11 : Awal mula berubahnya Vincent

1.6K 104 31
                                    

Ada yang nunggu notif dari bybyl?

Tidak? Oh nooooooo😫

Klean srasa di PHP-in mulu ga sih ama byl krna kmren2 ga up lma bet?

Kalo iya, maaffff banget jinjja jeongmal mianhe i'm so sorry afwan jiddan sadidan lil ghayah.🙏🏻🥹

NAH BIAR SELALU CEPET2 UP MANGAKNYE VOTE DULU SEBELUM BACA JAN JDI SILENT RIDERS!
Kalo ada typo tandain yah✔︎

HAPPY READING BEBIIII

🧊🧊🧊

"Kelas hari ini sudah selesai, saya permisi."

"Akhirnya~" Ara mendesah lega seraya menyenderkan punggungnya ke kursi.

Anila yang sedang merenggangkan otot-otot nya menyahut, "Iya, akhirnya beres juga. Mana dari tadi si dosen killer nunjuknya ke lo mulu Ra." Anila cekikikan mengingat Ara yang terus saja ditunjuk untuk menjawab pertanyaan si dosen killer.

'Punya dendam kesumat apa sih?' batin Ara. Ia ingin menangis kejer rasanya.

"Yok balik." Anila beranjak, dan menggendong tas nya.

"Ayok." Sahut Ara lesu. Ia masih 3L, lemah, letih, lesu.

Setelah sampai di rumah Anila bukan nya istirahat, ia justru malah kembali keluar menuju supermarket dekat kompleks untuk membeli camilan.

"Ada tambahan lagi kak?" tanya mbak kasir yang sedang melayani nya.

"Gaada, itu aja." balas Anila yang sedang mengeluarkan uang dari dompet nya.

"Total nya jadi enam puluh delapan ribu, tujuh ratus rupiah."

Anila menyerahkan uang berwarna merah yang ia pegang, "Kembalian nya buat donasi aja." tangan Anila terangkat, menunjuk kotak amal yang berada dekat tembok.

"Baik kak. Terimakasih telah berbelanja di supermarket kami, silahkan datang kembali." kasir itu menyatukan dua tangan nya di depan dada seraya tersenyum lebar.

Anila berjalan menuju taman kompleks yang letak nya tidak jauh dari sini. Ia memilih berjalan kaki daripada naik motor, sebenarnya agar menghemat bensin juga sih, Anila belum bekerja makanya ia hanya mengandalkan uang simpanan nya yang setiap hari semakin menipis.

"Duduk disana aja deh." Anila berjalan menuju bangku taman yang letak nya dibawah pohon.

Ia mulai memakan camilan nya seraya mendonggak, menerawang jauh memikirkan nasib nya. "Gue bingung mau kerja apa?" Anila mengetuk-ngetuk dagu nya sedang berpikir.

"Mana duit udah setipis kesabaran si Ara lagi." lanjut nya sebelum mengembuskan napas berat.

"AAAAAAAAAA."

"AYO LARI!"

"AGAF LARI NYA CEPETAN, KITA BILANGIN MAMAH KITA."

"IYA SEBENTAR DONI, ITU KANIA MASIH DIBELAKANG."

"Astaganaga!" Anila yang kaget pun menengok ke belakang pohon, dimana ada dua anak laki-laki yang memekik kencang itu sedang berlari terbirit-birit.

ALFAGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang