"Percayalah, setiap rasa sakit dan luka yang kamu rasakan akan berbalas dengan kebahagiaan."
-HIRAETH***
KEHENINGAN malam gelap gulita yang mulai merebah di semesta. Bintang-bintang menyaksikan langit dalam diam, sementara hati manusia merenung di dasar samudera kehidupan. Mereka mencari jawaban di antara riak kenangan yang mengalun lembut di tepi waktu.
Reygan Bragaswara yang kerap disapa Bara, menatap bingkai foto seseorang yang tergantung indah di dinding kamarnya yang didominasi oleh warna hitam keabu-abuan.
Setiap kali menatap bingkai foto itu, Bara merasa seperti memiliki hubungan yang dalam dan menyakitkan dengan seseorang yang berada di foto tersebut. Foto yang menggambarkan seorang gadis berambut pirang yang membelakangi kamera dengan latar belakang taman bunga yang indah.
Bara mengambil ponselnya dari saku celana, mengotak-atik hingga lagu Echanted mulai terdengar.
Pemuda itu memejamkan mata dan setetes cairan bening meluncur indah di pipinya. Sakit yang tak kasat mata menjadi rasa yang seringkali menggerogoti tubuh Bara.
Bara mencoba mengingat kenangan indah yang pernah terjadi di hidupnya. Namun, yang ia dapat hanya rasa sakit yang menyengat di kepala dan rasa sesak yang menyerang dada.
Pemuda malang itu terjatuh dengan isak tangis. Isakan pelan yang mampu menembus hati siapa saja yang mendengarnya.
***
Arena balap liar terlihat sangat meriah. Seorang pemuda yang dikenal sebagai Rey, sang raja jalanan, tengah berhadapan dengan seorang gadis cantik yang berpakaian seksi.
Rey menatap belakang tubuh si gadis di mana seseorang tengah menatap tajam ke arahnya.
“Hei, aku hanya ingin menyapa sebentar adikmu, Gerald. Dia sangat cantik, membuatku terpana dan ingin terus menatapnya,” ucap Rey tertawa, sembari mengedipkan matanya genit ke arah si gadis.Gadis berambut hitam pendek itu tersipu malu. Ia menunduk untuk menyembunyikan pipi putihnya yang sudah merona. Seseorang yang sedari tadi menatap tajam ke arah Rey makin geram, terbukti dengan kedua tangannya yang mengepal sangat erat di sisi tubuhnya.
Pemuda itu maju mendekati tempat sang adik dan Rey berada. Namun melihat bodyguard Rey yang sudah mengambil ancang-ancang untuk menyerangnya, membuatnya mengurungkan niat dan berdiri di posisi semula.
Rey mengangkat tangan kanannya memberi perintah untuk para bodyguard-nya mundur. Ia berjalan melewati gadis bernama Ambar itu.
“Karena kita berada di arena balap, bagaimana jika kita selesaikan masalahmu dengan bertaruh balapan saja?” tanya Rey ketika sudah berhadapan dengan Gerald. Ia memamerkan kunci motor Kawasaki ninjanya sembari tersenyum remeh.
Seluruh penonton riuh dengan tepuk tangan dan teriakan. Pasalnya, keterampilan Gerald dalam membawa kuda besi sama handalnya dengan Rey. Jika keduanya berada di arena yang sama, tentu menjadi pertunjukan yang seru dan menarik.
“Aku tidak bisa jika itu menyangkut adikku. Kau ambil saja taruhan malam ini, dan biarkan dia pergi,” tawar Gerald pelan. Ia kelihatan sedikit menyesal mencari masalah dengan Rey.
Beberapa saat yang lalu, Gerald tengah membeli rokok di warung yang berjualan dekat dengan arena balapan. Di tengah perjalanan kembali, ia lupa untuk membeli minuman soda untuk temannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIRAETH [Terbit]
FantasyPLEASE BE WISE AS A NEW READER!! "The universe is sometimes unfair. But, fairness will happen someday. The moment they give in their live." -- HanySenandy Hiraeth, memiliki makna rasa kerinduan teramat dalam untuk pulang. Nostalgia sendu yang kini m...