2. Moure

30 7 0
                                    

"Seseorang tidak bisa hidup sendirian, ia perlu uluran tangan, maka dari itu cobalah untuk terbuka dengan mereka yang ingin membelamu."

-HIRAETH

***

PEPERANGAN antara kaum malaikat dengan kaum dunia bawah terjadi terus menerus sejak zaman dahulu. Akibat dari peperangan tersebut sangat dahsyat, seluruh penghuni dunia di tengah-tengahnya merasakan dampak dari kerusakan yang terjadi.

Beberapa benua ikut terpisah, perubahan suhu yang ekstrem, getaran dahsyat, dan beberapa makhluk hidup yang tidak pernah menampakkan diri mereka pun mulai bermunculan.

Pada saat itu, situasi sangat kacau balau. Takada yang mau mengalah sampai pemimpin mereka gugur satu per satu dalam peperangan. Seorang Ratu dari dunia tengah-sang keturunan penyihir agung-berhasil membunuh si Raja Iblis dan membuat dirinya dikaruniai kekuatan besar dari pemimpin kaum malaikat.

Dunia tengah yang terkena dampak peperangan mulai pulih kembali sejak sang Ratu mulai memimpin. Kerajaan Moure berdiri di tengah benua yang diapit oleh tiga samudera. Beberapa kerajaan kecil di bawah naungan kerajaan Moure juga berdiri kokoh dengan kekuasaannya, seperti kerajaan Vampir, kerajaan Griffin, kerajaan peri, dan lainnya.

Manusia dengan para makhluk tersebut hidup berdampingan. Hanya hal kecil dasar saja yang membedakan keduanya, yaitu manusia biasa yang tidak memiliki sihir dan keturunan penyihir yang menguasai mana.

Kerajaan Moure adalah kerajaan sihir termegah sepanjang catatan sejarah, di bawah pimpinan Ratu Syrifina, seorang keturunan penyihir yang bijaksana dan penuh kebaikan. Namun, kemegahan tersebut tidak berjalan selamanya.

Pada masa kepemimpinan Raja Silindra, putra tunggal dari Syrifina dan Tristan menetapkan aturan yang berbanding terbalik dengan masa kepemimpinan sang ibu, sehingga dampaknya adalah pemberontakan dan kekacauan di seluruh wilayah kerajaan.

Aturan bahwa manusia dilarang menikah dengan makhluk selain mereka, jika ada yang melanggar, maka satu-satunya hukuman untuk itu adalah hukuman mati. Bukankah hal itu terasa sangat tidak adil?

***

Ruangan megah berhias burung Phoenix yang didominasi keemasan terbentuk sangat menawan. Ornamen penuh emas benar-benar menggambarkan negeri yang makmur dan sangat kaya. Beberapa orang terlihat berkumpul dan sedikit menjauh dari tempat tidur sang pemilik ruangan yang tengah lelap terpejam.

Salah seorang dari mereka membuka suara. "Jadi, bagaimana keadaan pangeran bungsu, Tabib?"
Pria paruh baya berjenggot putih yang diketahui tabib itu menoleh. Raut wajahnya sangat rumit dibaca, sehingga membuat mereka yang melihatnya penuh dengan tanda tanya.

"Ada apa? Cepat katakan!" desak Raymond, jenderal perang kerajaan Moure.

"Maaf, Jenderal. Untuk saat ini, saya tidak bisa mengatakan apa pun karena kondisi pangeran bungsu masih sangat lemah. Kemungkinan untuk bertahan dengan kekuatan sihirnya itu sangat kecil," kata sang Tabib.

"Apa maksudmu? Katakan dengan jelas!" titah pria tua yang menjabat sebagai perdana menteri di kerajaan Moure.

"Sepertinya ..., pangeran tidak akan selamat. Energinya terkuras hebat akibat sihir yang digunakannya. Ketika saya memeriksa pangeran, napas mananya sudah tidak ada." Pria paruh baya itu menunduk takut tatkala merasa aura mengerikan dari ketiga pria paling berpengaruh di kerajaan Moure itu menguar.

"Pangeran Argasier tidak mungkin mati semudah itu," gumam sang perdana menteri, Alshar.

Pria tua itu mengibas pakaian khas miliknya yang menjuntai, kemudian berjalan ke arah tempat tidur di mana satu-satunya keluarga kerajaan yang masih hidup untuk saat ini.

HIRAETH [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang