10. Artefak Cahaya Phoenix

12 4 0
                                    

Eccedentesiast: Someone who hides pain behind a smile- Argasier Moure Devajackson

***

Rey menatap sendu pada lukisan besar yang menampilkan seorang pria dengan baju bangsawan dan senyum merekah yang mirip sekali dengan wajahnya yang sekarang, hanya yang membedakan keduanya adalah warna bola mata dan bentuk bibirnya saja.

Giselle yang senantiasa di samping Sang Tuan merasa iba melihat penderitaannya. "Kau baik-baik saja, Pangeran?" tanya Giselle memastikan.

Rey menoleh dan tersenyum tipis membalas pertanyaan Giselle. "Aku baik-baik saja. Namun, entah kenapa melihat lukisan ini membuatku seperti merasakan kehilangan yang sangat. Kau tahu mengapa?" tanya Rey kembali menatap lurus lukisan itu, begitupun dengan Giselle.

"Lukisan ini adalah lukisan mendiang Putra Mahkota Arthur. Aku dengar sejak kecil Pangeran sangat dekat dengan beliau, bahkan Pangeran sempat mengalami sakit karena mendengar berita kematian Putra Mahkota beberapa waktu lalu." Jawab Giselle.

Rey terdiam dengan rasa sesak di hatinya. Ini adalah perasaan Argasier, bukanlah perasaanku. Tapi mengapa ini rasanya sangat sakit?

"Pangeran bertekad untuk mengusut kasus pembunuhan Putra Mahkota tetapi terhalang karena masyarakat beranggapan bahwa anda lah pelakunya. Beruntung Perdana Menteri dengan cepat meredam berita bohong itu dan memberi bukti bahwa sihir yang melukai Putra Mahkota adalah sihir yang berasal dari Artefak itu." Cerita Gisella, ia sedikit mengingat bagaimana awal pertemuannya dengan Sang Tuan.

"Pangeran tidak menerima kenyataan bahwa Putra Mahkota bisa di kalahkan oleh sebuah artefak, kemudian anda memutuskan untuk pergi sendirian ke Zeouland. Namun," Giselle mengatupkan bibirnya menahan tawa membuat Rey menoleh padanya dengan kerutan di kening.

"Apa yang membuatmu tertawa? Lanjutkan!" Titah Rey yang di balas anggukan oleh Giselle dengan sedikit menyeka sudut matanya yang berair.

"Namun Pangeran malah tersesat di desa Arklears dan di sanalah kita bertemu. Aku menemukan Pangeran yang sedang kesakitan karena terjebak oleh perangkap yang dipasang penduduk Arklears. Waktu itu, aku sedikit menyesal karena membantu seseorang yang merupakan anggota kerajaan Moure karena kerajaan itu tengah memburu bangsaku. Namun, aku malah terikat dengannya karena kutukan yang ku punya."

Rey mengangguk mendengar cerita Giselle. Berbekal dengan ingatan Argasier yang tidak seberapa, Peri itu terikat dengannya untuk menyembuhkan kutukan yang ada pada Giselle.

Mereka saling menguntungkan satu sama lain. Argasier dengan kasus pembunuhan kakaknya dan Giselle dengan kutukan anehnya.

"Lalu jika kutukan itu berhasil di hancurkan, kau bisa berubah wujud menjadi manusia?" Rey menarik kesimpulan.

Giselle mengangguk. "Tentu, Pangeran. Aku memiliki darah manusia yang mengalir di tubuhku, hanya saja aku akan mendapatkan masalah setelah kutukan itu berhasil di sembuhkan."

Rey memicingkan matanya, curiga. "Masalah seperti apa? Apa akan menyulitkanku?!"

"Hehe, usiaku yang sebenarnya adalah tiga bulan. Jika kutukanku berhasil di sembuhkan maka aku akan menjadi bayi nanti, Pangeran harus merawat ku sampai besar, ya!" Kata Giselle terkekeh.

"Yang benar saja? Jika itu terjadi aku akan langsung membuangmu ke saluran air di belakang istana ini!" Kata Rey tajam, ia menatap sepenuhnya Giselle yang sekarang sudah berkaca-kaca.

HIRAETH [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang