13 : Pertengkaran 3 saudara

2.6K 133 27
                                    

HARUS SHARE VOTE KOMEN!!!

KALO TYPO TANDAIN✔︎

Happy reading bebiiii

🧊🧊🧊

"Kania kamu lagi ngapain disini? Dari tadi dicariin juga, kan tadi sebelum ke bazar kamu udah janji gabakal nakal, gabakal jauh-jauh, kamu tuh masih kecil, bahaya sayang." suara bernada khawatir itu mengalun indah di pendengaran siapa saja yang mendengar nya.

"Maaf." Kania yang masih berada di pangkuan Anila pun hanya bisa menunduk dalam ketika pria dewasa itu berada di hadapan nya.

"Yaudah, lain kali jangan gitu lagi yah? Sini." pria itu mengulurkan tangan untuk menggendong Kania.

Kania dengan senang hati beralih dalam gendongan pria itu. "Iya, aku gabakal nakal dan jauh-jauh lagi." Kania, bocah itu hanya cengengesan menanggapi pria yang menggendong nya.

"Ini siapa?" bisikan pelan dari pria itu membuat Kania beralih menatap objek yang sedang pria itu lihat.

Anila.

"Ini kak Anila." kata Kania, Anila langsung tersentak.

"E-eh iya, gue Anila."

"Saya Algeza, papa Kania. Panggil saya Eza saja sepertinya umur kita tidak terlalu jauh." papa nya Kania a.k.a Eza mengulurkan tangan nya kehadapan Anila.

Anila sempat terkejut sesaat ketika Eza memperkenalkan dirinya sebagai papa Kania, namun tak ayal Anila membalas uluran tangan Eza, "Kak Eza aja yah? Gak sopan kalo cuma manggil Eza." lanjut Anila.

"Yaudah terserah kamu, eh, boleh saya duduk disini?"

"Boleh, lagian ini bukan kursi peninggalan nenek moyang gue." Anila menggeser duduk nya agar Eza dapat duduk di bangku ini juga.

Eza tertawa renyah menanggapi Anila.

"Papa liat itu ada Doni sama mamah nya, aku mau main itu yah sama dia." tangan kecil Kania menunjuk Doni yang sedang berada di luar area permainan anak seraya melambaikan tangan seolah menyuruh nya kesini.

"Yaudah ayo, Anila saya tinggal yah." Eza beranjak untuk menuju tempat bermain yang di inginkan Kania.

"Oke." Anila mengangguk. Setelah kepergian Eza, Anila kembali memainkan ponsel nya, lama sekali menunggu si Vincent sudah seperti menunggu doi yang gak peka-peka dari abad lalu, huh.

Anila kembali menoleh kesamping karena merasa ada pergerakan di sebelah nya.

"Lah gak jagain Kania?" alis Anila terangkat bingung melihat Eza kembali duduk di sebelah nya.

"Enga, disana udah ada penjaga khusus, lagian Kania juga yang nyuruh saya kesini." balas Eza dengan sedikit memiringkan duduk nya agar menghadap Anila.

"Oh, yaudah." Anila kembali memusatkan atensi pada ponsel nya.

"Kamu gak mau tanya gitu kenapa Kania nyuruh saya kesini lagi?" mendengar ucapan Eza, Anila kembali menyimpan ponsel di pangkuan nya dan beralih mentap papa Kania.

"Emang kenapa?" Anila mengernyit bingung.

"Buat mencapai keinginan dia dan tujuan saya." Eza tersenyum menatap Anila.

ALFAGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang