14. Hyebir Snogues

10 4 0
                                    

"Ambillah sebuah makna dari masalah yang menimpamu, terkadang hal itu lebih baik daripada kau menyalahkan takdir."

-Argasier Moure Devajackson

***

Argasier menatap pedangnya yang berlumuran darah segar. Pria bermata biru itu kembali mendongak menatap lurus di mana para Prajurit mereka terluka oleh segerombolan Serigala yang menyerang mereka entah dari mana.

Ia berdiri lalu berjalan ke arah Alaric yang tengah mengobati salah satu dari Prajurit yang terluka. "Alaric, bisa kita bicara di sana." tunjuknya di tempat yang tidak terlalu jauh dari tenda.

"Oh, baiklah Pangeran." jawab Alaric dan menatap salah satu temannya, "Tolong lanjutkan ini." pintanya kemudian beranjak mengikuti langkah Argasier.

"Apa kau juga berpikir bahwa hal ini sangat aneh? Maksudku mereka tiba-tiba saja datang dan langsung menyerang saat kita sendiri belum siap, seolah-olah mereka sudah memiliki rencana sebelumnya." kata Argasier terdengar setelah Alaric tiba di sana.

Pemuda dengan gelar Kstaria itu ikut menatap pada beberapa mayat Serigala yang berhasil mereka bunuh. "Aku cukup terkejut dengan cara berpikir Pangeran, namun menurutku ini hal wajar karena kita berada di wilayah mereka dan tentu saja membuat kita di serang secara tiba-tiba seperti ini."

Argasier menghela napas pelan. Benar, mungkin ini hanya pikiranku saja yang terlalu berlebihan. Batinnya.

"Pangeran, sebaiknya kita harus lebih berhati-hati ke depannya karena kejadian seperti ini memakan banyak korban dari Prajurit kita." Alaric berkata dengan menoleh ke belakang di mana para Prajurit mereka yang tersisa tengah mengubur Prajurit yang sudah gugur dengan layak.

"Ada berapa yang tersisa?" tanya Argasier ikut menoleh.

"Ada empat belas orang, Pangeran."

"Mereka bukanlah Prajurit biasa yang mudah di lumpuhkan. Mereka mempunyai sihir dan bakat berperang sejak lahir, mereka tidak akan semudah itu gugur hanya karena Segerombolan Serigala biasa yang menyerang secara tiba-tiba."

Alaric menoleh cepat kepada Argasier karena mendengar ucapannya. "Maksud Pangeran?"

"Yah, Serigala itu bukanlah Serigala biasa." katanya kemudian berbalik melangkah mendekati salah satu mayat Serigala yang terkena tebasan pedangnya. Jika di lihat dengan sekilas, mayat Serigala itu tidak memiliki apapun di tubuhnya yang mencurigakan, tapi setelah Argasier menyibak bulu lebatnya terdapat kalung merah samar yang melingkar di lehernya.

"Apa itu Pangeran?" tanya Alaric yang kemudian mendekat.

"Entah, tapi menurutku ini sihir."

"Sihir?"

Argasier mengangkat pedangnya untuk memutus kalung merah samar yang berada di mayat Serigala. Cahaya merah menguar dari kalung tersebut yang kemudian redup menyisakan seorang manusia yang telah menggantikan mayat Serigala tadi.

"Likantrof?!" seru Alaric terkejut. "Mengapa mereka menyerang anggota istana?"

"Apa mereka terikat dengan Moure?" tanya Argasier mendongak menatap Alaric.

"Iya, Pangeran. Mereka tinggal di barat hutan Beylendra dan jumlah mereka sangat sedikit. Mungkin kita sudah membunuh setengah dari jenis mereka." Alaric sedikit meringis pada kalimat terakhirnya.

HIRAETH [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang