05 : Gara-gara trio macan

3.3K 146 9
                                    

Jaljine bebiiii?

Btw para bebi bebi nya bybyl dari kota mana aja nih?

🧊🧊🧊

"Ngibul lo pasti! Awas gue mau liat lemari lo!" Anila mendorong Victor yang menghalangi jalan nya.

Dan ketika masuk kedalam, "KALIAN!!!" Anila memekik sangat kencang. Saking kencang nya membuat ketiga orang yang berada di kamar ini menutup telinga masing-masing.

Anila menatap berang kepada orang-orang yang berada di kamar Victor. Selain siempu pemilik kamar, disini juga ada 2 kembaran nya, yang sedang duduk-duduk ganteng di sofa sembari memakan camilan.

Sudah Anila duga, bahwa ulah ini tidak mungkin di lakukan Victor seorang diri.

Ingin mengomeli? Pasti! Tapi Anila berusaha meredam rasa kesal nya, karena ia sedang menjalankan tugas menjadi ibu yang baik, sampai di ceraikan nanti.

"Apa? Lo mau marah?" Victor membuka suara, setelah melihat Anila yang di landa kekesalan.

"Marah mah, marah aja!" Vikram ikut mengompori.

"Buruan marahin kita!" sahut Vincent dengan ringan nya.

Anila yang mendengar itupun semakin di buat kesal. Ia melangkah kearah Vikram, yang tangan nya sedang berusaha menyembunyikan sesuatu ke belakang badan nya.

"Jauh-jauh dari gue!" sentak Vikram ketika melihat Anila berjalan kearah nya, "jauh-jauh gue bil-"

Anila bukan ingin berdebat, dan ia segera menyambar apa yang coba Vikram sembunyikan.

"Tuh kan bener dugaan gue!" Anila menatap kesal beberapa baju berwarna putih yang sedang ia pegang.

'Kok gue gak engeh, kalo merk baju nya beda-beda.' batin Anila.

Anila melihat baju yang masih di pegang Victor, baju itu bukan semata-mata warna nya pudar atau jadi berwarna kuning, tapi memang warna nya saja putih gading.

Anila menghela nafas berat.

"Guys dengerin gue baik-baik, gue gak marah cuma kesel aja, dan tolong dong jangan gini, ini tuh keterlaluan." ketus Anila dengan wajah serius.

"Wahhh, kita di marahin bre!" sahut Victor, si provokator.

"Wahhh gak bener nih." Vincent langsung berlari keluar kamar.

"Bilangin papih Vin!" teriak Vikram.

Anila yang melihat tanda-tanda bahaya pun mengejar Vincent.

Kedua laki-laki yang masih berada di dalam kamar pun tak mau kalah, mereka ikut mengejar.

Jadilah aksi saling kejar-kejaran, 3 VS 1.

"Vincent gue gak marah!"

"Dia marah Vin!" teriak Victor dari belakang.

"Enga, Victor jangan jadi provokator deh!"

"Lari yang kenceng Vin!" mendengar teriakan Vikram, membuat Anila makin mempercepat lari nya.

"Vin berhenti! Gue gak mar-"

"Lo marah!" sela Vincent tiba-tiba.

"Enga Vin, gue gak marah!" ulang Anila, masih dengan mengejar Vincent, yang sudah mendekati kamar papih nya. Om Alfagio.

"Pih! Papih! Buka pintu nya!" Vincent terus menggedor-gedor pintu di depan nya, sampai akhirnya siempu pemilik kamar keluar dengan tampang datar nya.

"Apa?"

ALFAGIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang