gak semangat sekolah.

Setelah Retno, Mitha dan Gea juga memelukku bersamaan, mereka bilang, gak akan ngelupain aku dan harus sering telfonan. Mitha dan Gea juga bilang kalo aku gak boleh keluar dari grup kelas karena aku akan selalu jadi bagian dari grup itu.

Aku cuma mengangguk, menanggapi semua celotehan Mitha dan Gea.

Setelah puas berpamitan dengan teman-temanku, aku memutuskan mencari Aleandro. Aku mau ngabisin waktu lebih banyak dengan dia, rencananya aku mau kencan seharian sama anak laki-laki itu, karena udah pasti setelah masuk sekolah nanti kami akan jarang ketemu dan gak bisa ngabisin waktu bareng-bareng lagi.

Ti amo [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang