5. A Prince Of Moure

33 7 4
                                    

"Dia begitu angkuh dan kejam dari kejauhan, namun ketika kita lebih dekat dengannya, dia begitu lugu dan juga lemah."

-Giselle Rushart Theodore

***

"Jadi, aku bertransmigrasi, ya?"

Rey membatin. Ingatan Argasier si pemilik tubuh yang sekarang ia tempati mengalir di kepalanya. Mungkin ini kehidupan barunya, Rey akan berusaha untuk bisa menyesuaikan keadaannya dengan lingkungannya sekarang.

"Pangeran!" Namun tidak untuk makhluk meresahkan ini. Sungguh, Rey pikir peri hanyalah makhluk dongeng yang fiksi. Tapi sekarang ia bisa melihat dengan kepalanya sendiri bahwa makhluk kecil menyerupai kupu-kupu itu memang benar adanya.

"Pangeran, kau tadi sangat menyeramkan tapi juga keren!" seru Giselle sembari berputar mengepakkan sayap Kuning keemasan miliknya.

Suara nyaring milik Giselle membuat Rey pening. "Hey, peri. Sesuaikan nada suaramu dengan ukuran tubuhmu." ucap Rey datar. Kejadian aneh yang terjadi pada tubuhnya tadi meninggalkan rasa pening yang menyengat di kepalanya.

Mendengar perkataan sang tuan yang mengatakan suaranya nyaring dan bertubuh pendek, Giselle geram dan membawa tubuhnya berputar-putar di sekeliling kepala Sang tuan.

"AKU GISELLE, PANGERAN! GISELLE RUSHART THEODORE! AKU ITU PERI YANG SANGAT INDAH DAN SUARAKU MERDU!"

Plak!

Giselle menoleh dengan patah-patah pada kepalan tangan Rey yang tadi menepuknya seperti menepuk seekor nyamuk.

"Diamlah, jangan sampai kau bernasib sama dengan nyamuk ini." kata Rey tajam. Bahu kecil Giselle meluruh, tubuhnya bergetar karena berusaha menahan air matanya sendiri.

Giselle mengepakkan sayapnya dengan pelan dan berlalu pergi dari hadapan sang tuan.

"Tunggu dulu!" Seperti mendapatkan kekuatan maha dahsyat, tubuh kecil Giselle kembali tegak dan secepat kilat ia berbalik terbang ke hadapan sang tuan.

"Iya, pangeran. Giselle siap menjalani apapun perintah anda." kata Giselle sedikit membungkuk tubuhnya.

"Bagaimana tubuh i-ah maksudku bagaimana aku bisa tidak sadarkan diri dan hampir merenggang nyawa?" Rey mengumpat dalam hati ketika ia hampir saja mengatakan tubuh ini.

Giselle yang mendengar pertanyaan sang tuan merasa bingung, Rey menyadari perubahan raut Giselle, ia buru-buru menyangkal.

"Maksudku, aku lupa kejadiannya. Jadi aku ingin mendengar langsung darimu bagaimana aku bisa tidak sadarkan diri." Rey memang menerima ingatan Argasier, namun ingatan yang ia peroleh bersifat umum, seperti orang-orang di sekitarnya dan identitas tubuh yang Rey tempati.

Mengenai alasan mengapa si pemilik tubuh ini hampir merenggang nyawa, Rey tidak menerima ingatan apapun. Ia seperti di beri teka-teki untuk menyelesaikannya.

"Oh, baiklah." Giselle mengangguk mengerti. "Beberapa hari sebelumnya,"

***

Argasier melompat masuk ke kandang kuda khusus anggota kerajaan. Di bawah sinar rembulan malam, lelaki jangkung itu membawa kuda putih miliknya di temani oleh seorang peri kecil yang terbang lincah mengikuti kemana sang tuan pergi.

"Pangeran, tunggu aku!" Suara Giselle terdengar menghilang disertai badai yang tiba-tiba datang ntah darimana.

Argasier yang ingin pergi ke menara Flicer menghentikan kudanya dengan paksa. Hidung mancungnya mencium bau bangsa Griffin dan ras Vampir secara bersamaan.

HIRAETH [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang