HAI, YEOROBUN ...
LAMA GAK KETEMU, AKU BALIK LAGI BAWA CERITA DIANDRA DAN ALEANDRO
YANG UDAH BACA SAMPAI BAB INI, AKU UCAPKAN TERIMA KASIH BANYAK
SAYANG KALIAN SEMUA 😘😘🫶🫶
HAPPY READING ^^
─terkadang sikap egois itu perlu,
tutup mata, tutup telinga, dan lanjutkan apa yang membuat bahagia─
≈Ti amo≈
Aku berjalan senang di sepanjang lorong sekolah. Senyum ini gak lepas dari wajah manis dan imutku. Membayangkan tadi malam bisa berkomunikasi dengan Aleandro melalui pangggilan video buat aku senyam-senyum sendiri.
Itu adalah kali pertama kami berkomunikasi selain dengan pesan teks, ternyata kalau lihat Aleandro dari layar hape gitu muka gantengnya bertambah kali-kali lipat. Senyumnya dia, ya Tuhan ... pengen di kantongi aja.
Oh iya, aku hampir lupa. Hari ini adalah hari keempat belas kami resmi pacaran. Aku beli kado apa, ya?
Biar kayak orang-orang, ngucapin selamat hari jadi pakai kado. Apa ku belikan aja sekotak alat tulis secara tunai? Itung-itung nyicil mahar, kan?
Gak terasa, kebanyakan membayangkan muka manis Aleandro, ternyata aku udah dekat dengan kelas, dan juga tanpa sadar aku naik tangga dengan selamat. Gak kebayang, kalau aku jatuh aja tadi, bukan cuma sakit yang aku rasakan tapi juga rasa malunya itu karena diliatin banyak orang.
Langkah kaki yang tinggal beberapa langkah lagi menuju kelas harus terhenti saat seonggok manusia berdiri di depanku, memblokir langkah ringan yang sebelumnya kurasakan.
Melihat mukanya secara dekat begini buat aku muak, apalagi kejadian dua minggu lalu langsung berputar secara otomatis di dalam kepalaku.
"Hai, Di. Gue minta maaf untuk yang kemarin."
Bimo ini gak tahu malu. Untuk apa minta maafnya sekarang, sementara kejadiannya udah berlalu jauh-jauh hari. Huh, nasi goreng yang gak sempat ku makan itu lagi-lagi buat aku sedih.
"Diandra, gue bilang, gue minta maaf!"
"Kesambet apa lo? Demit mana yang nempel?"
"Gue tulus minta maafnya, Di."
Bimo si mulut sampah. Sejak kapan dia jadi orang yang tulus kalo lagi ngomong? Aku pun kayaknya akan jadi gila kalo lama-lama jadi lawan bicaranya.
Enggak mau gila, gak bisa nikah sama Aleandro nanti. Hihihi ....
"Najis, lo minta maafnya udah telat, anjing. Udah basi. Lo minta maaf sekarang, nasi gorengnya gak balik lagi!"
"Gue tau gue salah, Di. Makanya, gue pengen minta maaf sama lo."
"Minggir lo!"
Ku dorong badan besarnya. Memang gak banyak pergerakan yang dia buat tapi seenggaknya aku bisa lewat. Malas juga ngeliat muka Bimo lama-lama, buat eneg.
Semua kata-kata yang keluar dari mulut Bimo kuanggap cuma bualan, coba aja dipikir, anak nakal yang selalu aja ngejailin aku tanpa akal sehat tiba-tiba minta maaf. Kayak mustahil, kan?
Aku masuk ke dalam kelas, suasana hatiku yang tadinya baik sekarang udah hancur karena ketemu Bimo di depan tadi. Aku memilih membuka galeri hape saat udah berhasil duduk di bangku ku, melihat-lihat lagi beberapa foto yang berhasil aku dan Alandro ambil saat kami lagi sama-sama. Senyumku kembali cerah saat melihat foto Aleandro yang berhasil ku ambil diam-diam dari samping, menampakkan salah satu bolongan di pipinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ti amo [SELESAI]
Novela JuvenilDiandra si anak perempuan yang menyukai seorang anak laki-laki bernama Aleandro, seorang siswa kelas unggulan yang selalu mendapatkan berbagai prestasi di sekolahnya. Sementara Diandra hanyalah siswi yang biasa-biasa saja malah tidak pintar sama sek...